Movies

TANTANGAN BESAR INDUSTRI FILM DI ASIA TENGGARA UNTUK BERKEMBANG

Industri film di Asia Tenggara harus terus berinovasi agar bisa bersaing dengan industri hiburan di Korea dan Jepang. Bagaimana dengan industri film di Indonesia?

title

FROYONION.COM - Produsen di Asia Tenggara menghadapi tantangan besar dalam industri hiburan karena pasar ini jauh lebih sepi daripada sebelumnya. Hal ini terjadi karena perusahaan-perusahaan dari Amerika Serikat memangkas pengeluaran mereka di industri hiburan untuk menenangkan para pemegang saham. 

Sementara itu, negara-negara tetangga seperti Korea, Jepang, dan India mulai menarik lebih banyak perhatian dalam industri ini, mengubah dinamika industri hiburan di kawasan ini secara signifikan.

Sebelumnya, Asia Tenggara dianggap sebagai pasar utama bagi penyedia layanan streaming internasional seperti Netflix dan Disney+. Namun, sekarang dana untuk layanan streaming tersebut berpindah haluan. 

Banyak proyek asli di wilayah ini terpaksa dihentikan atau ditunda, membuat produsen lokal mengalami kesulitan. Mereka harus mencari cara untuk bertahan dalam kondisi ekonomi yang menantang ini sambil berusaha menarik minat baru dari investor dan audiens internasional.

BACA JUGA:

‘ONE PIECE TAMAT DI 2025’ HANYA MITOS, INILAH 4 ALASANNYA!

Meskipun situasinya sulit, masih ada harapan dengan lahirnya inovasi dan adaptasi yang bisa membantu menghidupkan kembali pasar hiburan di Asia Tenggara. 

Dan Netflix masih membantu dengan tetap menjadi satu-satunya layanan streaming besar asal Amerika yang masih memesan konten di Asia, meskipun dalam skala yang lebih kecil. 

Sebaliknya Disney+ dan Prime Video telah sepenuhnya menghentikan tim produksi original mereka di Asia Tenggara, meninggalkan produsen lokal dengan kecemasan.

MENURUNNYA PRODUKTIVITAS INDUSTRI TV DI ASIA TENGGARA

Di tengah tantangan ini, beberapa produsen dan kreator lokal berusaha memanfaatkan peluang dari platform streaming lokal atau kolaborasi dengan negara-negara tetangga seperti Korea dan Jepang yang tengah naik daun. 

Mereka berharap bahwa dengan strategi yang tepat, mereka dapat menemukan celah untuk bertumbuh di pasar yang semakin kompetitif ini. Meskipun jalan di depan tampak sulit, semangat dan kreativitas yang kuat dari para produsen di Asia Tenggara masih menjadi modal utama untuk menghadapi masa depan.

Wilayah Asia Tenggara semakin penting dalam industri TV dan film karena semakin banyaknya layanan streaming. Tapi sayangnya, tingkat produksi di sini masih kalah bersaing dengan wilayah lain di Asia. 

Sekarang, yang jadi tren adalah konten-konten populer seperti Hallyu dari Korea Selatan dan anime dari Jepang. Di samping itu, pasar streaming India juga makin pesat perkembangannya. 

Meski begitu, layanan streaming global lebih memilih untuk fokus ke negara-negara di luar Asia Tenggara.

Situasi ini membuat produsen konten di Asia Tenggara kesulitan mendapatkan dana dan perhatian seperti sebelumnya. 

Banyak proyek terpaksa diurungkan atau ditunda, yang membuat makin sulitnya kreator lokal untuk berkreasi.

Tapi masih ada harapan, dengan cara berinovasi dan beradaptasi, industri hiburan di Asia Tenggara bisa kembali bangkit.

Ada beberapa produsen dan kreator lokal yang berusaha memanfaatkan platform streaming lokal atau berkolaborasi dengan negara-negara tetangga yang lagi naik daun seperti Korea dan Jepang. 

Mereka berharap, dengan strategi yang tepat, bisa menemukan peluang di pasar yang makin sengit ini. Walaupun tantangannya berat, semangat dan kreativitas dari para produsen di Asia Tenggara masih jadi kunci utama untuk mengatasi masa depan yang menantang.

PRIORITAS INDUSTRI FILM DI JEPANG DAN KOREA

Netflix dan Disney+ sama-sama lebih memprioritaskan produksi asli di Korea. Netflix terkenal berkomitmen lebih dari $2,5 miliar untuk konten Korea dalam beberapa tahun mendatang, sementara Disney+ juga mengarahkan pengeluaran mereka di Asia utamanya ke Korea. 

Paramount+ juga bekerja sama dengan layanan streaming lokal Korea, TVing, untuk membuat program asli.

Selain Korea, Netflix, Disney, dan perusahaan lainnya juga sangat tertarik pada anime dari Jepang. Mereka juga telah berinvestasi secara signifikan di India, di mana pasar streaming berkembang dengan pesat. 

Amazon khususnya telah berinvestasi besar di India, yang menurut Mike Hopkins dari Prime Video dan Amazon MGM Studios, menjadi salah satu negara dengan langganan Prime terbanyak, di luar AS.

Disney juga memimpin pasar streaming India melalui platform Disney+ Hotstar, dan sedang menggabungkan operasi lokalnya dengan Reliance Industries setelah menghadapi tahun 2023 yang sulit. Sementara Netflix menyatakan kesuksesan mereka di India tahun lalu dan menawarkan produksi asli baru seperti Heeramandi: The Diamond Bazaar.

Meskipun gambarannya agak rumit, hal ini menunjukkan bahwa keberhasilan di Asia, terutama di pasar yang dianggap baru berkembang seperti Malaysia atau Thailand, tidak bisa dijamin. 

Saat ini, tujuan utama mereka adalah untuk mencapai keuntungan di mana pun mereka beroperasi.

BANGKIT DENGAN INOVASI DAN ADAPTASI

Netflix menolak anggapan bahwa mereka mengurangi pengeluaran di Asia Tenggara dan memindahkan dana ke negara lain. Faktanya, jumlah produksi original mereka di Thailand meningkat dari enam judul pada tahun 2023 menjadi sepuluh tahun ini. 

Netflix juga sedang mengerjakan produksi original mendatang dengan pembuat film Indonesia seperti Joko Anwar dan film aksi besar pertama yang dibintangi wanita di Indonesia, The Shadow Strays karya Timo Tjahjanto. Namun, beberapa sumber produksi merasakan adanya perubahan momentum.

Malobika Banerji, Kepala Konten SEA di Netflix, mengatakan dalam sebuah pernyataan: "Investasi kami yang berkelanjutan di Asia Tenggara melampaui serial dan film, kami mendukung generasi baru pencerita lokal. Ini termasuk menciptakan peluang bagi pembuat film pemula dan memberikan pelatihan keterampilan bagi staf produksi di semua tingkatan. Kami ingin melihat pertumbuhan yang berkelanjutan untuk industri lokal dan memungkinkan cerita-cerita penting ini dibagikan di panggung global."

Tantangan besar yang dihadapi oleh produsen di Asia Tenggara dalam industri hiburan menunjukkan betapa pentingnya adaptasi dalam menghadapi perubahan dinamika pasar. 

Meskipun Netflix menegaskan komitmennya terhadap produksi di Thailand dan Indonesia, tantangan tetap besar bagi produsen lokal untuk tetap bersaing dalam kancah yang semakin ketat ini. 

Namun, harapan masih ada, terutama dengan dukungan dari platform streaming global seperti Netflix yang berusaha mendukung pertumbuhan industri lokal dan memperluas cakupan cerita-cerita Asia Tenggara ke panggung global. 

Semangat dan kreativitas produsen lokal menjadi kunci untuk menghadapi masa depan yang penuh dengan tantangan ini. (*/)

  • whatsapp
  • twitter
  • facebook
  • remix
Penulis

Muhammad Nur Faizi

Reporter LPM Metamorfosa dan menjadi Junior editor di Berita Sleman.