Movies

SOROP: KOLABORASI HOROR INDONESIA DAN KOREA YANG SIAP MENDUNIA

Sorop adalah film horor Indonesia yang menggabungkan cerita rakyat lokal dengan elemen supernatural. Film karya sutradara Upi tersebut berdasarkan thread viral karya SimpleMan.

title

FROYONION.COM - Industri film Indonesia kembali menarik perhatian dunia internasional dengan hadirnya proyek film horor terbaru, Sorop. 

Diproduksi oleh MD Pictures, salah satu rumah produksi terbesar di Indonesia, Sorop mendapat dukungan investasi dan distribusi internasional dari Barunson E&A, perusahaan raksasa asal Korea Selatan yang dikenal dengan produksi film pemenang Oscar, Parasite

Kolaborasi ini menandai sebuah langkah besar bagi film horor Indonesia untuk bersaing di pasar internasional, terutama melalui peluncuran resminya di Busan’s Asian Contents & Film Market (ACFM) mendatang.

Sorop ditulis dan disutradarai oleh Upi, seorang pembuat film veteran Indonesia yang sebelumnya sukses dengan berbagai genre film, seperti Sri Asih, sebuah film superhero yang juga ditulis dan diproduseri oleh Joko Anwar. 

Upi juga dikenal lewat franchise film komedi romantis My Stupid Boss, yang memperoleh popularitas besar di Indonesia. 

Namun, kali ini Upi mengarahkan pandangannya ke genre horor dengan membawa cerita yang berdasarkan thread horor viral karya SimpleMan, seorang kreator terkemuka di Twitter Indonesia.

SimpleMan sebelumnya dikenal karena cerita horor viral lainnya, seperti KKN di Desa Penari, yang juga diproduksi oleh MD Pictures dan menjadi film terlaris dalam sejarah perfilman Indonesia. 

Kesuksesan tersebut mengantarkan SimpleMan ke puncak popularitas di dunia horor digital, menjadikan cerita-ceritanya sebagai sumber inspirasi utama bagi beberapa film horor terlaris.

Dalam Sorop, SimpleMan sekali lagi bekerjasama dengan Upi untuk menyusun naskah yang penuh dengan ketegangan dan misteri.

Sorop berfokus pada perjalanan dua saudara, Hanif dan Isti, yang pulang ke kampung halaman mereka karena paman mereka sakit. 

Setelah kematian pamannya, peristiwa-peristiwa aneh mulai terjadi, termasuk kemunculan kembali sang paman dalam wujud yang tidak biasa. 

Cerita ini menggabungkan unsur-unsur horor supernatural dengan elemen-elemen budaya lokal yang kental, menjadikannya sebuah film yang tidak hanya menyeramkan tetapi juga sangat khas Indonesia.

POTENSI INTERNASIONAL UNTUK FILM HOROR INDONESIA

Berkolaborasi dengan Barunson E&A, Sorop siap untuk mencapai pasar internasional. Barunson E&A adalah nama besar di industri film Korea, terkenal sebagai perusahaan di balik kesuksesan film Parasite yang memenangkan Oscar. 

Selain itu, Barunson E&A telah semakin aktif berinvestasi dan menangani penjualan internasional film-film non-Korea. Baru-baru ini, mereka menangani film horor-komedi Vietnam Don’t Cry, Butterfly, yang memenangkan penghargaan bergengsi di Venice Critics’ Week.

Keterlibatan Barunson E&A dalam proyek Sorop tidak hanya menunjukkan kepercayaan mereka pada kualitas film horor Indonesia, tetapi juga menegaskan bahwa film ini memiliki potensi untuk sukses di panggung global. 

Sylvie Kim, kepala divisi bisnis internasional Barunson E&A, mengatakan, “Selama dua tahun terakhir, kami melihat potensi besar dalam para pembuat film Indonesia dan yakin cerita-cerita mereka bisa menggugah hati penonton di seluruh dunia.”

Kolaborasi ini juga merupakan langkah strategis bagi MD Pictures yang telah memproduksi beberapa film Indonesia terlaris, termasuk KKN di Desa Penari dan prekuelnya Dancing Village: The Curse Begins, yang menjadi film Asia Tenggara pertama yang difilmkan menggunakan kamera bersertifikasi IMAX. 

Menurut CEO MD Pictures, Manoj Punjabi, “Kami sangat senang dapat bekerja sama dengan Barunson E&A, sebuah perusahaan yang terkenal dengan kesuksesannya di pasar global, untuk membawa Sorop ke penonton internasional. Sorop menawarkan campuran unik antara cerita rakyat lokal dan misteri supernatural, yang kami percaya akan memikat penonton di seluruh dunia.”

HOROR INDONESIA DAN TREN GLOBAL

Industri horor Indonesia terus mengalami pertumbuhan yang signifikan. Tahun 2023, film Sewu Dino yang disutradarai oleh Kimo Stamboel, berdasarkan thread viral SimpleMan lainnya, berhasil menjadi film terlaris dengan 4,89 juta penonton. 

Angka ini menunjukkan bahwa cerita-cerita horor dengan akar budaya lokal, seperti Sorop, memiliki daya tarik besar di kalangan penonton Indonesia. 

Dan sekarang, dengan dukungan Barunson E&A, Sorop memiliki peluang untuk mencapai penonton yang lebih luas di luar negeri.

Keberhasilan film-film ini juga didukung oleh peningkatan jumlah penonton bioskop di Indonesia. 

Tahun 2023, jumlah penonton bioskop di Indonesia meningkat sebesar 14,5%, dengan film lokal menguasai 48% pangsa pasar di kuartal keempat. 

Tren ini menunjukkan bahwa film-film lokal, terutama genre horor, semakin mendapatkan tempat di hati penonton Indonesia, sekaligus menarik perhatian pelaku industri internasional seperti Barunson E&A.

Dengan keterlibatan Barunson E&A dalam distribusi internasional, Sorop siap menjadi salah satu film horor Indonesia yang mendunia. 

Menggabungkan cerita rakyat lokal dengan elemen supernatural yang menegangkan, film ini menawarkan sesuatu yang segar bagi penonton internasional. 

Selain itu, kolaborasi antara MD Pictures dan Barunson E&A menunjukkan bahwa film horor Indonesia memiliki potensi besar untuk bersaing di pasar global.

Apakah Sorop akan mengikuti jejak sukses film-film horor Indonesia lainnya seperti KKN di Desa Penari dan Sewu Dino

Hanya waktu yang akan menjawab, namun satu hal yang pasti: Sorop siap membawa horor Indonesia ke tingkat yang lebih tinggi dengan cerita yang menegangkan dan kolaborasi internasional yang kuat.

BACA JUGA: REVIEW FILM TRANSFORMERS ONE: SEJARAH AWAL PERSETERUAN AUTOBOTS VS DECEPTICONS

  • whatsapp
  • twitter
  • facebook
  • remix
Penulis

Muhammad Nur Faizi

Reporter LPM Metamorfosa dan menjadi Junior editor di Berita Sleman.