Netflix baru saja mengumumkan bahwa produksi series One Hundred Years of Solitude, berhasil meningkatkan perekonomian di Kolombia. Kok bisa? Simak selengkapnya di artikel ini!
FROYONION.COM - Series One Hundred Years of Solitude di bawah naungan Netflix telah menjadi perbincangan ramai.
Bahkan jauh sebelum series tersebut resmi dilepas pada bulan Desember ini, banyak orang menantikan hasil adaptasi dari novel masterpiece karya Gabriel Garcia Marquez.
Namun, dampak positif dari adaptasi ini tak cukup berhenti menjadi perbincangan saja. Melainkan juga meluas dan membawa pengaruh bagi perekonomian Kolombia yang dijadikan lokasi syuting.
Dilansir dari laman Deadline, baru-baru ini Netflix mengumumkan produksi film ini telah menyumbang lebih dari USD 51,8 juta (sekitar 831 miliar rupiah) bagi ekonomi tersebut.
Angka tersebut merupakan dampak terhadap PDB dan mencakup dampak pengeluaran langsung untuk produksi dan pengeluaran yang terjadi di hilir dalam rantai pasokan.
Selain itu, proyek adaptasi ini juga dianggap membantu Kolombia dalam mempromosikan kekayaan budaya yang mereka miliki, mengingat series ini merangkul musik hingga tarian khas Kolombia.
Adaptasi novel penting dari Gabriel García Márquez ini menjadi proyek series terbesar yang pernah terjadi di Kolombia.
Hal ini tak lepas dari kesepakatan yang dibuat antara pihak Netflix dengan keluarga Gabriel García Márquez.
Isi kesepakatan tersebut mengharuskan kota fiksi Macondo harus diwujudkan di Kolombia dan dibangun dengan melibatkan tangan-tangan kreatif orang Kolombia.
Alhasil, series ini akhirnya difilmkan sepenuhnya di Kolombia, dengan melibatkan lebih dari 900 orang tim produksi yang sebagian besar merupakan orang Kolombia.
Macondo milik Netflix tersebut dibangun di atas lahan seluas 540.000 meter persegi, di Alvarado, Tolima.
Pemilihan lokasi ini bukan tanpa alasan. Selain memiliki bentang alam yang indah dan menakjubkan, lokasi tersebut juga unggul dalam urusan logistik.
Disebutkan juga, bahwa adaptasi series ini telah melibatkan sekitar 150 perajin dari seluruh negeri.
Mereka bekerja sama dengan lebih dari 850 pemasok lokal untuk merancang bangunan demi menghadirkan kota Macondo ke dunia nyata.
Musik yang diproduksi untuk serial ini juga memberikan ciri khas Kolombia ini dengan suara dari Los Gaiteros de San Jacinto, drummer Toto La Momposina, Carmelo Torres, dan Víctor Navarro yang berkontribusi pada soundtrack serial ini.
Dalam desain kostum, sekitar 40 ribu pakaian dibuat, 97% di antaranya diproduksi dengan perusahaan tekstil asal Kolombia.
Dengan banyaknya masyarakat setempat yang dilibatkan, tak heran jika perekonomian Kolombia meningkat berkat produksi series ini.
Melalui proyek ini, Netflix ingin menunjukkan kontribusi mereka terhadap industri perfilman lokal negara lain, karena belakangan mereka banyak berinvestasi di luar AS.
Sebelumnya mereka telah mendokumentasikan peningkatan ekonomi lokal berkat investasi mereka di berbagai belahan dunia. Mengumumkan angka pencapaian di Kolombia, menjadi langkah awal bagi raksasa SVOD tersebut.
Hal ini sepertinya suatu kesengajaan, mengingat Netflix berniat menjangkau lebih jauh ke konten orisinil lainnya dari Amerika Latin.
Merasa bangga dengan produksi lokal yang megah ini, Netflix menyelenggarakan pameran yang akan memamerkan beberapa momen paling berkesan dalam produksi series tersebut.
Bahkan pengunjung juga dapat melihat beberapa kostum asli dari series tersebut yang dirancang oleh desainer Catherine Rodriguez.
Pemeran yang dibuka untuk umum di Museo El Chicó, bisa dikunjungi hingga 18 Desember.
Kisah dalam series ini dimulai pada pertengahan abad ke-19, dengan pernikahan José Arcadio Buendía (Marco González) dan Úrsula Iguarán (Susana Morales).
Karena keduanya adalah saudara sepupu, pernikahan mereka tidak direstui oleh ibu Úrsula, yang meramalkan bahwa keturunan mereka akan memiliki ekor babi.
Sakit hati atas hal ini, dan merasa tidak diterima di kota asal mereka, terlebih karena José Arcadio dihantui oleh hantu seorang pria yang dibunuhnya, mereka bermaksud mencari pemukiman baru.
Mereka akhirnya menemukan Macondo di tengah hutan, sebuah kota tempat banyak hal-hal ajaib terjadi. Seperti pendeta dan bayi yang melayang; orang mati yang memilih untuk tetap hidup.
Ada juga sekelompok gipsi yang datang setiap tahun, menjajakan keajaiban-keajaiban seperti alkimia, magnet, es, dan sirup yang membuat siapa pun yang meminumnya tidak terlihat.
Uniknya, semua keanehan ini diperlakukan seperti layaknya hal yang masuk akal.
Sama seperti novelnya, series ini akan menceritakan kisah keluarga Buendia selama tujuh generasi yang dimulai lewat kisah cinta José Arcadio Buendía dan Úrsula Iguarán.
Dari generasi satu ke generasi lainnya, kota Macondo mengalami banyak peristiwa. Mulai dari masa-masa penuh kemakmuran hingga masa-masa kejatuhannya yang diikuti dengan kemerosotan moral keluarga Buendía.
Mau tahu kisah lengkapnya? Series One Hundred Years of Solitude sudah bisa ditonton di Netflix sejak 11 Desember kemarin. Selamat menonton! (*/)