Dalam tahun yang minim konten live-action DC, serial The Penguin hadir sebagai angin segar. Serial ini melanjutkan cerita di mana film The Batman berhenti pada tahun 2022.
FROYONION.COM - Tahun 2024 tidak menyuguhkan banyak konten baru dari dunia DC dalam bentuk live-action. Namun, serial The Penguin berhasil menjadi angin segar bagi para penggemar.
Kisah ini melanjutkan cerita dari film The Batman yang dirilis pada 2022, di mana Oswald Cobb atau lebih dikenal dengan sebutan Penguin, diperankan oleh Colin Farrell, memanfaatkan kekacauan di Gotham untuk mengejar ambisinya menguasai dunia bawah tanah kota itu.
Colin Farrell sekali lagi menunjukkan performa luar biasa sebagai Oswald Cobb, sosok yang terluka dan memiliki ambisi besar.
Penggambaran karakternya sebagai seorang pria yang muak menjadi korban, di mana dia rela mengadu domba dua keluarga kriminal terkuat di Gotham demi meraih tujuannya, berhasil menarik perhatian.
Dengan tata rias dan prostetik yang membuatnya hampir tak dikenali, Farrell menghidupkan sosok Oswald dengan aksen New York yang kental.
Namun, ada keterbatasan dalam mengembangkan cerita Oswald Cobb sebagai protagonis utama. Dalam franchise Batman, nasib Oz sudah hampir bisa ditebak.
Para penggemar komik dan film Batman tahu bahwa ia akan menjadi salah satu bos kriminal yang kuat di Gotham. Fungsi utamanya adalah menjadi jembatan antara mafia tradisional dengan generasi baru supervillain yang mendominasi kota tersebut.
Inilah tantangan terbesar yang dihadapi serial ini. Meskipun The Penguin mampu meningkatkan ketegangan, terutama dengan trik-trik Oz yang terus mengadu kedua pihak yang berseberangan, kita semua tahu bahwa pada akhirnya dia akan menang.
BACA JUGA:
FILM ‘SELAMAT TINGGAL, SAMPAI JUMPA’ JADI PEMBUKA JAKARTA FILM WEEK 2024
Meski mengalami berbagai kegagalan, kita tahu bahwa kemenangan ada di tangannya. Karakter Oz juga terbatas dalam hal perkembangan, karena dia adalah seorang manipulator yang jarang mempertanyakan konsekuensi dari tindakannya.
Oleh karena itu, serial ini membuat keputusan penting dengan memberikan perhatian lebih kepada karakter-karakter pendukung di sekitar Oz.
Tokoh-tokoh seperti tangan kanannya yang baru, Victor (diperankan oleh Rhenzy Feliz), dan ibunya, Francis (Deirdre O’Connell), memiliki peran yang signifikan.
Ini bukan tentang apakah Oz akan sukses, tetapi tentang siapa yang akan membayar mahal untuk kesuksesannya.
Akankah Victor tetap setia meski harus mengorbankan kebahagiaannya? Ataukah dia akan menjadi korban lain dari ambisi Oz? Apakah Francis akan menjadi ibu yang bangga atau justru berakhir sebagai korban anaknya sendiri?
Pertanyaan-pertanyaan inilah yang menjadikan The Penguin sebuah kisah Batman yang menarik. Kehadiran para karakter pendukung ini sangat penting dalam membentuk kisah asal-usul supervillain. Dan tak ada yang lebih mencolok dari peran Sofia Falcone.
Meskipun The Batman dari Matt Reeves tetap setia pada material aslinya dalam hal penggambaran Penguin, hal yang sama tidak berlaku untuk Sofia Falcone.
Karakternya mengalami transformasi besar dibandingkan dengan versi komiknya, seperti dalam Batman: The Long Halloween dan Batman: Dark Victory. Perubahan-perubahan ini justru memberikan nilai tambah bagi karakter Sofia.
Dalam komik, Sofia adalah sosok yang kuat baik secara fisik maupun psikologis. Dalam The Long Halloween, dia adalah kriminal tangguh yang dibebaskan dari penjara untuk membantu ayahnya memburu Holiday Killer yang misterius.
Namun, dalam serial ini, Sofia yang diperankan oleh Cristin Milioti memiliki sisi yang lebih kompleks dan penuh dilema moral.
Ia adalah wanita yang berjuang untuk mendapatkan posisi dalam keluarga yang lebih memilih melihatnya lenyap.
Masa lalunya yang kelam terus menghantuinya, sampai-sampai ia sering terbangun dari mimpi buruk sambil menjerit.
BACA JUGA: TIM ‘FORREST GUMP’ KEMBALI REUNI DI FILM ‘HERE’, AKAN TAYANG PADA NOVEMBER 2024
Sofia pertama kali diperkenalkan sebagai seorang yang pernah ditahan di Arkham setelah melakukan serangkaian pembunuhan. Kota Gotham menjulukinya sebagai "The Hangman" karena membunuh tujuh wanita dengan cara dicekik.
Namun, episode keempat dari serial ini memberikan petunjuk bahwa sebenarnya bukan Sofia yang bertanggung jawab atas pembunuhan tersebut.
Ayahnya, Carmine (diperankan oleh Mark Strong), ternyata adalah dalang di balik pembunuhan-pembunuhan itu, dan Sofia dijadikan kambing hitam untuk melindungi ayahnya.
Tetapi, ketika Sofia dengan tenang meracuni seluruh anggota keluarganya di akhir episode, kita dibuat bertanya-tanya apakah ia benar-benar tidak bersalah.
Sofia adalah karakter yang kompleks, berbeda dengan Oswald. Kita bisa bersimpati padanya ketika ia berjuang di dalam dinding-dinding neraka Arkham, tetapi kita juga merasa ngeri ketika ia dengan dingin menghabisi keluarganya.
Bahkan ada kebanggaan tersendiri ketika ia menanggalkan nama Falcone dan menggantinya menjadi "Sofia Gigante" di episode kelima. Meskipun ia bukan sosok yang baik, kita masih berharap ia mendapatkan akhir yang bahagia, mengingat penderitaan yang telah ia lalui.
Kisah Sofia tidak memiliki akhir yang sudah ditentukan seperti halnya Oz. Bisa saja ia menjadi korban terbesar dalam kebangkitan Oz sebagai penguasa Gotham.
Namun, tidak ada jaminan bahwa serial ini akan mengakhiri kisahnya dengan kematian, seperti dalam Dark Victory.
Ada kemungkinan Sofia akan kembali ke Arkham, bergabung dengan penjahat-penjahat lainnya seperti Joker (Barry Keoghan) dan Riddler (Paul Dano).
Bahkan, mungkin serial ini menyisakan ruang bagi Sofia untuk menjadi bagian dari galeri penjahat Batman.
Bagaimanapun juga, Sofia Falcone telah muncul sebagai karakter paling menarik dalam serial The Penguin.
Episode keempat yang hampir sepenuhnya berfokus padanya membuktikan bahwa kehadirannya penting, bahkan saat Oswald sendiri hampir tak muncul. Sofia Falcone adalah alasan utama mengapa penonton terus setia menantikan episode demi episode. (*/)