Live action serial Avatar telah rilis hari ini di Netflix. Berbeda dari kartunnya yang ditonton sebagai hiburan, live action Avatar bisa membuat penonton untuk bersimpati terhadap korban penjajahan.
FROYONION.COM - Avatar: The Last Airbender live action sudah hadir dalam 8 episode sekaligus. Dengan total durasi yang lebih panjang, serial ini tentu saja lebih baik daripada Avatar live action sebelumnya produksi tahun 2010.
Pada awal episode pertama Avatar live action, kalian langsung bisa menyaksikan pertarungan antar-elemen. Pemeran Aang, Gordon Cormier mampu berakting dengan baik pada tiap scene.
Mengingat bahwa Avatar: The Last Airbender ini adalah live action, segala ekspresi tiap karakter terasa begitu nyata. Berbeda dibanding menyaksikan Avatar dalam bentuk kartun animasi.
BACA JUGA: REVIEW ONE PIECE NETFLIX: LIVE ACTION YANG DIBUAT DENGAN HATI
Namun, penonton Avatar live action tetap dirasa perlu untuk menonton serial kartunnya. Kenapa begitu?
Hal tersebut karena terdapat beberapa scene atau dialog lucu yang hanya dimengerti oleh orang yang sudah pernah menonton kartunnya.
Beberapa dialog pada serial kartun Avatar pun akan kalian dengar kembali dalam Avatar live Action di Netflix.
Sejak menyaksikan episode pertama, penonton akan dibuat merasakan betapa mengerikannya teror dari pasukan Negara Api. Memangnya, apa alasan Negara Api menebar teror?
Tenang saja, pertanyaan tersebut akan langsung terjawab di episode pertama Avatar: The Last Airbender live action.
BACA JUGA: REVIEW FILM ‘WOMEN FROM ROTE ISLAND’, ANGKAT ISU PELECEHAN SEKSUAL YANG DEPRESIF
Pada awal kemunculan Aang sebagai Avatar setelah seratus tahun, sosok Aang bisa kalian lihat tidak lebih dari bocah berusia 12 tahun.
Melihat Aang dikejar oleh pasukan Negara Api. Hal ini menimbulkan rasa miris di hati penonton, seakan Aang tidak akan bisa menang.
Bayangkan saja: seorang anak kecil, seorang diri, dikejar oleh pasukan dari satu negara, yang seluruhnya adalah orang dewasa, dan memiliki kemampuan pengendalian api.
Sepanjang perjalanan Aang ingin menguasai 4 elemen (Air, Bumi, Api, dan Udara), Aang akan bertemu dengan orang-orang baik yang akan membantunya.
BACA JUGA: APAKAH BRAND INDONESIA HARUS BERSIKAP TERHADAP KONFLIK ISRAEL-PALESTINA?
Aang pun melihat banyak sekali orang di seluruh dunia yang menentang penjajahan oleh Negara Api. Dari dasar hati mereka, penjajahan dengan alasan apapun tidak dapat dibenarkan.
Penonton serial kartunnya tentu sudah tahu jalan cerita Avatar akan berakhir seperti apa. Namun, untuk yang tidak menonton kartunnya, teruslah percaya bahwa Aang akan menciptakan perdamaian dunia.
“Tema-tema utama dalam serial ini adalah tidak menghiraukan berbagai perbedaan, mengatasi rasa pesimisme dan putus asa, serta berusaha menemukan harapan,” terang Albert Kim selaku produser sekaligus penulis.
Avatar: The Last Airbender live action mulai tayang hari ini di Netflix. Empat sutradara yang terlibat di dalamnya antara lain Michael Goi, Jabbar Raisani, Roseanne Liang, dan Jet Wilkinson.
Serial Avatar live action berangkat dari animasi orisinal produksi Nickelodeon. Cerita dalam serial Avatar terinspirasi dari berbagai cerita rakyat, budaya, dan legenda Asia, dan kisah nyata.
Topik-topik yang serius seperti perang, korban penjajahan, dan moral masyarakat membuat Avatar live action jadi memiliki nilai yang mendalam.
BACA JUGA: REVIEW A KILLER PARADOX: DRAKOR NETFLIX DENGAN PREMIS SERU, TAPI MEMBINGUNGKAN
Selain Gordon Cormier sebagai pemeran Aang, kalian juga akan berkenalan dengan bintang lainnya seperti Kiawentiio, Ian Ousley, Dallas Liu, Ken Leung, serta Paul Sun-Hyung Lee, dan Daniel Dae Kim.
Perjalanan Aang dalam Avatar: The Last Airbender live action sangat layak untuk kalian tonton. Sejumlah 8 episode Avatar live action sudah bisa kalian tonton sekaligus hanya di Netflix! (*/)