Movies

REVIEW MOANA 2: AKURASI BUDAYA POLINESIA YANG MEMUKAU

Sewindu setelah Moana (2016) mencuri hati dengan kisah petualangan heroiknya, kini Moana 2 akan kembali melanjutkan kisahnya sebagai Tautai. Berikut review film Moana 2!

title

FROYONION.COMMoana 2 sudah tayang di bioskop dan menjadi salah satu film keluarga yang cocok ditonton di akhir tahun ini. 

Melanjutkan petualangannya di film pertama, kali ini Moana mengembang tanggung jawab yang lebih besar sebagai ‘Tautai’, sebutan untuk seorang ‘penemu jalan’. 

Moana yang kini sudah lebih dewasa kembali mengarungi samudra untuk menemukan Pulau Motunui, jantung yang menghubungkan satu pulau dengan pulau lainnya yang telah lama hilang. 

Dalam upaya itulah, Moana akan dibantu oleh Maui dan ketiga kru kapal yang ia ajak–Moni, Loto, dan Kele. 

PLOT MIRIP FROZEN 2

Delapan tahun menunggu tidak menjadi penantian yang sia-sia bagi pecinta Moana, karena cerita yang disuguhkan pada sekuelnya sama sekali tidak membosankan.

Konflik yang dibawa pada sekuel ini terasa lebih ringan dibanding film pertamanya, dengan hubungan antara keluarga dan teman menjadi hal yang sangat ditekankan di Moana 2. 

BACA JUGA: ‘A VIRTUOUS BUSINESS’ JADI ANGIN SEGAR DI TENGAH DRAMA KOREA YANG GITU-GITU AJA

Alur cerita yang disuguhkan juga terasa sangat familiar dengan alur cerita Frozen 2. Keduanya memiliki beberapa kesamaan: mencari jati diri setelah mengemban tanggung jawab baru, mencari tempat yang tidak diketahui untuk menemukan jawaban, dan perjalanan Elsa dan Moana sama-sama mengorbankan hubungan mereka dengan orang terdekat. 

Tak hanya nasib Moana saja yang mirip Elsa, bahkan Sime (adik Moana) juga memiliki kemiripan dengan Anna. Seperti rasa ingin tahu dan ingin terus bersama sang kakak. Mungkin jika Simea sudah lebih dewasa, dia pun akan ikut bertualang dengan Anna. 

Namun hal ini tidak serta-merta menjadi kekurangan, karena Moana 2 toh masih bisa dinikmati dengan plot sederhana ini.  

MUSIK TERASA KURANG MAGIS

Justru salah satu kekurangan Moana 2 yang paling terasa dibanding dengan film pertamanya ada pada soundtrack lagunya. 

Tak bisa dipungkiri “How Far I’ll Go” sangat melekat pada hati dan benak penonton. Melodinya sangat catchy dan liriknya penuh motivasi. Selain OST utamanya, “You’re Welcome” dari Moana (2016) juga sangat terkenal. 

BACA JUGA: REVIEW ‘WICKED’: FILM MUSIKAL TERBAIK DI TAHUN 2024

Namun kali ini, Moana 2 harus menelan opini pahit bahwa lagu bukan menjadi forte-nya kali ini. 

Keterlibatan ‘orang baru’ seperti Abigail Barlow dan Emily Bear–yang dikenal dengan karya-karya di The Unofficial Bridgerton Musical–memegang beban untuk menciptakan lagu “Beyond”, OST Moana 2. 

Arahan dari Mark Mancina dan Opetaia Foa’i yang juga terlibat di film sebelumnya juga seharusnya bisa menjaga ‘jiwa’ dari musikalitas film ini. Namun terasa ada yang hilang ketika kita menonton filmnya. 

Tampaknya, keabsenan Lin-Manuel Miranda di Moana 2 sangat berpengaruh.

Satu-satunya lagu yang menempel justru “Get Lost” yang dinyanyikan Matangi–salah satu side character di Moana 2. 

AKURASI BUDAYA POLINESIA

Disney tampaknya sangat serius dalam riset sekuel Moana kali ini karena banyak sekali akurasi Moana 2 dengan budaya polinesia–yang adalah hal baik!

Pertama, latar waktu dalam Moana 2 dipercaya terjadi 2000 tahun lalu menurut linimasa sejarah Polinesia yang disebut “Long Pause”

Dilansir dari Screen Rant, budaya untuk menjelajah dan lautan oleh orang-orang Polinesia dimulai setelah era “Long Pause” berakhir, setelah periode 1000 tahun tanpa berlayar usai. 

Menurut kepercayaan Polinesia, kondisi laut dan samudra seusai “Long Pause” sangat agresif. Hal ini tervisualisasikan dengan segala kesulitan yang Moana hadapi saat berlayar ke pulau Motufetu. 

Berbicara tentang Motufetu, pulau ini terkonfirmasi hanya pulau fiksi. Namun jika dikaitkan dengan sejarah dan kepercayaan Polinesia, petualangan Moana yang mencari Motufetu menjadi pertanda selesainya era “Long Pause”. 

BACA JUGA: PENJELASAN GLADIATOR 2, CERITA YANG TIDAK ADA DALAM SEJARAH

Premis ini juga didukung dengan pertemuan Moana dengan orang-orang dari pulau lain yang telah lama terdiskonek dengannya–seperti saat orang Polinesia merestorasi hubungan mereka yang terputus di era “Long Pause”. 

Kedua, ada beberapa tokoh di film ini yang berdasarkan budaya asli Maori. Dilansir dari Twinkl, Maui adalah tokoh mitologi manusia setengah dewa. Bedanya, menurut mitologi Maui memiliki badan yang kecil, sedangkan di sekuel Moana ia memiliki badan kekar. 

Akurasi Moana 2 dengan budaya Polinesia ini menjadi daya tarik sekuel ini, menjadikannya lebih asli dan genuine. 

KARAKTER SAMPINGAN YANG MENCURI SPOTLIGHT

Pua, Heihei, dan Kakamora harus diakui melebihi ekspektasi sebagai karakter sampingan. Sisi komedi film ini banyak diperbantukan dengan kehadiran mereka, yang uniknya, tidak punya dialog sama sekali.

Gelak tawa banyak meledak saat Heihei berulah. Muka gemas dan imut Pua membuat penonton senyum-senyum sendiri. Lalu tak disangka-sangka kehadiran Kakamora yang tadinya menyebalkan malah berubah jadi haru saat tahu kisah asli makhluk kelapa itu. 

Tak ketinggalan tato Maui juga memberikan sentuhan komedi, bahkan lebih lucu dari dialog Maui sendiri. Moana 2 menunjukkan bahwa komedi pantomim apa Charlie Chaplin masih sangat relevan lewat kehadiran karakter-karakter sampingan ini. 

Secara keseluruhan, Moana 2 adalah film yang masih terasa seru dan menyenangkan untuk ditonton bersama keluarga atau teman. Kesampingkan ekspektasi berlebih tentang akan semeriah apa film ini, tonton saja dan kalian akan lebih bisa menikmatinya. (*/) 

  • whatsapp
  • twitter
  • facebook
  • remix
Penulis

Grace Angel

Bercita-cita menjadi seperti Najwa Shihab. Member of The Archipelago Singers.