Akhirnya Indonesia memiliki film eksorsismenya sendiri. Apakah film ini bisa menggambarkan horor dari perspektif kepercayaan lain? Lalu apakah film ini cukup universal untuk ditonton seluruh masyarakat Indonesia yang mayoritas Muslim?
FROYONION.COM - Sebuah dobrakan yang patut diapresiasi untuk Robert Ronny, sang produser, yang akhirnya mewujudkan mimpinya sejak kecil untuk membuat film eksorsisme.
Juga berkat dedikasi Bobby Prasetyo, sang sutradara, yang rela melakukan observasi selama 3 tahun untuk membuat film “Kuasa Gelap”.
Dengan lahirnya film eksorsisme dengan berlatar agama Katolik pertama di Indonesia, inklusifitas dan keberagaman sinema Indonesia pun kini memiliki spektrum yang lebih luas.
Namun, ketika sampai di layar lebar, mimpi besar dan latar belakang yang kuat tak cukup untuk membuat penonton terkesima.
Maka ini adalah review “Kuasa Gelap” yang penulis nilai dari beberapa perspektif: Plot, Penyutradaraan, dan Dampak Pada Penonton.
Sebagai umat Katolik, Robby mengaku bahwa cerita yang diangkat dalam “Kuasa Gelap” terinspirasi dari kisah nyata. Sayangnya, kasus eksorsisme apa yang secara spesifik menjadi inspirasi Robby tidak bisa dibocorkan–karena harus dirahasiakan sesuai dengan peraturan Gereja.
Film ini mengisahkan tentang Romo Rendra (Lukman Sardi) dan Romo Thomas (Jerome Kurnia) yang harus menjalankan ritual eksorsisme untuk mengusir setan dari tubuh Kayla (Lea Carachel).
BACA JUGA: 8 REKOMENDASI TONTONAN TERBARU PRIME VIDEO BULAN OKTOBER 2024
Malapetaka dimulai dari rasa kecewa Kayla saat melihat ibunya, Maya (Astrid Tiar) yang akan menikah lagi sepeninggalan sang Ayah yang sudah tiada. Beride, Kayla bersama Cilla (Freya JKT48) pergi ke kuburan sang Ayah sambil bermain jelangkung–dengan maksud untuk berkomunikasi dengan sang Ayah lagi.
Malangnya, bukan Ayah yang terpanggil, melainkan entitas pendendam yang kemudian diketahui sebagai sosok iblis. Thomas yang tadinya sudah ingin resign dari pekerjaannya sebagai Romo harus terseret bertugas membantu Rendra untuk menyelamatkan nyawa Kayla.
Bobby sendiri mengaku sangat berhati-hati dalam menyutradarai film ini. Butuh waktu 3 tahun baginya untuk melakukan riset menyeluruh, bahkan mereka juga melibatkan Pastor Johanes Robini Marianto, OP, satu dari dua Pastor di Indonesia yang memiliki izin melakukan eksorsisme.
Oleh karena itu, seluruh praktik eksorsisme di film ini juga benar adanya–sesuai dengan praktik di dunia nyata. Alur ceritanya pun berjalan dengan cukup cepat dan tidak bertele-tele, sehingga penonton banyak diteror dengan aksi eksorsisme yang bertubi-tubi.
BACA JUGA: 8 REKOMENDASI TONTONAN NETFLIX BULAN OKTOBER, ADA FILM GHIBLI TERBARU!
Ditambah lagi dengan penambahan beberapa ayat Alkitab di awal dan akhir film, yang semakin membuat film ini relate dengan umat Kristen dan Katolik. Hal ini juga bisa kita lihat di film-film eksorsisme luar yang kerap menampilkan ayat-ayat Alkitab.
Berkat riset yang mendalam, teror yang diberikan oleh “Kuasa Gelap” ada dalam porsi yang tepat.
Dalam arti film ini dapat memberikan rasa takut yang cukup bagi penonton–sehingga tidak perlu menutup mata sepanjang film untuk bisa menikmati film ini.
Karena itu juga, “Kuasa Gelap” tidak semenakutkan yang diharapkan–setidaknya tidak semenakutkan posternya sendiri.
Di poster, Kayla digambarkan dengan muka pucat dan berdiri di tengah Gereja dengan pantulan bayangan iblis yang menyerupai Valak (sosok iblis di film The Conjuring 2), sedangkan di film adegan ini tidak ada.
BACA JUGA: ‘MONSTERS: LYLE AND ERIK’, SERIAL TENTANG ANAK DURHAKA ATAU ORANG TUA DURJANA?
Jika kamu penyuka film horor dengan ketegangan yang intens, mungkin kamu bisa duduk lebih rileks selama menonton “Kuasa Gelap”.
Pada sisi lain, “Kuasa Gelap” memberikan ruang kepada umat Kristiani untuk merenungkan kembali arti iman kepada Tuhan.
Melalui “Kuasa Gelap”, kita diajak untuk melihat kasih Tuhan dari sisi lain–dari bagaimana Ia tetap menyertai kita dalam segala situasi, bahkan saat si iblis mencemooh kasih-Nya kepada kita.
Secara keseluruhan, “Kuasa Gelap” wajib kamu tonton. Bukan hanya untuk umat Kristiani, tapi juga seluruh masyarakat Indonesia yang penasaran akan praktik eksorsisme yang nyata terjadi di Indonesia. (*/)
BACA JUGA: REVIEW FILM UGLIES: HARGA YANG HARUS KAMU BAYAR UNTUK MENJADI CANTIK