“Dear Jo: Almost is Never Enough” adalah film drama yang hadirkan konflik rumah tangga yang rumit. Berikut review film Dear Jo yang sudah tayang di bioskop pada 10 Agustus.
FROYONION.COM - Berawal dari sepasang suami istri yang bekerja di luar negeri. Keduanya sukses secara finansial. Namun, pasangan Joshua (Jourdy Pranata) dan Maura (Salsabila Adriani) ternyata belum dikaruniai seorang anak sejak pernikahan mereka.
Joshua dan Maura tinggal di Baku, Azerbaijan dan bekerja di sana. Keduanya sepakat untuk menggunakan ibu pengganti (surrogate mother) untuk mengandung anak mereka. Sejak seperlima awal film Dear Jo, penonton dapat melihat keindahan panorama dataran tinggi Azerbaijan.
Akhirnya Joshua dan Maura meminta kepada Ella (Anggika Bolsterli), teman dekat Maura yang seorang single mother untuk menjadikannya sebagai ibu pengganti. Surrogate mother adalah metode mengandung dan melahirkan bagi wanita yang tidak dapat mengalami kehamilan.
Metode surrogate mother dapat membantu pasangan suami istri yang belum bisa memiliki anak dengan meminjam rahim wanita lain untuk mengandung dan melahirkan anak mereka.
Anak yang lahir akan memiliki nasab mengikuti orang tua aslinya, bukan kepada ibu pengganti. Hingga saat ini, masih belum ada aturan atau hukum yang pasti terkait surrogate mother di Indonesia.
Dear Jo: Almost is Never Enough adalah film terbaru MVP Pictures karya Sutradara Monty Tiwa dan Lakonde. Film Dear Jo merupakan adaptasi novel karya Sefryana Khairil dengan judul Almost is Never Enough.
BACA JUGA: REVIEW ‘HARI INI AKAN KITA CERITAKAN NANTI’, CERITA MASA MUDA SANG AYAH
Film Dear Jo berlatar di Azerbaijan sebagaimana film karya Monty Tiwa lainnya, seperti Nona (2020) dan Layla Majnun (2021). Sebagai gambaran umum, negara Azerbaijan terletak di perbatasan Eropa dan Asia Barat, berdekatan dengan Rusia, Georgia, Armenia, Turki dan Iran.
Menonton Dear Jo membutuhkan pikiran yang terbuka. Sebagaimana penonton, sejumlah tokoh pada film tentu mempertanyakan bagaimana kelanjutan metode yang Joshua, Maura dan Ella gunakan.
Pertanyaan “itu hamil anak siapa?” bisa kalian dengar lebih dari sekali. Konflik pertama langsung hadir pada awal film ketika Ella melangsungkan metode surrogate mother, Maura yang ingin hadir dalam proses tersebut sayangnya mengalami kecelakaan.
Joshua dan Ella sangat merasa terpukul. Keduanya merasa kehilangan sosok Maura. Joshua dan Ella akhirnya tinggal di Jakarta. Konflik lainnya mulai hadir, seperti tanggapan orang tua, juga kehadiran Ben (Roy Sungkono) sebagai teman Joshua yang juga mendekati Ella.
BACA JUGA: ‘HARI INI AKAN KITA CERITAKAN NANTI’ ANGKAT FENOMENA AYAH INTIMIDATIF (SPOILER ALERT)
Selama hidup di Jakarta, Ella kerap merindukan Azerbaijan sebagai kampung halaman almarhum suami. Alur cerita akan membawa kalian kepada hubungan yang rumit antara Ella dengan orang tuanya, pun Ella dengan orang tua Joshua.
Proses berpikir dan berdialog antara Joshua dan Ben dalam memperebutkan Ella juga tidak tersaji dengan gamblang. Tanpa berdialog, keduanya bersepakat untuk mengakhiri kompetisi dan membuat penonton menilainya sendiri.
Terdapat juga sebuah dialog yang tidak konsisten di akhir film, seperti “nanti kita ngobrol di tangga ya”, tetapi malah bertemu di lokasi lain. Product placement brand Aqua sebagai sponsor hadir dengan beragam. Kadang terasa rapi dan halus, sesekali terasa begitu ngiklan.
Itulah review film Dear Jo: Almost is Never Enough. Judul Dear Jo sendiri diambil dari nama tokoh utama, Joshua. Film Dear Jo sudah bisa kalian saksikan mulai 10 Agustus di seluruh bioskop di Indonesia. (*/)