Nikmati keseruan film-film yang tidak hanya merayakan tradisi, tapi juga menyentuh hati. Simak daftar rekomendasi film Lebaran berikut ini!
FROYONION.COM Menyambut suasana Lebaran yang semakin dekat, banyak dari kita mencari hiburan yang dapat menemani momen spesial ini. Baik itu film-film terbaru yang akan tayang di bioskop maupun film-film tema mudik yang cocok ditonton saat merayakan Idul Fitri.
Dari kisah-kisah horor hingga cerita-cerita yang mengangkat nilai-nilai keluarga, ada banyak pilihan film yang siap menghibur dan menginspirasi selama masa Lebaran. Mari jelajahi rekomendasi film yang akan menjadi teman setia selama perayaan Lebaran nanti.
Film Badarawuhi di Desa Penari bakal menghibur penonton di bioskop pada hari raya Idul Fitri atau Lebaran bulan April 2024. Film ini mengisahkan tentang sosok Badarawuhi yang misterius di Desa Penari. Badarawuhi adalah karakter utama yang menjadi pusat cerita dari sekelompok mahasiswa KKN yang terlibat dalam keangkeran di sebuah desa.
Dalam film ini, Badarawuhi digambarkan sebagai sosok wanita penari yang menakutkan bagi mahasiswa KKN. Mereka harus menghadapi berbagai kejadian mengerikan dan di luar akal sehat. Badarawuhi dianggap sebagai sosok penting dalam kehidupan spiritual dan mistis Desa Penari.
Film Siksa Kubur direncanakan tayang mulai 10 April 2024 di bioskop Indonesia. Ini adalah film ke-10 karya sutradara Joko Anwar, yang merupakan film horor yang sangat dinantikan.
Film ini menceritakan kisah Sita yang kehilangan kedua orangtuanya dalam serangan bom bunuh diri. Kejadian tersebut membuatnya kehilangan kepercayaan pada agama dan membuatnya memutuskan untuk mencari orang yang paling berdosa.
Setelah kematian orang itu, Sita memiliki keinginan untuk memasuki kuburannya guna membuktikan bahwa siksa kubur tidaklah benar-benar ada. Namun, ada akibat yang menakutkan bagi mereka yang tidak mempercayainya. Dalam film ini, Joko Anwar berupaya mendekatkan cerita dan karakter kepada penonton, serta menggambarkan berbagai isu yang tengah dihadapi oleh masyarakat.
Siksa Kubur berasal dari film pendek Grave Torture karya Joko Anwar yang dirilis di YouTube pada 2012. Film pendek tersebut menceritakan kisah seorang anak pembunuh berantai yang tanpa sengaja masuk ke dalam peti mati ayahnya.
BACA JUGA: ‘DUA HATI BIRU’ KARYA GINA S. NOER AKAN TAYANG USAI LEBARAN 2024
Film ini menceritakan tentang perjalanan sepasang suami istri dari Jakarta ke Yogyakarta. Mereka mengalami berbagai kejadian menarik selama perjalanan mudik, mulai dari suasana di jalan, hingga masalah-masalah yang timbul di antara mereka. Ketika terjadi kecelakaan yang tak terduga, Aida harus mengambil keputusan sulit yang mengubah pandangannya tentang rumah tangga.
Film ini mengisahkan perjuangan Mahmud dalam dakwah Islam dan pencariannya akan hilal secara tradisional. Meskipun menghadapi banyak halangan, Mahmud tetap yakin bahwa ibadah tidak harus melibatkan biaya besar. Konflik muncul saat putranya yang memiliki pandangan yang berbeda.
Film ini menyoroti hubungan ibu dan anak yang kuat, di mana seorang anak merantau ke Jakarta dan harus kembali ke Solo untuk merawat ibunya yang terkena Alzheimer. Konflik asmara juga menjadi bagian dari cerita yang menyentuh.
Film pendek ini mengisahkan Amin yang bingung apakah ia harus mudik atau tidak karena konflik dengan ayahnya. Ketika teman-temannya pergi, ia merasa semakin galau. Film ini tersedia di kanal Youtube FMM Studios.
Kisah ini dimulai ketika Ambar hendak pergi ke Yogyakarta bersama sepupunya, Yusuf. Mereka mengalami berbagai pengalaman selama tiga hari perjalanan, yang memunculkan pandangan hidup yang baru bagi keduanya.
Film ini menggambarkan berbagai karakter yang mengalami kesulitan dan konflik saat mudik, kisah dalam film ini menyoroti ritual budaya dan arti sebenarnya dari mudik itu sendiri.
Semua film ini cocok ditonton saat Lebaran, karena mengangkat tema-tema yang relevan dengan suasana perayaan dan tradisi mudik yang sering dilakukan masyarakat Indonesia.
BACA JUGA: 4 REKOMENDASI FILM DENGAN TEMA JATUH CINTA PADA SAHABAT
Film ini bercerita tentang keluarga Abah, Emak, serta kedua anak mereka, Euis dan Ara. Abah, yang dulunya hidup sejahtera, tiba-tiba mengalami kemiskinan dan harus memimpin keluarganya dengan segala keterbatasan. Meskipun menghadapi banyak kesulitan, mereka tetap bersama dan menciptakan momen-momen menyenangkan.
Kisah ini berfokus pada perjalanan keluarga mereka yang pindah ke daerah terpencil di Jawa Barat dan berbagai tantangan yang mereka hadapi, termasuk ketika Emak hamil anak ketiga dan Abah mengalami kecelakaan saat bekerja.
Film ini mengisahkan kehidupan Buya Hamka dari masa kecil hingga dewasa. Mulai dari perannya sebagai pengurus Muhammadiyah di Makassar hingga karier kepenulisannya. Konflik muncul ketika keluarganya harus pindah ke Medan karena Buya Hamka diangkat sebagai pemimpin redaksi Majalah Pedoman Masyarakat dan berhadapan dengan penjajah Jepang. Kisah ini juga menggambarkan peran istri Buya Hamka, Siti Rahmah, dalam berbagai keputusan penting dalam hidupnya.
Film ini mengisahkan Ahmad Dahlan, seorang pemuda yang gelisah atas pelaksanaan syariat Islam yang melenceng. Dia berusaha membuktikan bahwa arah kiblat Masjid Besar Kauman salah, dan ini menimbulkan konflik dengan para petinggi Masjid Agung Kauman. Ahmad Dahlan kemudian memulai gerakan pembaharuan Islam dengan mengubah arah kiblat yang salah, meskipun dianggap kontroversial oleh banyak pihak.
Film ini mengangkat perjuangan para pejuang Indonesia melawan penjajah Jepang pada tahun 1942. Salah satu tokoh utamanya adalah KH Hasyim Asy'ari, yang menentang perintah penjajah Jepang yang bertentangan dengan ajaran Islam. Cerita ini menyoroti perlawanan para kiai dan santri terhadap penindasan penjajah Jepang serta upaya mereka untuk memperjuangkan kemerdekaan Indonesia.
Film-film ini cocok ditonton selama perayaan Idul Fitri untuk menghibur dan menginspirasi. Dengan berbagai cerita yang menarik dan penuh makna, kalian dapat menikmati momen bersama keluarga sambil mengambil hikmah dari setiap kisah yang disampaikan. (*/) (Photo credit: Ketut Subiyakto)
Budak startup nyambi freelance
March 25, 2024
689
Wahyu Tri Utami
Shofyan Kurniawan
Fadhil
