Setelah rilis, film ‘Satria Dewa: Gatotkaca’ menuai beragam komentar dan review dari netizen Indonesia. Kira-kira, apa sih kata mereka tentang film superhero lokal satu ini?
FROYONION.COM - Setelah rilis di layar lebar pada tanggal 9 Juni kemarin, film superhero Indonesia garapan sutradara Hanung Bramantyo, yaitu Satria Dewa: Gatotkaca menuai komentar dan review yang cukup beragam di sosial media.
Hanung mengawali Satria Dewa universe dengan film Gatotkaca yang dirasa cukup ambisius. Digadang-gadang, film ini bakal jadi saingan berat ‘Gundala’ dari Bumilangit cinematic universe. Tentunya, ekspektasi masyarakat terhadap film superhero ciptaan sineas lokal cukup besar, terlebih setelah kemunculan MCU yang jadi standar tertinggi dalam jagat perfilman dunia.
Bagi sebagian netizen, film ini dirasa cukup ringan untuk ditonton. Epos Mahabharata yang mungkin terkesan ‘jadul’ diubah sedemikian rupa agar menjadi cerita pewayangan yang cukup enjoyable untuk generasi penonton zaman sekarang.Ada salah satu scene keren dalam film ini yang menceritakan kisah antara Pandawa dan Kurawa dengan menggunakan animasi. Bagi netizen, scene ini jadi salah satu scene terbaik dan patut untuk lo perhatikan.
CGI yang ada dalam film ini dirasa cukup baik. Meskipun beberapa gerakan masih terasa ‘kaku’ dan terkesan sangat computer-generated, tetapi ini adalah langkah positif yang menunjukkan berkembangnya industri perfilman lokal, mengingat Gatotkaca adalah film pertama dalam Jagat Satria Dewa.
Ke depannya juga, film ini bakal didistribusikan dan ditayangkan di Amerika dan Kanada oleh Well Go USA. Tentunya hal ini menjadi sebuah peluang yang baik sekaligus membuktikan bahwa industri perfilman lokal memang perlahan semakin diakui dan mendapat perhatian dari penonton skala global.
Tetapi, terlepas dari banyak hal positif yang terdapat dalam film ini, netizen juga menilai masih banyak kekurangan dalam film yang seharusnya bisa dihindari.
Erwin Dhia a.k.a Moonyetkecil yang merupakan seorang scriptwriter dan juga video editor di Froyonion juga merasa bahwa film ini masih memiliki beberapa kelemahan. Contohnya beberapa istilah pewayangan yang muncul dalam film ini masih terasa asing dan kurang enak didengar.
“Dalam beberapa scene, interaksi antara karakter itu terkesan kosong, alhasil jadi nggak bersimpati dengan karakter-karakter itu,” lanjut Erwin.
Penyampaian cerita pewayangan lewat interaksi yang terjadi antara karakter juga dirasa terlalu ‘loncat-loncat’. Beberapa momen dalam film juga terasa terlalu dipaksakan yang bisa membuat lo bertanya-tanya “Lho kok gini?”.
Selain itu, menurut WatchmenID, aspek lighting dalam film ini juga dirasa kurang maksimal. Sebagai salah satu film superhero yang mengusung pertarungan antara ‘si baik’ dan ‘si jahat’ sebagai nilai jual utamanya, kostum Gatotkaca yang kalau dilihat dari berbagai media promo sudah keren malah kurang di-show off ketika pertarungan berlangsung.
Keseruan dari sebuah film superhero ada di adegan-adegan tarung yang seharusnya bisa bikin lo terpukau. Tapi, kalo nyatanya pencahayaan dari film Gatotkaca ini dirasa banyak netizen masih terlalu gelap, apakah penonton nantinya bisa merasa puas melihat adegan-adegan tarung / CGI-nya yang keren itu?
“Menurut gue, hampir setiap pertarungan ibarat melihat siluet, bukan melihat sosok yang lagi bertarung, karena menurut gue sangat gelap (visualnya),” pungkas Erwin, serupa dengan ulasan dari WatchmenID.
Dan yang paling banyak dikomentari netizen adalah kemunculan beberapa brand placement yang terasa ‘kasar’ dan nggak natural. Ada salah satu brand placement dari salah satu e-commerce Indonesia yang bahkan terasa dimunculkan out-of-nowhere.
“Itu lo bukan nonton film, tapi lo liat iklan si brand ini. Ada satu satu sequence dalam film ini yang memang dikhususkan buat (iklan) itu,” lanjut Erwin.
Erwin juga berpesan, kalo mau menikmati film ini di bioskop, jangan lupa untuk tidur dulu sebelumnya, biar nggak ngantuk pas nonton. Karena, nama-nama dan istilah pewayangan ini perlu untuk lo ingat supaya lo nggak lost track pas ceritanya berprogress sepanjang film ya.
Meskipun masih banyak kekurangan, film Satria Dewa: Gatotkaca ini diharapkan bisa membuka jalan bagi film-film superhero khas pewayangan lainnya untuk jadi lebih baik dalam aspek teknis dan juga cerita yang lebih bisa dinikmati oleh seluruh penontonnya. (*/)
BACA JUGA: 5 REKOMENDASI FILM UNIK DENGAN LATAR PRODUKSI FILM BUAT MENGISI HARI LO