Di salah satu stasiun televisi Jepang, Eiichiro Oda mengungkapkan ending One Piece akan terjadi pada tahun 2025. Benarkah One Piece bakal tamat? Atau Oda bakal nge-prank penggemarnya lagi?
FROYONION.COM - Di awal kemunculannya, One Piece adalah salah satu alasan yang bikin saya malas buat ikutan pramuka di hari Minggu karena tidak kunjung tamat.
Sama halnya dengan anime lain yang tayang kala itu, One Piece menghadirkan kisah petualangan yang sama serunya dengan Dragon Ball Z, Yu-Gi-Oh!, Dr. Slump, hingga Naruto.
Namun, setelah lebih dari dua dekade manganya berjalan, ending yang kerap dijanjikan oleh Eiichiro Oda tak kunjung terjadi.
Terbaru, ia mengungkapkan bahwa ending One Piece akan hadir setidaknya pada tahun 2025, yang berarti tinggal setahun saja.
BACA JUGA: NETFLIX AKAN RILIS SERIAL ‘THE ONE PIECE’, ADAPTASI BARU DARI KOMIK ODA-SENSEI
Di antara banyak mitos yang tak layak dipercayai, dekatnya ending One Piece adalah salah satunya.
Terlebih mengingat kompleksitas semesta One Piece sejauh ini, saya kira manga kesayangan generasi Milenial ini tak bakal tamat tanpa meninggalkan lubang atau plot hole.
Selain itu, terdapat beberapa alasan yang saya rasa akan sulit bikin One Piece mencapai ending apalagi hanya berjarak setahun saja, antara lain:
Petualangan tanpa akhir barangkali menjadi kata kunci bagi serial tv anak-anak di era tersebut, tepatnya di era tahun 90-an hingga awal tahun milenium.
Baik anime maupun serial lainnya seperti Kamen Rider, Kabutaku, Power Ranger hingga Ultraman, misalnya selalu mengusung konsep tersebut, selain mengusung konsep nakama atau teman adalah segalanya.
Lalu sebagaimana petualangan pada umumnya, selalu ada rintangan dan halangan yang mesti dihadapi. Biasanya, halangan itu berupa villain atau monster yang mesti dihadapi oleh para tokoh utama.
Dalam Power Ranger misalnya, serial pahlawan warna-warni itu selalu dimulai dengan datangnya monster yang dikirim ke Bumi pada tiap episodenya.
Lalu dengan segenap usaha, para Ranger akan mengalahkan monster tersebut dan membawa kembali kedamaian di Bumi.
Untuk menghindari kebosanan, biasanya tiap monster punya ciri khas atau kekuatannya sendiri dalam upayanya menyerang Bumi. Misalnya pernah di suatu episode, si monster punya kemampuan untuk mengadu domba para Ranger.
BACA JUGA: 3 MOMEN IKONIK YANG DIPREDIKSI MUNCUL DI ONE PIECE NETFLIX SEASON 2
Konsep yang tak jauh berbeda pun dapat kita lacak dalam serial manga atau anime One Piece. Dimulai dengan perahu kecil, Luffy yang bercita-cita menjadi Raja Bajak Laut berupaya mencari kru yang bakal membantunya.
Sejak di lautan lepas, Luffy sudah harus menghadapi serangan monster laut, dan tak lama kemudian melawan Bajak Laut Alvida hingga nasib membuatnya harus menghadapi Kapten Morgan (si manusia bertangan kapak), dan berhasil mendapatkan kru pertama sekaligus wakil kapten, yaitu Zoro.
Konsep berpetualang dan melawan monster ini terus diulang oleh Oda hingga One Piece kini sudah mencapai lebih dari seribu episode.
Tentu saja, demi menghindarkan penggemarnya dari kebosanan, tiap villain yang dihadapi punya ciri khas kekuatan yang memaksa Luffy dkk. mesti memutar otak buat mengalahkan mereka sehingga mampu mengambil hikmah dan melanjutkan petualangan.
Variasi kekuatan yang bisa didapatkan lewat devil fruit membuat lawan Luffy dkk. pun sangat beragam dan cara untuk melawannya pun jelas berbeda-beda.
Misalnya Crocodile yang dikalahkan dengan air karena ia punya kekuatan pasir; atau God Eneru yang kekuatan petirnya jadi sia-sia menghadapi si manusia karet.
BACA JUGA: ODA UMUMKAN ONE PIECE NETFLIX SEASON 2, CHOPPER RESMI GABUNG KRU!
Biarpun seru dan menarik, jika One Piece masih terus mengandalkan konsep ini, saya kira manga ini bakal terus berjalan tanpa akhir (ending) layaknya Dragon Ball walaupun authornya sudah mangkat.
Goku misalnya sudah dihidupkan berkali-kali dan kini terus menambah kekuatannya bahkan ia mesti berlatih bersama para dewa segala.
Super Saiyan 5 atau berapalah itu tak akan cukup bagi Goku. Dan kiranya, begitu pula dengan nasib Luffy dengan Gear 5 Sun God Nika yang bahkan sekarang mulai sering di-spam.
Curiganya nih ya, Oda memang bikin One Piece di awal dulu tanpa pernah memikirkan bakal seperti apa ending-nya.
Yang penting jalan saja dulu manganya, masalah naik ke pelaminan atau udak, eh maksudnya bagaimana ending-nya nanti bisa dipikirkan belakangan.
One Piece merupakan salah satu manga yang menjadi bagian dari Big 4 atau golongan manga gede yang pernah diterbitkan oleh Shueisha atau akrab dikenal Shonen Jump.
Usai berakhirnya Bleach dan Naruto, lalu diikuti dengan kabar meninggalnya Toriyama (author Dragon Ball); saya kira Shueisha tidak akan membiarkan One Piece cepat berakhir.
Biarpun kita tahu, Bleach diproduksi kembali dengan episode-episode yang makin absurd; perjuangan Naruto yang diteruskan oleh Boruto meski Kishimoto menolak melanjutkan; dan Dragon Ball yang sudah dipegang oleh kreator lainnya.
BACA JUGA: INI DAFTAR ALUR CERITA YANG BERBEDA DI VERSI ‘ONE PIECE’ LIVE ACTION DENGAN VERSI ANIME DAN MANGANYA
Namun, membiarkan One Piece tetap diurus oleh Eiichiro Oda adalah cara paling ampuh untuk mempertahankan penggemar manga ini yang merupakan penghasil cuan terbesar buat Shueisha.
Maka tidak heran, jika Shueisha begitu murah hati memberi cuti pada Oda beberapa waktu lalu. Bukan tidak mungkin langkah ini diambil oleh mereka agar Oda bisa memikirkan ide-ide baru untuk menambah umur One Piece.
Kapan lagi coba, bikin movie yang ceritanya ala kadarnya, namun laris-manis ditonton hanya dengan diberi judul One Piece apalah itu.
Saya kira, Shueisha akan berupaya sangat keras agar Oda tidak segera menamatkan One Piece bagaimanapun caranya.
Eksploitasi berlebihan semacam ini bukanlah hal baru di produk kreatif seperti ini. Contoh paling nyata adalah franchise Fast Furious yang terus digeber, biarpun ceritanya makin nganu.
Ada banyak pertanyaan yang menjadi rahasia besar di One Piece. Misalnya seperti, bagaimana asal-usul dari devil fruit? Juga, apa rahasia yang disembunyikan oleh Pemerintah Dunia?
Belum lagi pertanyaan soal, seperti apakah kekuatan dari Shank hingga Gorosei yang sebenarnya? Siapa sosok Im Sama yang hingga kini masih menjadi rahasia?
Hingga yang paling bikin penasaran, bakal seperti apa harta karun bernama one piece yang dijanjikan oleh Raja Bajak Laut Roger?
Dari pertanyaan-pertanyaan di atas, bisa terlihat betapa kompleksnya plot dan cerita dalam One Piece sekarang.
Kini One Piece tak hanya soal petualangan mencari harta karun belaka. Melainkan sudah merembet ke bahasan soal konspirasi elit global segala.
BACA JUGA: TAK SAMA, INI DAFTAR KARAKTER DARI ANIME DAN MANGA YANG TIDAK ADA DI ‘ONE PIECE LIVE ACTION’
Cerita yang kompleks ini semakin njelimet dengan dimasukkannya tokoh yang tak kalah banyaknya.
Dengan banyaknya tokoh yang dimasukkan dalam One Piece, mau tak mau Oda juga harus memikirkan soal backstory mereka, apa motivasi mereka?
Lalu bagaimana plot yang mereka bawa bisa masuk dan nyambung dengan plot atau konflik dalam One Piece?
Dan banyak lagi pertanyaan lainnya. Sehingga jika Oda gagal menjawab pertanyaan itu, bukan tidak mungkin bakal tercipta plot hole yang akan terasa mengganggu.
Mengingat betapa kompleksnya cerita One Piece sekarang, saya kira Oda tidak bisa menamatkannya dalam jangka waktu setahun seperti yang dijanjikannya.
Kalaupun pada akhirnya Oda ngeyel buat menamatkan One Piece di tahun 2025, bukan tidak mungkin manganya bakal punya ending yang terkesan mendadak dan dipaksakan seperti yang terjadi pada Bleach dan Naruto.
Bukan tidak mungkin, sosok seperti Kaguya dalam Naruto dan plot yang kebanyakan flashback, akan muncul juga di One Piece jika Oda terburu-buru menamatkan manganya tanpa perhitungan yang matang.
Banyak cerita yang tersebar di media sosial bahwa beberapa penggemar menganggap One Piece adalah salah satu alasan bagi mereka untuk melanjutkan hidup mereka yang penuh keputusasaan ini.
Bagi mereka, One Piece bukan sekadar manga atau tontonan, melainkan penyambung umur.
Maka tak heran, tamatnya One Piece bakal menjadi kehilangan besar bagi mereka. Oleh karenanya, sebagian besar fans akan menolak Oda buat mengakhiri manganya.
Sebagai catatan, hal semacam ini bukanlah hal baru di dunia manga. Kishimoto misalnya pernah mendapat ancaman dari orang tidak kenal gara-gara ia mau merampungkan Naruto.
Hal itu membuatnya harus menunda ending Naruto dan memasukkan plot tambahan untuk menambah umur manganya. Tak heran Madara yang sebelumnya diplot bakal jadi final boss, malah diganti dengan sosok Kaguya.
Soal alasan yang satu ini, sebagai penggemar seharusnya kita bisa mendukung semua keputusan Oda buat menuntaskan One Piece dengan cara yang dikehendakinya.
Mungkin ending One Piece bakal menjadi perpisahan yang pahit bagi kita semua. Hanya saja perpisahan terkadang memang diperlukan agar semua pihak bisa berbahagia. (*/)