Movies

NGERINYA ASAL NYUMPAH SAAT MAGHRIB (SEBUAH REVIEW FILM ‘WAKTU MAGHRIB’)

Kalau kamu suka nyumpahin orang, setelah nonton film ini, kamu bakalan berhati-hati dengan omonganmu!

title

FROYONION.COM - Makanya jangan nyumpahin perempuan yang belum nikah, nanti diganggu setan rasain lho!

Hehehe..ini candaan saya saja selepas menonton film horor Indonesia terbaru Waktu Maghrib. Asal muasal kejadian mengerikan di desa tersebut soalnya bermula dari dua anak remaja yang menyumpahi gurunya perawan tua. 

Tersebutlah suatu desa di tahun 2002, ada dua anak SMP yang selalu telat kalau masuk sekolah, namanya Adi dan Saman. Gurunya kesal dong, jadinya dua anak ini sering banget dimarahin sama gurunya. 

Suatu hari, Saman kena semprot sama kakak laki-lakinya karena dia lupa mengantarkan madu titipan ke warung biasa. Sebabnya, karena Adi dan Saman dihukum oleh gurunya enggak bisa langsung pulang. Soalnya untuk sekian kalinya dua anak ini telat masuk sekolah. 

Lagi emosi dan memang dasar dua anak ini saja yang kelewatan, mereka menyumpahi gurunya mati. Biar hidup mereka aman, enggak terganggu lagi. Bisa nangkap ikan, bisa datang terlambat dan lain-lainya.

Mereka menyumpahi gurunya di waktu maghrib. Di tempat berbeda, di rumah si guru, mulai muncul kejadian-kejadian aneh yang pada akhirnya membawa si guru pada kematian nggak wajar. 

Sejak kematian guru tersebut, Saman dan Adi mengalami pengalaman horor. Pada akhirnya nggak hanya mereka berdua, satu desa juga dirongrong oleh kejadian-kejadian mencekam yang selalu dimulai di waktu maghrib.

Nah, sebenarnya, kalau ditarik ke 30 tahun lalu, ternyata dulu pernah ada kejadian sama. Ada tiga anak yang mengalami kejadian gaib di waktu maghrib. Satu anak meninggal, sedang yang satunya mengidap gangguan jiwa. Tapi, peristiwa puluhan tahun lalu itu sudah dilupakan oleh warga desa setempat. Kematian ganjil si guru menjadi semacam trigger untuk peristiwa yang sudah hampir dilupakan tersebut.

TERINSPIRASI FILM PENDEK YOUTUBE

Basically, film ini menarik sih. Cukup menghibur, agak menakutkan di beberapa scenes, walaupun jujur ada penampilan setannya yang agak mengecewakan. Tapi secara keseluruhan film ini cukup menarik untuk ditonton. 

Saya menonton film ini pas banget kemarin (17 Februari 2023) di XXI Setiabudi One. Dan menurut mbak XXI-nya, ketika pemutaran pertama, penontonnya sedikit banget. Baru setelah beberapa hari mulai agak ramai. 

“Bisa jadi karena review orang kali ya, makanya jadi agak rame..” komentar teman nonton saya. 

Oh ya, ternyata film ini terinspirasi dari film pendek dengan tema sama yang ada di YouTube—ketika film baru akan dimulai ada disebutkan.

Kenapa saya akhirnya tertarik menonton film ini, karena dulu banget saya pernah nonton film pendek Sandekala yang keren banget. Sederhana, nggak banyak percakapan, tapi mencekamnya dapet banget. Kuy, nonton kalau kamu penasaran, Civs…

Apakah Waktu Maghrib ini terinspirasi dari situ atau dari film maghrib yang lain? Soalnya, ada banyak ternyata film pendek di YouTube yang membahas tentang maghrib. Selain Sandekala ada juga yang ini

Kalau yang ini, ceritanya agak beda dengan yang Sandekala yang latarnya tentang ibu yang mau pulang ke rumah dengan anak perempuannya di waktu maghrib. Kalau yang terakhir saya sebut itu, tentang perempuan yang mobilnya mogok di waktu maghrib.

KENAPA NGGAK BOLEH KELUAR PAS MAGHRIB?

Film Waktu Maghrib diangkat dari kepercayaan kalau waktu maghrib itu nggak boleh keluar, soalnya jin dan setan suka keluar di waktu tersebut. Ketika kecil dulu, orang tua saya juga suka melarang saya untuk keluar saat maghrib. Saya juga dilarang tidur pas maghrib, nanti ketindihan—katanya sih begitu. 

Anyway, supaya nggak lari dari jalur, kita balik lagi ya bahas film yang tadi hehe. Film ini cukup menarik untuk ditonton. Ada pesan moralnya juga—tapi nggak ala-ala film horor Indonesia tahun 80-an ya hihihi. Pesan moralnya apa? 

1. Hati-Hati Kalau Ngomong

Seberapa kesalnya kita sama orang, kalau ngomong itu hati-hati. Kan ada yang bilang omongan itu adalah doa. Jadi nggak boleh sembarangan. Baiknya kita keluarkan dari mulut itu yang manis dan sedap didengar. Kalau lagi emosi, mingkem, dan berdiam diri. Atau tinju-tinju samsak, timbang bikin keributan atau menyumpahi yang nggak semestinya.

2. Kalau Hidup Susah Harus Tahu Diri

Seperti Saman yang hidupnya sudah susah, punya nenek yang sakit, kakak laki-laki yang mati-matian mencari uang, tapi lha ya kok nggak sadar gitu. Masih saja berleha-leha, dan lupa menitipkan madu—padahal ini sumber ekonomi mereka, bangun siang sampai terlambat sekolah, dan ngumpatin gurunya lagi. 

Mungkin inilah yang mungkin disebut dengan kemiskinan struktural ya. Terkadang, keadaan membuat sebagian orang tidak bisa maju, karena dia nggak punya panutan dan keterbatasan akses ke sumber daya. Sedih sih… (*/)

  • whatsapp
  • twitter
  • facebook
  • remix
Penulis

Ester Pandiangan

Penulis buku "Maaf, Orgasme Bukan Hanya Urusan Kelamin (2022)". Tertarik dengan isu-isu seputar seksualitas.