Movies

MENGENAL SKEMA PONZI YANG ADA DI DRAMA DECOY

Baru-baru ini drama Decoy atau The Bait mengusung cerita bertema skema ponzi. Emangnya apa sih skema ponzi ini?

title

FROYONION.COM - Sebelumnya gue akan cerita sedikit mengenai drama yang entah kenapa jarang ada yang bahas, yaitu Decoy. Drama ini menjadi drama comeback-nya Jang Geun Suk setelah hiatus 5 tahun.

Decoy ini menceritakan tentang kasus pembunuhan berantai yang berhubungan dengan kasus penipuan skema ponzi yang terjadi di tahun 2010. Pusing nggak lu? 

Jadi, ceritanya berlatar di tahun 2023, ada seorang detektif bernama Gu Do Han (Jang Geun Suk) yang ditugaskan untuk mengungkap kasus pembunuhan. Gu Do Han ini dulunya bekerja sebagai seorang pengacara, tapi ada suatu kejadian yang bikin Gu Do Han alih profesi jadi detektif.

Yah, namanya mantan pengacara terkenal dan nggak pernah kalah di persidangan pasti lebih teliti untuk memecahkan suatu kasus.

Nah, belum selesai dengan kasus yang sebelumnya, ada kasus pembunuhan lagi yang saling berkaitan. Kenapa saling berkaitan? Karena korbannya selalu menelepon polisi dan berkata kalau No Sang Cheon bakal membunuhnya.

Terus No Sang Cheon ini siapa? Dia ini pelaku penipuan skema ponzi di tahun 2010, tapi dia ini dikabarkan sudah kabur ke Tiongkok dan meninggal di sana. Lah, yang mengancam korban pembunuhan siapa dong? Nah, itu belum tau karena part 2 nya akan rilis bulan April nanti. Lo bisa nonton di Prime Video.

BACA JUGA : EXTRAORDINARY ATTORNEY WOO: APAKAH HAL YANG BELUM TERUNGKAP AKAN ADA DI SEASON 2?

Oke, balik lagi ke skema ponzi. Korban skema ponzi No Sang Cheon ini beragam. Mulai dari bapak-bapak, ibu rumah tangga, bahkan anak kuliahan. Mereka menginvestasikan semua aset yang mereka punya ke No Sang Cheon, tapi malah dibawa kabur.

Emangnya gimana sih cara kerja skema Ponzi ini? Kok bisa banyak banget yang ketipu?

SEBENARNYA SKEMA PONZI INI APA SIH?

Skema ponzi atau skema piramida atau money game ini merupakan modus penipuan di bidang keuangan. Cara kerja penipuan ini biasanya menjanjikan banyak keuntungan dalam waktu singkat. 

Keuntungan yang ditawarkan macam-macam, ada yang dijanjikan beberapa kali lipat, dan ada juga yang dijanjikan dalam bentuk persenan. Bentuk modusnya juga berbeda-beda, tapi pada intinya sama yaitu mencari sumber dana atau investor sebanyak-banyaknya.

Nah, di drama Decoy ini, cara yang digunakan No Sang Cheon cukup simpel. Awalnya dia menjual handphone tanpa pulsa ke masyarakat di tahun 2007. Padahal waktu itu semua handphone pasti menggunakan pulsa.

Terus No Sang Cheon dapat handphone ini dari mana? Handphone ini sebenarnya produksian GT Telecom, tapi nggak laku dijual karena perangkatnya model lama. Jadi No Sang Cheon membeli semuanya dengan harga yang sangat murah, bahkan hampir gratis.

No Sang Cheon ini pinter banget memanipulasi orang, dia bilang ke investor kalau butuh modal untuk produksi, padahal barangnya udah ada. Investornya ya setuju doang karena keuntungan yang ditawarkan sangat besar dan investor itu juga tau kalau barang yang dijual juga laku. No Sang Cheon juga menepati janjinya soal keuntungan.

Namun, lama-kelamaan No Sang Cheon ini udah nggak jual produk lagi, tapi buat perusahaan bernama BIGS Network. Jadi dia merekrut anggota atau investor baru untuk berinvestasi ke dia. Terus uang yang didapat ini digunakan untuk membayar anggota yang terdahulu.

Karena banyak banget anggota yang ikut berinvestasi, No Sang Cheon memanfaatkan uang tersebut untuk keperluan pribadi. Nah, dia terus terusan merekrut anggota baru untuk menutupi pengeluaran pribadinya.

BACA JUGA : MONSTROUS: KESURUPAN MASSAL VERSI KOREA

Sebenarnya kedok dari skema ponzi ini macam-macam. Ada yang berbentuk investasi, tabungan berjangka, cryptocurrency, arisan online, dll.

KENAPA BANYAK ORANG YANG TERTIPU? DAN KENAPA SAMPAI SEKARANG MASIH ADA SKEMA INI?

Well, menurut gue ini tergantung mindset setiap orang. Gue akan ambil contoh skema ponzi arisan online yang beberapa waktu belakang sempat ramai dibicarakan.

Marketing-nya emang cakep, ada bukti anggota lain yang udah pernah ikutan, pokoknya jago banget lah nawarnya. Keuntungan yang ditawarkan juga beragam, ada yang 1jt get 1,2jt dalam 3 hari,  ada juga yang 2jt get 2,5jt dalam waktu 7 hari, dan seterusnya.

Bagi orang yang pintar dan tau soal keuangan, udah jelas ini skema ponzi. Dulu gue juga pernah ditawari arisan online sama temen, tapi gue tolak karena menurut gue ini tuh bukan arisan, lebih ke penggandaan uang.

Gue awalnya nggak ngerti sama yang namanya skema ponzi, taunya ya ini nggak bener. Karena mindset gue tidak ada hal yang instan di dunia ini, masak mi instan aja kudu effort kok.

Terkadang ada juga orang yang ngerti kalau itu skema ponzi, tapi masih ada aja yang ikutan karena emang lagi butuh. Itulah yang menyebabkan skema ponzi masih narsis di Indonesia karena ada orang yang butuh dan ada modal. 

Orang yang menjalankan juga nggak takut hukum karena penipuan ini yang untung hanya pelaku. Rekan kerja gue juga ada yang jadi korban arisan online. Dia rugi belasan juta, ada juga korban lain yang rugi puluhan hingga ratusan juta. 

Pelakunya p udah ditangkap, tapi hanya dipenjara beberapa tahun aja, sedangkan uang para korban ini tidak kembali utuh karena nggak tau uangnya kemana. Ya gitu lah pokoknya, yang untung hanya pelaku, dan undang-undang tidak membantu.

Di drama Decoy pun juga begitu. No Sang Cheon membawa kabur semua aset anggota atau investornya, total kerugiannya bahkan di atas 3 triliun. Namun apa yang didapatkan para korban? Yang ada malah banyak korban skema ponzi ini bunuh diri karena udah nggak tau lagi bagaimana cara menghidupi diri sendiri.

Sebenarnya mudah banget bedain mana skema ponzi, mana yang enggak. Pokoknya kalau ada bisnis yang low risk high return itu udah pasti skema ponzi. (*/)

BACA JUGA : MENGENAL PROMETHEUS DAN KERBEROS DALAM SERIAL ‘1899’ AGAR LEBIH MUDAH MEMAHAMI JALAN CERITA

  • whatsapp
  • twitter
  • facebook
  • remix
Penulis

Dynasti Savira

Investor Reksadana, pro player Blossom Blast Saga, pegiat hidup monoton, dan penikmat seni tapi bukan air. Motto hidup : Semua masalah pasti akan berlalu, iya berlalu lalang.