Movies

KUPAS TUNTAS FENOMENA ‘BARBENHEIMER’ YANG LAGI RAME DI JAGAD MAYA

Dua film budget tinggi dengan tone kontras rilis di hari yang sama. Bagaimana awal mulanya dan siapa yang bakal paling diuntungkan dari fenomena viral ini?

title

FROYONION.COM Salah satu momen epic dan viral dari dunia perfilman di tahun 2023 ini adalah perilisan Barbie dan Oppenheimer di tanggal yang sama persis. Dua film dengan tone kontras ini dijadwalkan akan tayang perdana pada 21 Juli mendatang.

Barbie, film komedi fantasi arahan sutradara Greta Gerwig yang didominasi warna pink ini akan dapat kita saksikan di bioskop berbarengan dengan Oppenheimer, film thriller biografi seorang fisikawan J. Robert Oppenheimer dari sutradara Christopher Nolan. 

Beda jauh bagai bumi dan langit, netizen kemudian menjulukinya sebagai Barbenheimer—gabungan dari kedua judul filmnya. Banyak meme lucu di internet termasuk editan poster kedua film ini menjadi satu. Bahkan, istilah Barbenheimer telah masuk dalam Wikipedia hingga UrbanDictionary.

Sebenarnya bagaimana sih awal mula dari fenomena viral ini dan siapa yang akan paling diuntungkan dari keduanya?

BACA JUGA: 3 ALASAN KAMU WAJIB BANGET NONTON OPPENHEIMER

Pertama, kita berkenalan dulu dengan istilah theatrical window. Istilah ini merujuk pada kesepakatan antara studio film serta bioskop mengenai berapa lama jeda waktu antara penayangan sebuah film di bioskop sampai selesai dengan perilisan di media lain seperti DVD, Blu-Ray, platform streaming dan lain-lain.

Biasanya, jeda tayang ini ada di kisaran waktu antara tiga hingga enam bulan. Sebuah film akan tayang secara eksklusif di bioskop dalam rentang waktu tersebut sebelum akhirnya bisa ditonton melalui media lain. 

Kenapa harus ada perjanjian seperti ini? Jelas, karena penghasilan film paling besar datang dari penjualan tiket bioskop. Adanya theatrical window pastinya akan menguntungkan semua pihak, mulai dari studio pembuat film sampai pengelola bioskop.

Namun, hal ini berubah saat pandemi menyerang. Merebaknya COVID-19 membuat bioskop terpaksa tutup hingga mengurangi jumlah penonton. Supaya bisnis bisa tetap berjalan, ditemukan alternatif untuk merilis film melalui platform streaming.

Di saat inilah Netflix, Prime Video, Disney+, dan lain-lain mulai naik daun. Pamor mereka meroket karena orang-orang hanya berdiam di rumah dan tidak bisa menonton film rilisan terbaru di bioskop. Studio-studio besar pun mulai beralih jalur ke ladang cuan baru ini.

Sampai akhirnya pada Desember 2020 lalu, studio Warner Bros mengumumkan hal mengejutkan. Mereka akan merilis semua film pada 2021 secara berbarengan di bioskop dan HBO Max. Selamat tinggal theatrical window!

Keputusan ini ternyata ditentang keras oleh para pekerja film. Salah satunya yang paling vokal melawan adalah Christopher Nolan. Semua film garapan Nolan memang ada di bawah bendera Warner Bros, termasuk judul-judul paling populernya seperti Inception, Interstellar dan Dunkirk.

Kenapa sih Nolan protes keras? Soalnya, menurut beliau pengalaman nonton film yang paling maksimal itu adalah di bioskop, bukan di rumah. Nolan juga terkenal tidak suka menggunakan CGI dalam film-filmnya dan lebih memilih menggunakan practical effect supaya terkesan lebih autentik.

Buntut dari protes Nolan ini, setelah 20 tahun bersama Warner Bros dan menghasilkan 9 film, ia akhirnya memutuskan untuk mengakhiri kerjasama mereka. Studio lain yang mendengar kabar hengkangnya Nolan langsung gercep mengontak sang sutradara untuk diajak menggarap film bareng. Maklum, Nolan punya basis fans yang loyal dan film-filmnya juga punya ciri khas yang unik.

BACA JUGA: MENYAMBUT KARYA GRETA GERWIG, INILAH SERBA SERBI BARBIE YANG MEMIKAT SEMUA ORANG

Pada 8 Oktober 2021, Universal Studio mengumumkan kalau mereka akan merilis film terbaru Nolan berjudul Oppenheimer di tanggal 21 Juli 2023. Setahun kemudian, tepatnya pada 26 April 2022, giliran Warner Bros yang mengumumkan jadwal rilis Barbie di tanggal yang sama persis dengan Oppenheimer, yaitu 21 Juli 2023.  

Jarang-jarang ada studio besar yang merilis filmnya dalam waktu berdekatan atau bahkan sama persis seperti ini. Biasanya, masing-masing studio akan merilis film unggulan mereka secara tidak berbarengan untuk menghindari saingan. 

Langkah Warner Bros bisa jadi adalah upaya ‘balas dendam’ karena Nolan telah meninggalkan mereka. Namun di sisi lan, kalau kita berpikir positif sebenarnya apa yang dilakukan Warner Bros termasuk counter programming, istilah untuk merilis film di tanggal berbarengan dengan film lain yang memiliki target penonton berbeda. 

Counter programming paling sukses yang pernah dilakukan di Indonesia adalah saat rilisnya Ada Apa Dengan Cinta 2 di tanggal yang sama dengan film terbaru Marvel kala itu, Captain America: Civil War. Biasanya, tidak ada film nasional yang mau berkompetisi dengan film Hollywood dan akan mencari tanggal rilis yang berbeda.

Tapi, Miles Film justru dengan percaya diri merilis AADC 2 berbarengan dengan film Marvel. Hasilnya terbilang luar biasa. AADC 2 mampu meraup 3.6 juta penonton. Jumlah ini memang masih kalah dari Civil War, tapi pencapaian ini tetaplah istimewa. 

Counter programming ini biasanya akan dilakukan jika film yang hendak di-counter memiliki skala yang lebih besar. Bisa dilihat dari contoh AADC 2 dan Civil War, jelas Civil War memiliki skala lebih masif. Nah, bedanya dengan Barbie dan Oppenheimer ini, dua-duanya terbilang memiliki budget besar dengan pemain mega bintang. Terlebih, tone dari kedua film ini sangat kontras.

BACA JUGA: GARA-GARA LAUT CINA SELATAN, ‘BARBIE’ TERANCAM RUGI RP150 MILIAR?

Entah counter programming atau murni balas dendam Warner Bros ke Nolan, tapi yang paling diuntungkan dari drama perseteruan ini pastilah kita sebagai penonton. Di Amerika Serikat bahkan ada double feature, beli 1 tiket untuk nonton 2 film ini sekaligus karena keduanya tayang di hari yang sama. 

Lelucon dari netizen terkait tanggal rilis yang sama dari dua film ini juga cukup bikin ketawa. Real gentleman watch Barbie first, begitu katanya. Masih banyak lagi jokes dari warganet seputar rilisnya Barbenheimer yang pasti bikin nyengir. 

Kalau dipikir-pikir lagi, bukan tidak mungkin tren Barbenheimer juga akan menguntungkan penjualan filmnya. Terutama kalangan FOMO yang akan ikut-ikutan nonton keduanya hanya agar bisa ngonten dengan tagar #Barbenheimer. 

Secara prediksi, Barbie konon akan mendapat keuntungan lebih besar dari Oppenheimer karena target penonton yang lebih luas. Tapi bagi penikmat sinema, nonton dua film yang bertolak belakang di hari yang sama ini pastinya akan memberi pengalaman yang berbeda.

Di Indonesia, Barbie dan Oppenheimer dapat kalian saksikan di bioskop mulai 19 Juli mendatang. Mau nonton yang mana dulu? (*/)

  • whatsapp
  • twitter
  • facebook
  • remix
Penulis

Wahyu Tri Utami

Sometimes I write, most of the time I read