Movies

KESEPIAN MANUSIA URBAN DALAM FILM LOVE FOR SALE

Layaknya dalam film Love for Sale, kini ada jasa pengusir kesepian. Bisa telpon, bisa juga diajak kencan.

title

FROYONION.COM - “Dua minggu lagi ya, ajak gandengan, lah,”

“Iya gue ajak, tenang aje…”. Meskipun Richard terkesan meyakinkan, ada tanda keraguan di nada suaranya.

Seperti itulah film Love For Sale bermula. Richard (Gading Marten) ditantang membawa pasangan di pernikahan temannya. Uang pun dikumpulkan untuk taruhan. Selain cuan, baginya harga diri juga jadi taruhan.

Aplikasi kencan pun menjadi opsi pertama untuk mencari pasangan. Hasilnya? ambyar, gaes. Ia justru bertemu seorang perempuan aneh.

Tak sengaja, ia kemudian menemukan Love. Inc. Aplikasi tersebut ternyata menawarkan talent-talent yang dapat disewa. Dengan merogoh kocek sedikit, Richard tak perlu menanggung malu. Ia bisa membawa pasangan, Ariani (Della Dartyan), ke pernikahan temannya.

Namun tentu saja, dengan status pacar sewaan.

Richard (Gading Martin) dan Arini (Della Dartyan) dalam film Love For Sale Sumber: Netflix
Richard (Gading Martin) dan Arini (Della Dartyan) dalam film Love For Sale Sumber: Netflix

JASA PENGUSIR KESEPIAN

Love For Sale diproduksi Visinema Pictures pada 2018. Film tersebut awalnya terkesan seperti science-fiction pada umumnya. Namun, empat tahun berselang, skenario film itu justru jadi kenyataan. Berbagai jasa pacar rental/sewaan mulai bertebaran di Indonesia.

Selain pacaran, ada pula jasa sleepcall yang bisa menemani para jomblo ngobrol di telepon sebelum tidur. Fenomena ini kerap muncul di daerah-daerah urban.

Saking ramainya jasa sleepcall dan pacar sewaan, pada 18 Desember 2022, Majalah Tempo bahkan membuat merancang liputan khusus bertajuk ‘Jasa Pengusir Kesepian’.

Mayoritas kisah beberapa narasumber yang diwawancarai oleh Tempo sama persis. Mereka mengaku pernah menyewa pacar untuk berpura-pura. Mulai dari menjadi pasangan di pesta pernikahan hingga menemani acara ulang tahun.

Seperti Arini, banyak pacar sewaan disewa untuk acara pernikahan. (Sumber: Youtube/Visinema Pictures)
Seperti Arini, banyak pacar sewaan disewa untuk acara pernikahan. (Sumber: Youtube/Visinema Pictures)

Sementara di Jepang, fenomena tersebut bahkan sampai ke titik berpura-pura jadi anggota keluarga. Ada yang disewa jadi bapak, ibu, anak, dan lainnya.

Asian Boss pun mengungkapkan fakta yang lebih mengerikan. Seorang talent mengaku pernah disewa seorang janda tanpa sepengetahuan anaknya. Hal itu berlangsung selama bertahun-tahun. ‘Bapak’ itu sampai menghadiri acara wisuda dan pernikahan ‘anak’nya. Gila!

DI BALIK RASA SEPI

Menurut gue, hal ini tidak terlepas dari sebuah penyebab; rasa kesepian manusia urban. Mayoritas pekerja di kota urban adalah pendatang. Apalagi di Jakarta. Banyak yang merantau tanpa teman maupun keluarga.

Kebanyakan kota besar identik dengan kemacetan. Belum lagi lembur. Mulai pagi hingga malam, jadwal para pekerja sudah diatur sedemikian rupa. Bangun pagi-pagi pergi ke kantor, pulang malam kecapekan.

Bayangin, sudah kerja lembur, mau pulang malah ketemu macet. Mana ada waktu buat nongkrong, apalagi buat PDKT. Sepulang kerja tentu pengen rebahan aja.

Nah, Serikat Pekerja Media dan Industri Kreatif untuk Demokrasi (SINDIKASI) menyoroti fenomena tersebut. Dalam wawancara bersama Whiteboard Journal mereka menyayangkan romantisasi kerja lembur atau overwork.

Overwork dianggap sebagai pekerja keras dan bermental kuat. Layak untuk sukses di perantauan. Padahal, di balik jargon itu, sebenarnya ada sebuah isu bernama eksploitasi pekerja. Hal ini adalah ironi karena berarti, masih banyak pekerja yang tidak sadar akan hak mereka.

Psikolog Universitas Sebelas Maret, Hening Widyastuti, menilai jasa sleepcall atau pacar sewaan sebenarnya berbahaya (Tempo, 16 Desember 2022). Penggunanya hanya akan dapat kebahagiaan ‘semu’ semata. Bahkan berpotensi menimbulkan kecanduan.

Jadi, kalau soal macet mungkin kembali ke pemerintah masing-masing. Tapi buat urusan kesehatan mental dan waktu pacaran, masa sih perusahaan tidak bisa kasih jam kerja yang sehat?

Kasihan dong. Mau pacaran aja enggak ada waktu. Pemerintah juga perhatian, la (*/)

  • whatsapp
  • twitter
  • facebook
  • remix
Penulis

Fatih Hadi

Mahasiswa merangkap wibu. Asal Samarinda, tapi bermimpi tinggal di Kuba. Suka nangis sambil dengerin lagu di atas motor.