Artikel ini akan mengandung spoiler untuk kalian yang tengah marathon One Piece setelah nonton live action-nya.
FROYONION.COM – Setelah meraih berbagai ulasan positif oleh para penggemar One Piece di dunia maupun mereka yang baru mengikuti kisah One Piece, nyatanya ada sebagian fans yang mengaku merasa kecewa dengan alur yang dibawakan oleh One Piece Live Action karena menghadirkan alur yang berbeda secara signifikan dari versi anime maupun manganya.
Berikut daftar alur cerita yang berbeda dalam One Piece Live Action jika dibandingkan dengan versi manga ataupun animenya.
Dalam versi live action-nya, di episode awal kita diperlihatkan dengan sang karakter utama kita yang sedang mengoceh terkait mimpinya untuk menjadi raja bajak laut dan keinginannya membentuk krunya sendiri dengan total 10 orang. Ocehannya tersebut ia sampaikan pada burung camar pembawa koran yang sedang hinggap di sekocinya.
Namun, dalam versi anime maupun manganya, Luffy saat pertama kali berlayar dihadang oleh monster laut yang pernah memakan lengan Shanks saat ia kecil. Tanpa ragu, diperlihatkan Luffy menghajar monster laut tersebut dengan jurusnya yaitu Gomu-Gomu no Pistol.
BACA JUGA: TAK SAMA, INI DAFTAR KARAKTER DARI ANIME DAN MANGA YANG TIDAK ADA DI ‘ONE PIECE LIVE ACTION’
Dalam One Piece Live Action, Garp diperkenalkan lebih dulu di awal episode sebagai sosok yang mengeksekusi Gold Roger. Kemudian kita juga diperlihatkan perkelahian Zoro melawan Mr.7 yang memaksa Zoro bergabung dengang Baroque Works. Kita juga diperlihatkan Garp yang sedang mencari Baroque Works mengubah haluannya menjadi mengejar Luffy dan kawan-kawan setelah insiden di pangkalan angkatan laut Shelltown. Kemudian di Desa Syrup, Garp mengejar Luffy yang menggunakan Going Merry, kru Luffy juga kemudian tahu bahwa Luffy merupakan cucu dari si pahlawan angkatan laut tersebut.
Namun, dalam versi anime ataupun manganya, Garp dimunculkan setelah puluhan chapter berlalu, dan pengenalannya sebagai kakek Luffy terjadi setelah insiden Enies Loby saat seluruh kru Luffy menjadi buronan dunia. Momen Garp melemparkan meriam ke Luffy dan kawan-kawan juga terjadi setelah mereka mendapatkan kapal baru, Thousand Sunny. Kemudian untuk Baroque Works sendiri diperkenalkan setelah Luffy dan kawan-kawan berhasil memasuki Grand Line dan bertemu mereka di pulau Whiskey Peak.
Di episode pertama One Piece Live Action, Zoro diperlihatkan bertemu secara tidak langsung dengan Luffy dan Coby di sebuah rumah makan saat Zoro membawa bagian tubuh dari Mr 7. Zoro kemudian berkonflik dengan Helmeppo yang mengakibatkannya dipasung oleh Kapten Morgan, ayah dari Helmeppo. Hal tersebut berbeda dengan versi anime dan manganya.
Dalam versi karya Eichiro Oda tersebut, Luffy diperlihatkan tertarik dengan Zoro setelah mendengar reputasinya sebagai ‘Pirate Hunter’ yang kuat dan baik. Luffy kemudian bertemu dengan Zoro yang dipasung oleh Kapten Morgan dan menyelamatkannya. Dalam versi tersebut juga Zorolah yang menghajar Kapten Morgan, bukan Luffy.
Masih di episode pertama One Piece Live Action, Luffy, Zoro, dan Nami diperlihatkan bertemu di Pangkalan Angkatan Laut Shelltown, tempat Kapten Morgan memimpin. Namun dalam versi anime dan manganya, Nami seharusnya bertemu dengan Luffy dan Zoro di Kota Orange, tempat Buggy berkuasa. Di sana, Luffy, Zoro dan Nami Bersama-sama mengalahkan Buggy dan kroco-kroconya.
Seperti yang disinggung sebelumnya, selain pertemuan Nami dengan Luffy dan Zoro, keseluruhan alur cerita di Kota Orange juga jauh berbeda dengan apa yang ditampilkan di anime ataupun manganya. Dalam versi live action, Buggy diperlihatkan sebagai karakter badut yang kejam yang menyandera warga di Kota Orange demi pertunjukkan sirkusnya, namun dalam versi lain, Buggy tidak sekejam itu, dirinya beserta para kru hanya memporak-porandakan Kota Orange sembari menguji bola Meriam racikannya, ‘Buggy Dama’.
Dalam versi live action juga Luffy, Zoro dan Nami mengalahkan Buggy dengan cara memasukkan bagian-bagian tubuhnya di dalam peti. Namun dalam versi anime dan manganya, Buggy dikalahkan berkat kerja sama Luffy dan Nami yang mengikat bagian tubuh Buggy hingga tidak bisa bersatu, membuatnya mudah dilempar Luffy menggunakan jurus Gomu-Gomu no Bazzoka. Sementara itu, Zoro berhadapan dengan Cabaji dan Mohji serta karakter singa bernama Richie yang tidak diperlihatkan di versi live action-nya.
Alur cerita dari Desa Syrup dalam versi live action-nya kebanyak berlatar di rumah Kaya, dengan beberapa alur yang berbeda dengan versi anime ataupun manganya, karena dalam versi tersebut Luffy, Zoro, dan Nami seharusnya bertemu Usopp dan kru bajak lautnya di pantai Desa Syrup. Kemudian pertarungan Luffy dan kawan-kawan melawan Klahadoro a.k.a Kapten Kuro dan krunya seharusnya berlangsung sengit dan emosional di pantai Desa Syrup. Dalam versi ini juga kita dapat melihat aksi berani Usopp dalam menyelamatkan Kaya dari serangan Jango, karakter yang juga tidak diperkenalkan di versi live action ini.
Perjalanan Luffy dan kawan-kawan di restoran terapung Baratie, menjadi salah satu alur cerita yang paling banyak berubah. Mulai dari Luffy yang bekerja di Baratie setelah gagal bayar di restoran tersebut yang seharusnya karena ia merusak atap Baratie setelah memantulkan bola meriam. Ketidakhadiran Don Krieg yang menjadi antagonis utama dalam alur cerita ini yang diganti oleh Arlong, tidak adanya karakter Yosaku dan Johny, Gin yang Cuma jadi karakter sampingan yang kelaparan padahal dalam versi anime dan manganya, Gin menjadi lawan yang cukup merepotkan untuk Sanji dan banyak lagi alur yang berubah. Namun ada satu momen yang membuat banyak fans One Piece kecewa ketika momen perpisahan Sanji kepada Zeff yang kurang emosional daripada di versi anime ataupun manganya. Dalam versi tersebut momen Sanji berpamitan pada Zeef menjadi sebuah momen yang tidak bisa dilupakan oleh para fans.
Jika dibandingkan dengan versi anime ataupun manganya, inti dari alur cerita di desa Cocoyasi memang tidak banyak berubah, namun ada beberapa hal yang tidak sesuai, mulai dari warga desa yang seharusnya mengetahui perjuangan Nami selama ini, hilangnya karakter Momo dan Hachi, tidak diperlihatkannya kebodohan Luffy yang tersangkut di lantai Arlong Park dan banyak momen pertarungan epik yang tidak diperlihatkan di versi live action-nya. Momen Luffy dan kawan-kawan menyampaikan mimpinya di atas tong juga terjadi di alur cerita Desa Cocoyasi, padahal mereka seharusnya menyampaikan hal tersebut setelah alur cerita Logue Town, saat hendak mendaki Reverse Mountain
Nah itulah beberapa alur cerita dari One Piece Live Action yang berbeda dengan versi anime ataupun manganya. Banyak fans yang kecewa dengan banyaknya momen epik, komedik dan emosional yang dihilangkan di versi live action-nya. Kalau kalian sendiri gimana kecewa karena banyaknya momen yang hilang tersebut atau santai-santai saja? Tulis jawaban kalian di kolom komentar. (*/)