Menonton film ini membuat kalian bertanya: “Kapan tepatnya terakhir kali, kalian memperhatikan wajah ayah kalian, sampai benar-benar mengerti peristiwa apa yang pernah ia alami hingga membentuknya menjadi sosok yang sekarang ini?”
FROYONION.COM - Pada saat mengetahui bahwa Hari Ini Akan Kita Ceritakan Nanti (HIAKCN) akan menjadi akhir trilogi Nanti Kita Cerita Tentang Hari Ini (NKCTHI), penulis berasumsi, ceritanya akan berjalan dengan konflik antara Angkasa (Rio Dewanto) yang menghadapi ayahnya, Narendra (Donny Damara), atas kegagalannya membawa pulang Aurora dari London.
Mengacu pada akhir kisah Jalan Yang Jauh Jangan Lupa Pulang (2023), yang mengisahkan bahwa Angkasa berjanji akan membuat ayahnya mengerti atas keputusan Aurora yang tidak ingin kembali ke Indonesia.
Jika kalian juga berasumsi seperti itu, maka kita satu pemikiran. *Tos.
Namun, Angga Dwimas Sasongko selaku sutradara justru membawa kita untuk duduk bersama Angkasa, mendengar cerita sosok Narendra muda (Jourdy Pranata) yang bertumbuh dalam tragedi dan perjuangannya dalam meminang Ajeng (Yunita Siregar).
Bersinggungan dengan pertanyaan di atas. Dalam sudut pandang Angkasa di masa kini. Tidak menatap ayahnya adalah hal pasti yang bisa membuatnya merasa jauh lebih baik.
Namun, keputusannya itu justru mengantarkan keretakan dalam hubungannya dengan Lika (Agla Artalidia) yang kini sudah berstatus sebagai istrinya.
BACA JUGA: APAKAH FATHERLESS BERPENGARUH TERHADAP KESUKSESAN SEORANG ANAK?
Mungkin bagi yang sudah menonton NKCTHI, bertanya, “Bukannya konflik Narendra dan Angkasa, sudah selesai ya di NKCTHI?”. Jawabannya memang sudah.
Lalu, apa faktor yang sebenarnya membuat Angkasa kini enggan menatap Narendra?
Jawabannya jauh sudah diperlihatkan bahkan sejak first look dari kisah pertama semesta NKCTHI dimulai pada tahun 2020 lalu.
Narendra yang menanamkan mentalitas “harus selalu kuat” sejak Angkasa masih kecil rupanya kembali menghantuinya hingga kini. Narendra di sini digambarkan sebagai sosok seorang ayah yang, dalam pandangan Angkasa, intimidatif.
Sebagai contoh lain, ingat scene saat Narendra memegang tengkuk leher Angkasa pada saat Awan keserempet motor? Ya, inilah adegan/ scene ‘pembunuhan’ mental bagi Angkasa.
Berlatar dua tahun setelah NKCTHI, dalam HIAKCN, Angkasa yang memutuskan ingin memiliki anak, “terpancing” untuk berambisi menjadi sosok ayah yang lebih baik dari pada Narendra.
Dan hal ini yang kemudian menjadi efek domino dalam rumah tangganya sendiri. Lika malah ketakutan karena tujuan Angkasa untuk menjadi sosok ayah yang lebih baik itu yang hanya dilandasi oleh obsesi.
Lambat laun, HIAKCN dengan penuturan maju-mundurnya membawa kita untuk mengenal apa yang membuat Narendra tumbuh menjadi sosok ayah yang amat mempengaruhi kondisi mental anak-anaknya.
Sosok Narendra inilah yang selama ini menjadi momok atau ‘hantu’ bagi Awan, Aurora, dan Angkasa. Tanpa menghakimi satu-sama lain, kita akan dibuat mengerti dengan menatap dan mendengar ceritanya.
Bagi penulis, kisah ini berada pada situasi penting tapi juga nggak penting. Maksudnya, keberadaan filmnya boleh jadi tidak ada. Dengan kata lain, “Hari yang tidak perlu-perlu banget kita ceritakan nanti”.
Namun, film ini sebetulnya menjadi menarik ketika sosok Narendra bisa mengakui kesalahannya kepada Lika yang merupakan menantunya, atas pengaruh pola didiknya dalam membesarkan anak-anaknya.
Bisa jadi adegan deep talk semacam ini jarang sekali terjadi di keluarga-keluarga Indonesia yang juga memiliki sosok Narendra dalam rumah tangga mereka masing-masing.
HIAKCN merupakan film original Netflix yang akan mengakhiri kisah keluarga Narendra dalam semesta NKCTHI. Kini sudah bisa di saksikan bukan hanya di Indonesia tapi juga secara global. (*/)