Movies

GARA-GARA LAUT CINA SELATAN, ‘BARBIE’ TERANCAM RUGI RP150 MILIAR?

Menjelang penayangannya pada 21 Juli mendatang, salah satu film paling diantisipasi sepanjang 2023 ini justru terseret kontroversi. 

title

FROYONION.COMKalian pasti setuju kalau tahun 2023 dipenuhi barisan film-film ikonik yang pastinya sangat memanjakan para penikmat sinema. Genrenya pun beragam mulai dari action, superhero, animasi hingga adaptasi live action.

Salah satu yang cukup menarik perhatian sejak awal berita produksi filmnya adalah Barbie. Disutradarai Greta Gerwig dan diperankan oleh Margot Robbie serta Ryan Gosling, film ini akan resmi dirilis di Indonesia pada 21 Juli mendatang. 

Antusiasme bukan hanya datang dari penggemar para aktor yang terlibat di dalamnya, tapi juga dari mereka yang dulunya gemar bermain boneka Barbie semasa kecil. Nostalgia mainan masa kanak-kanak ini memang diharapkan akan mampu menyedot penonton dalam jumlah besar.

Promosi film ini juga terbilang jor-joran. Mulai dari kolaborasi dengan sejumlah brand ternama seperti GAP dan Impala Skate, hadirnya Barbie Dreamhouse di Malibu sampai gate Barbie yang ada di Bundaran HI, Jakarta.

Selain beberapa gimmick di atas, film ini juga pastinya telah mengeluarkan trailer resmi. Namun, salah satu adegan dalam trailer itu justru menyulut amarah dari beberapa negara di Asia Tenggara hingga mengancam kerugian ratusan milyar untuk filmnya. 

Salah satu adegan dalam trailernya memperlihatkan Barbie yang tengah membelakangi gambar peta dunia. Sekilas tidak ada yang aneh, namun Vietnam mengklaim ada nine dash line pada gambar peta tersebut. 

BACA JUGA: ADAPTASI WEBTOON MALAH JADI KONTROVERSI? 

Apa itu nine dash line? Singkatnya, nine dash line ialah garis teritorial Tiongkok yang mengklaim hingga 90% dari wilayah Laut Cina Selatan. Adanya garis ini ternyata tidak disetujui negara-negara Asia Tenggara di sekitarnya, termasuk Vietnam.

Bahkan, adanya garis ini juga sempat dibawa ke pengadilan internasional di Den Haag, Belanda. Namun, pihak Tiongkok tetap bersikeras dan justru membangun pertahanan militer di kawasan tersebut. 

Penasaran, apa sih istimewanya Laut Cina Selatan ini sampai diributkan banyak negara? Usut punya usut, Laut Cina Selatan adalah ladangnya cuan. Kawasan ini sering dilalui banyak kapal angkut energi dan perdagangan lainnya. Jalur sibuk pokoknya.

Selain itu, pada kawasan tersebut juga terdapat cadangan minyak sebanyak 11 miliar barrel. Ada juga 19 triliun kaki kubik gas dan sumber daya perikanan sebanyak ratusan ribu ton. 

Dengan semua keistimewaan itu, nilai perdagangannya per tahun diperkirakan mencapai USD5,3 triliun atau setara degnan Rp80.491 triliun. Tidak heran kalau perairan ini kemudian diperebutkan banyak negara dan jadi topik serius bagi negara-negara di sekitarnya.

Lalu, bagaimana kelanjutan film Barbie di Vietnam? Pihak Vietnam sempat mengatakan keberatan akan adegan tersebut dan meminta adegannya untuk dihapus dari film. 

Menanggapi keberatan dari Vietnam, Warner Bros selaku rumah produksi film Barbie mengklarifikasi kalau garis yang ada dalam peta dunia di trailer filmnya bukanlah nine dash line. Menurut mereka, itu cuma coretan seperti gambar anak-anak.

Alasan ini jelas tidak diterima Vietnam. Bahkan, negara Asia Tenggara lain yaitu Filipina ikut-ikutan mem-banned film ini di negaranya. 

Kalau sampai negara-negara Asia Tenggara lain di sekitar Laut Cina Selatan mengikuti jejak Vietnam dan Filipina, kerugian Barbie jelas tidak main-main. Barbie akan sangat mungkin kehilangan USD5 - 10 juta atau sekitar Rp70 - 150 miliar dari penjualan tiket.

Lumayan juga, ya! Apalagi biaya produksi Barbie terbilang cukup mahal. Film ini disebut telah menggelontorkan dana USD100 juta atau sekitar Rp1.5 triliun. Termasuk untuk promosi jor-joran yang sebelumnya sudah dijelaskan di atas.

BACA JUGA: PORN HUB: DI BALIK KESUKSESAN DAN KONTROVERSI SITUS PORNO YANG MENGGUNCANG TEKNOLOGI 

FILM DAN KONFLIK POLITIK

Bukan kali ini saja Vietnam mem-banned tayangan hiburan yang diklaim memasukkan unsur nine dash line di dalamnya. Departemen Perfilman Kementerian Kebudayaan Vietnam juga sempat menghapus drama Korea Selatan Flight to You dari platform streaming.

Alasannya sama, mereka mengklaim ada nine dash line yang ditampilkan hingga sembilan kali sepanjang drama tersebut. Menurut mereka, konten yang ditayangkan terbilang tidak pantas karena melanggar UU kedaulatan Vietnam. 

Selain Barbie dan Flight to You, tayangan hiburan lain yang sempat kena banned Vietnam dengan alasan yang sama ialah film animasi Abominable, serial Netflix Pine Gap dan Put Your Head on My Shoulder serta film Uncharted. Khusus film Uncharted juga turut di-banned Filipina.

Mungkin, beberapa dari kalian akan berkomentar, “ah ribet banget nonton film aja bawa-bawa politik. Lagian belum tentu juga yang nonton ngerti”. 

Tapi, akan beda ceritanya dengan pihak pemerintah yang merasa harga diri dan kedaulatan negaranya diinjak-injak. Apalagi, topik nine dash line memang terbilang sensitif untuk beberapa negara di sekitarnya. 

Klaim Tiongkok atas nine dash line membuat mereka menguasai hampir seluruh wilayah Laut Cina Selatan seluas 2 juta kilometer persegi, walau perairan itu sendiri berjarak 2.000 kilometer dari daratan negaranya. Ini termasuk pulau-pulau yang ada di dalamnya dan sudah langganan jadi sengketa Tiongkok dengan beberapa negara.

Kepulauan Paracel, misalnya, sama-sama diklaim oleh Taiwan dan Vietnam. Sementara Kepulauan Spratly jadi sengketa antara Tiongkok, Vietnam, Filipina, Malaysia dan Brunei Darussalam. Bagaimana dengan Indonesia?

Negara kita juga pernah ‘sewot’ ke Tiongkok perkara nine dash line. Pasalnya,  klaim Tiongkok ini membuat perairan Indonesia menghilang 83.000 kilometer persegi atau setara 30 persen dari laut Indonesia di Natuna. Beberapa kali Tiongkok juga dianggap melanggar batas negara saat nelayan mereka menangkap ikan sampai ke perairan Indonesia.

Jadi, sebenarnya bisa dimaklumi kenapa Vietnam begitu kekeh ingin tetap mem-banned film Barbie dan tayangan hiburan lain yang memasukkan unsur nine dash line. Bukan ribet atau lebay, tapi mungkin karena mereka tidak ingin isu sensitif ini dianggap wajar melalui perantara film yang mendunia.

Kalau kalian, tetap tim nonton Barbie atau skip? (*/)

  • whatsapp
  • twitter
  • facebook
  • remix
Penulis

Wahyu Tri Utami

Sometimes I write, most of the time I read