International Film Festival Rotterdam (IFFR) 2025 akan dibuka dengan film komedi ‘Fabula’ karya Michiel ten Horn dan ditutup oleh ‘This City Is a Battlefield’ garapan Mouly Surya.
FROYONION.COM - Edisi ke-54 International Film Festival Rotterdam (IFFR) yang akan berlangsung pada 30 Januari hingga 9 Februari 2025, mengumumkan dua film besar sebagai pembuka dan penutup festival.
Film komedi gelap Fabula karya pembuat film Belanda Michiel ten Horn akan menjadi pembuka, sementara epik sejarah This City Is a Battlefield garapan sutradara Indonesia Mouly Surya akan menutup acara.
Mouly Surya sendiri adalah nama sutradara di balik film populer Marlina si Pembunuh dalam Empat Babak (2017).
BACA JUGA: DOKUMENTER ‘THE LOST CHILDREN’ ANGKAT KISAH PENYELAMATAN BERBALUT LEGENDA
Fabula, yang akan tayang di IFFR, adalah sebuah film komedi gelap dengan elemen fantasi, kriminal, dan folklor.
Film ini mengikuti Jos, seorang kriminal provinsi yang hidupnya berantakan setelah transaksi narkoba yang gagal. Saat hidupnya terus memburuk, Jos terobsesi dengan satu pertanyaan: "Siapa atau apa yang menghukum saya?"
Film ini dibintangi oleh Fedja van Huêt, Anniek Pheifer, komedian Sezgin Güleç, Michiel Kerbosch, Georg Friedrich, dan David Kross.
Fabula adalah produksi bersama antara Belanda, Belgia, dan Jerman. Michiel ten Horn, yang sebelumnya dikenal lewat The Deflowering of Eva van End dan Hotel Sinestra (2023), kembali menghadirkan kisah yang memadukan unsur humor dengan refleksi kehidupan pribadi dan profesional.
Sementara itu, This City Is a Battlefield karya Mouly Surya, menjadi penutup festival dengan kisah epik tentang perjuangan Indonesia meraih kemerdekaan pada 1946.
Film ini menggambarkan kehidupan Jakarta di bawah penjajahan kolonial, diadaptasi dari novel Mochtar Lubis, A Road with No End.
Film ini dibintangi oleh Chicco Jerikho, Ariel Tatum, dan Jerome Kurnia, dan merupakan produksi bersama yang melibatkan Indonesia, Belanda, Singapura, Prancis, Norwegia, Filipina, dan Kamboja.
Didukung oleh Hubert Bals Fund IFFR, This City Is a Battlefield memadukan skala besar perang epik dengan kedalaman drama personal, menyoroti dampak perang terhadap kehidupan masyarakat biasa.
Selain pembukaan dan penutupan yang megah, IFFR juga mengumumkan jajaran juri untuk tiga kompetisi utama: Tiger Competition, Tiger Short Competition, dan Big Screen Competition.
Vanja Kaludjercic, Direktur Festival IFFR, memuji kedua sutradara atas pendekatan unik mereka dalam bercerita.
“Michiel ten Horn adalah sutradara Belanda yang diakui, dan kami merasa terhormat untuk menjadi tuan rumah penayangan perdana dunia Fabula. Film ini adalah perpaduan cerita yang hidup antara komedi, fantasi, kriminal, dan folklor, berlatar di kawasan selatan Belanda,” ujarnya, mengutip dari Deadline.
Kaludjercic juga menambahkan, “Mouly Surya adalah sutradara berbakat yang luar biasa, dan This City Is a Battlefield adalah sebuah masterclass dalam seni pembuatan film. Film ini menggabungkan kemegahan epik perang dengan keintiman drama personal, memberikan resonansi budaya dan sinematik yang mendalam.”
Kedua film ini menjadi bukti dari kolaborasi internasional yang memukau dalam dunia perfilman. Fabula yang diproduksi bersama oleh Belanda, Belgia, dan Jerman membawa perspektif Eropa dengan nuansa humor gelap yang khas.
Sementara itu, This City Is a Battlefield, sebagai hasil kerja sama antara Indonesia dan berbagai negara lain, menonjolkan pentingnya dukungan lintas budaya dalam menciptakan karya yang berdaya tarik global.
Dengan tema yang kuat, baik Fabula maupun This City Is a Battlefield menawarkan pengalaman sinematik yang mendalam.
Fabula mengeksplorasi sisi gelap kehidupan dengan elemen fantasi dan humor, sementara This City Is a Battlefield mengangkat kisah sejarah yang relevan bagi identitas nasional Indonesia.
Keduanya membuktikan bahwa film dapat menjadi medium untuk menjembatani budaya dan mendalami aspek manusiawi di berbagai konteks.
International Film Festival Rotterdam 2025 menjadi momen yang dinantikan untuk merayakan kreativitas dua sutradara visioner, Michiel ten Horn dan Mouly Surya. Dengan dua film pembuka dan penutup yang kuat, serta berbagai kompetisi bergengsi, festival ini menegaskan perannya sebagai panggung global untuk sineas berbakat.
Dari humor gelap di Belanda hingga perjuangan kemerdekaan di Indonesia, IFFR tahun ini menjanjikan perayaan sinema yang mendalam dan beragam. (*/)