Movies

FILM INDONESIA MASUK PROGRAM SPESIAL DI BUSAN INTERNATIONAL FILM FESTIVAL 2023

Renaissance of Indonesian Cinema merupakan program spesial yang hadir di Busan International Film Festival yang berfokus pada film-film dan sineas yang menuai prestasi di berbagai festival film internasional.

title

FROYONION.COM - Busan International Film Festival merupakan salah satu festival film ternama di Asia. Pada penyelenggaraannya yang ke-28 ini, BIFF menampilkan salah satu program spesial yang berjudul "Renaissance of Indonesian Cinema".

Program tersebut akan menayangkan total 12 film panjang, film pendek dan serial tanah air. Film-film tersebut juga akan berkompetisi dengan film-film lainnya dari berbagai negara. 

6 FILM PANJANG TERPILIH

Sumber: Busan International Film Festival
Sumber: Busan International Film Festival

BACA JUGA: 6 REKOMENDASI FILM TEMA EDUKASI POLITIK BUAT GEN Z FIRST VOTERS

Terdapat 6 film panjang yang terpilih ke dalam program ini, yang pertama adalah 24 Jam Bersama Gaspar yang juga merupakan salah satu film indonesia yang paling ditunggu sejak pengumuman para cast-nya. Digarap oleh Visinema di bawah arahan Yosep Anggi Noen, film ini akan tayang lebih dulu di BIFF, sebelum tayang di bioskop Indonesia. 

Dibintangi oleh Reza Rahardian, Laura Basuki dan Shenina Cinnamon, film ini mengisahkan Gaspar, seorang detektif amatir yang hanya memiliki sisa waktu 24 untuk hidup. Ia harus memecahkan kasus pembunuhan yang menuntunnya ke misteri kehilangan teman masa kecilnya, Kirana. 

Kedua ada Sara yang digarap oleh Ismail Basbeth. Film ini merupakan film yang mengangkat isu pengorbanan, trauma masa kecil dan fanatisme agama. Film ini dibintangi oleh Oscar Lawalata (kini berubah nama menjadi Asha Darra) sebagai Sara dan Christine Hakim sebagai Ibu. 

Sara merupakan seorang transgender yang harus pulang ke kampung halaman untuk menghadiri pemakaman ayahnya. Di sana ia harus berhadapan dengan keluarga dan lingkungan desa yang sangat religius. 

Selanjutnya ada film yang rilis pada 2013 lalu karya Mouly Surya. What They Don′t Talk About When They Talk About Love merupakan film yang juga termasuk ke dalam salah satu lineup program spesial ini. Pada tahun yang sama dengan perilisannya, film ini memenangkan penghargaan NETPAC di International Film Festival Rotterdam. 

Mengangkat isu disabilitas, film ini menceritakan dinamika cinta yang tumbuh di sekolah para penyandang disabilitas. Dibintangi oleh Karina Salim, Ayushita dan Nicholas Saputra, film ini menggunakan gaya penceritaan yang unik, lembut dan hangat. Film ini juga mendapat apresiasi tinggi saat penayangannya di Cannes. 

Impetigore (Perempuan Tanah Jahanam) memang sudah tayang di berbagai festival international dan kali ini akan tayang di BIFF. Sebelumnya film karya Joko Anwar ini juga pernah tayang juga di Sundance Film Festival. Film ini menceritakan tentang Maya (Tara Basro) dan Dini (Marissa Anita) yang datang sebuah desa untuk mendapatkan warisan peninggalan orangtuanya. 

Posesif yang rilis pada tahun 2017 merupakan film panjang ketiga yang disutradarai oleh Edwin dan Gina S Noer sebagai penulis naskah. Dibintangi oleh Adipati Dolken dan Putri Marino, film ini menceritakan tentang hubungan Lala dan Yudhis yang bersikap terlalu posesif dan berbahaya bagi lingkungan sekitar Lala.

Terakhir ada Ziarah yang memiliki judul lain yaitu Tales of the Otherworlds. Film ini merupakan karya dari BW Purba Negara. Film satu ini memiliki genre road movie yang mana masih jarang ditemukan Indonesia. Menceritakan tentang Mbah Sri yang sudah berusia 90 tahun memutuskan untuk berkelana mencari suaminya yang tidak pernah pulang sejak perang tahun 1940. 

FILM PENDEK DAN SERIAL ORIGINAL NETFLIX

Selain film panjang, program Renaissance of Indonesian Cinema juga menampilkan film pendek dari Khozy Rizal dengan judul Basri & Salma in a Never-Ending Comedy, film karya M. Reza Fahriyansa Dancing Colors, “The Sea Calls for Me karya Tumpal Tampubolon dan Vania on Lima Street karya Bayu Prihantoro Filemon. Terakhir ada juga  Where the Wild Frangipanis Grow karya Nirartha Bas Diwangkara. 

Program Renaissance of Indonesian Cinema juga akan menampilkan 2 episode pertama dari salah satu serial Netflix karya Kamila Andini dan Ifa Isfansyah. Merupakan serial original Netflix, Gadis Kretek bercerita tentang industri kretek pada tahun 1960 yang diangkat dari novel berjudul sama karya Ratih Kumala.

Melalui program Renaissance of Indonesian Cinema di Busan International Film Festival ini, semoga industri perfilman kita semakin maju dan dikenal oleh dunia! (*/)

  • whatsapp
  • twitter
  • facebook
  • remix
Penulis

Christian Patience Patamuan

Hobi nulis tentang apa aja, terutama film.