Diangkat dari kisah nyata, film ‘Blink’ menceritakan perjalanan Lemay-Pelletier yang berkeliling dunia bersama anak-anaknya, sebelum para buah hatinya mengalami kebutaan.
FROYONION.COM – Bagi keluarga Lemay-Pelletier dari Montreal, perjalanan bukan sekadar destinasi atau foto-foto cantik untuk media sosial. Di balik langkah mereka menjelajahi dunia, tersimpan alasan yang menyayat hati.
Tiga dari empat anak mereka didiagnosis dengan retinitis pigmentosa, sebuah penyakit langka yang perlahan akan merenggut penglihatan mereka.
Sekilas tentang penyakit tersebut retinitis pigmentosa (RP) adalah penyakit mata langka yang menyebabkan kerusakan pada retina, mengakibatkan penurunan penglihatan, terutama pada malam hari dan penglihatan samping.
BACA JUGA: TUNJUKKAN SISI RAPUH, BASBOI RILIS LAGU ‘MENANGISLAH’
Penyakit ini biasanya berkembang secara perlahan dan dapat menyebabkan kebutaan total seiring waktu. RP sering diwariskan secara genetik dan saat ini belum ada penyembuhan, dengan fokus pengobatan pada pengelolaan gejala.
Tak ingin menyerah pada nasib, Édith Lemay dan Sébastien Pelletier memutuskan untuk menciptakan kenangan indah yang tak terlupakan bagi anak-anak mereka—sesuatu yang bisa mereka simpan dalam hati meereka meski dunia nantinya berubah menjadi gelap.
Kisah penuh haru dan keberanian ini terangkum indah dalam dokumenter Blink, produksi National Geographic.
Cerita perjalanan keluarga Lemay-Pelletier diabadikan dalam dokumenter “Blink” garapan National Geographic, yang bakal tayang di Disney+ dan Hulu mulai 17 Desember 2024.
Di bawah arahan sutradara Edmund Stenson dan Daniel Roher (pemenang Oscar lewat dokumenter “Navalny”), film ini gak cuma bikin mata melek soal keindahan dunia, tapi juga tentang kekuatan cinta dan harapan.
Mungkin kamu mikir, "Kenapa gak simpan duit buat pengobatan aja?" Édith dan Sébastien punya cara pandang yang beda.
Mereka pengen anak-anaknya punya “gudang kenangan” yang penuh warna, bentuk, dan pengalaman sebelum dunia mereka benar-benar gelap.
BACA JUGA: MEMAKNAI ARTI ‘HAMPA’ DAN ‘DAMAI’ ALA JEPANG LEWAT KONSEP ‘WABI-SABI’
Mulai dari Namibia sampai Jepang, keluarga ini menghabiskan waktu minum jus di atas punggung unta di Gurun Gobi, mendaki Himalaya, dan melihat Pokemon di Tokyo.
Mereka bahkan memberikan kebebasan ke anak-anaknya buat menentukan itinerary! Léo, salah satu anak mereka, bilang mau lihat Pokemon, mereka kemudian mewujudkan keinginan tersebut.
Menurut Édith, tujuan perjalanan ini bukan cuma soal eksplorasi, tapi bikin momen yang melekat di hati dan pikiran anak-anaknya.
Produksi Blink mungkin gak sefantastis film blockbuster, tapi justru di situlah letak keajaibannya.
Dengan kru kecil dan peralatan seadanya, sutradara Edmund Stenson dan timnya melintasi gunung, lembah, bahkan gurun hanya untuk menangkap momen-momen intim keluarga Lemay-Pelletier.
Perjalanan ini penuh tantangan, tapi mereka tahu bahwa yang ingin mereka tangkap adalah keindahan sederhana yang penuh arti.
Sementara itu, sutradara Daniel Roher yang juga menjadi bagian dari proyek ini, mengaku bahwa dirinya tersentuh oleh gaya parenting Édith dan Sébastien.
BACA JUGA: REKOMENDASI TONTONAN NETFLIX TERBARU BULAN DESEMBER, ADA ‘SQUID GAME’ SEASON 2!
Bukannya menjadi orang tua yang terlalu melindungi atau mengontrol, mereka memilih untuk memberikan kepercayaan penuh pada anak-anak mereka.
Keberanian dan kebebasan inilah yang membuat perjalanan mereka menjadi begitu otentik.
Blink bukan hanya dokumenter untuk para petualang, tetapi juga refleksi mendalam tentang kehidupan. Film ini mengingatkan kita untuk menghargai momen-momen kecil yang sering kita abaikan.
Kadang kita terlalu sibuk mengejar masa depan, sampai lupa bahwa keindahan hidup ada di sini dan sekarang.
Keluarga ini menunjukkan bahwa kehidupan adalah tentang menciptakan kenangan yang bermakna, bukan tentang apa yang akan hilang.
Mereka mengajarkan bahwa saat-saat sederhana seperti minum jus di atas punggung unta atau bercanda di antara debu gurun adalah harta yang paling berharga.
BACA JUGA: OPENAI SIAPKAN ‘AI AGENT’ DI TAHUN 2025, KIRA-KIRA BUAT APA YA?
Melalui Blink, kita diajak bertanya, "Apa yang sudah aku lakukan untuk membuat hidupku berarti?" atau bahkan, "Apa yang ingin aku tinggalkan untuk orang-orang yang aku cintai?"
Siapkan hati, karena Blink akan tayang di National Geographic pada 16 Desember dan akan tersedia di Disney+ serta Hulu mulai 17 Desember 2024.
Jangan lupa siapkan satu atau dua box tisu, karena kisah ini akan membuat kamu menangis sekaligus tersenyum sambil berkata, “Hidup itu benar-benar indah.”
Jadi, jika kamu mencari tontonan yang lebih dari sekadar hiburan, Blink adalah pilihan yang tepat.
Mungkin, setelah menonton, kamu akan terinspirasi untuk menciptakan petualangan dan kenanganmu sendiri. Karena siapa yang tahu, mungkin cahaya itu masih ada, bahkan di tengah gelap sekalipun. (*/)