Movies

EKSPRESI PERASAAN ALUNAN SEMESTA DALAM SINGLE "EURIKA" SI SOSOK FIKSI

"Musik adalah perasaan yang dinyanyikan," kata Pidi Baiq. Dan Alunan Semesta, band Pop-Folk dari Bandung ini, menyanyikan perasaan mereka melalui single "Eurika" si sosok fiksi tersebut.

title

FROYONION.COM - Eurika adalah sosok fiksi dan judul sebuah single terbaru dari Alunan Semesta, sebuah band pop-folk dari Bandung.

Dikatakan, Alunan Semesta terinspirasi dari serangga hutan tonggeret yang mengeluarkan suara nyaring dari pepohonan dan terdengar ketika di penghujung musim hujan atau saat pertanda kemarau akan datang.

Ya, suara alam memang seringkali memberi inspirasi bagi kita, termasuk suara nyaring dari si serangga kecil dari hutan itu. Suara nyaring dari serangga kecil itu tampaknya menjadi sesuatu yang besar bagi mereka, dan dengan harapan, itu juga menjadi sesuatu yang besar bagi semua orang atau bahkan semua makhluk, sehingga menjadi sebuah filosofi untuk kita semua.

Filosofi inilah yang kemudian dikatakan menjadi visi Alunan Semesta agar karya mereka didengarkan semua orang atau bahkan semua makhluk yang ada di alam raya ini.

Saya baru tahu band ini beberapa hari lalu–dari postingannya Bandung Magazine di Instagram. 

Band ini sudah ada sejak 2014– tepatnya pada 8 September di tahun itu. Kehadiran mereka sempat dikatakan telah meramaikan tren musik folk. 

Di tahun 2017, mereka merilis album pertamanya berjudul Sepertiga. Dan album keduanya yang berjudul Nyalakan Nyala dirilis pada 10 Mei 2022.

Lalu, lima bulan berikutnya, yaitu pada 12 Oktober 2022 mereka meluncurkan single baru yang berjudul "Eurika" itu. Dan "Eurika" adalah salah satu lagu dari materi album ketiga mereka. 

Si "Eurika", yang saya yakini adalah sosok perempuan, adalah sosok imajiner yang diberi pernyataan agak aneh oleh si "Aku" dalam lagu ini, melalui lirik berikut ini:

"Haruskah kukatakan semua bahwa aku milikmu tanpa engkau tahu? Takkan kubiarkan kau singkirkan aku, lebih baik kau teguk semua kasihku."

Itu agak aneh karena, si "Aku" dalam lagu ini seperti telah menyerahkan dirinya pada Eurika tanpa peduli apakah si Eurika mau menerimanya apa tidak. Pokoknya aku adalah milikmu tanpa perlu kamu tahu. Sudah, itu saja. Dan jangan coba-coba kamu menyingkirkanku, akan lebih baik jika kamu menerima saja semua kasihku.

Selanjutnya Si "Aku" dalam lagu ini menyanyikan: "Bayangmu hadir di setiap mimpiku. Berlabuhku, berlabuh di dalam bayangmu. Sampai kapan kau kan terus menari, iringi irama cinta yang kubuat untukmu."

Jadi bisa dikatakan, "Eurika" si sosok fiksi ini muncul sebagai sebuah ide lagu di kepala si "Aku", atau sebagai ekspresi kreatif darinya, atau sebagai sebuah perasaan yang dinyanyikan olehnya.

Lalu terakhir, si "Aku" menyanyikan–dan ini adalah bagian reff-nya: "Kasih, dengar aku di sini. Ku kan seberangi samudra antara kau dan aku."

Mari kita katakan samudra itu adalah imajinasi yang membentang luas yang berada di antara si "Aku" dan si "Eurika". Dan si "Aku" akan menyeberangi imajinasi itu untuk mencapai si "Eurika" yang mungkin mustahil untuk dicapai karena si "Eurika" adalah fiksi.

Tapi biar gimanapun ini adalah interpretasi saya sendiri. Dan band Alunan Semesta ini–yang dihuni Ule Zayn (Vocal/ Acoustic Guitar), Erland (Drums), Sandi Sandow (Electric Guitar), Arif Rachman (Bass) dan Kemmy (Keyboards)–telah menjadi salah satu band favorit saya. Melalui lagu "Eurika" si sosok fiksi, mereka telah menyanyikan salah satu bentuk perasaan mereka dalam musik yang agak santai dan cukup enak dan segar dan rileks untuk didengarkan.


Kamu mau mendengarkannya juga? Kamu bisa mendengarkannya di Spotify atau di Youtube. (*/)

  • whatsapp
  • twitter
  • facebook
  • remix
Penulis

Akim Mahesa

Founder akun jasa curhat @curehead.id, freelance copywriter, dan penulis buku "Selain Berengsek Hidup Ini Penuh Hal Paradoks