Movies

‘DI AMBANG KEMATIAN’: MENGERIKANNYA KEMATIAN PARA PEMAKAN DUIT HARAM

“Di Ambang Kematian” menawarkan tema urban legend yang dekat dengan kita. Apa saja yang menarik dan kurang menarik dari film ini?

title

FROYONION.COM - Tahukah kamu apa yang paling seru dari film Indonesia? Seburuk apapun filmnya, pasti selalu ada yang familiar dan membuat film tersebut jadi tidak begitu buruk. 

Dalam asumsi penulis, salah satu yang mengikat kita untuk tetap terus menonton film Indonesia adalah tema urban legend yang memang dekat dengan keseharian kita.

Pocong, kuntilanak, tuyul, genderuwo, dan pesugihan. Di era digital sekarang ini, ada banyak film horor yang dimulai dari cerita di media sosial atau konten online, kemudian akhirnya dialihwahanakan ke dalam bentuk film. 

Ada KKN Desa Penari (2022) yang berangkat dari utas (thread) di akun Twitter @simpleman. Kemudian baru-baru ini ada Kisah Tanah Jawa Pocong Gundul (2023) yang merupakan kisah YouTuber horor Om Hao. Lalu yang paling terbaru adalah Di Ambang Kematian (2023) yang  juga dari thread Twitternya @jeropoint. 

Sebenarnya film ini tidak termasuk list movie to watch milik penulis, tapi setelah membaca-baca review menjanjikan dari akun medsos yang biasa mengulas film, penulis penasaran dan ingin membuktikan, “Apa memang benar sebagus itu?”

Well, ternyata cukup menyenangkan. Di Ambang Kematian cukup sukses membuat penulis kembali teriak setiap kali menonton film horor. Efek kejutnya cukup oke, tidak sekadar kejutan-kejutan lucu yang ‘nanggung’. Ditambah lagi salah satu pemain utamanya Taskya Namya yang memerankan karakter Nadia yang sebelumnya sudah pernah beberapa kali main film horor. Sebut saja Suzanna Malam Jumat Kliwon (2023) dan Waktu Maghrib

BACA JUGA: NGERINYA ASAL NYUMPAH SAAT MAGHRIB (SEBUAH REVIEW FILM ‘WAKTU MAGHRIB’)

Vibes horornya jadi banget, sehingga scene yang sebenarnya sudah biasa ada di film horor, karena aktingnya yang bagus. Istilahnya “setannya dapet banget”. Penulis jadi penasaran, apa Namya tidak merasa seram saat melihat dirinya sendiri di cermin saat akting?

Omong-omong, Di Ambang Kematian bercerita tentang seorang suami yang melakukan pesugihan kandang bubrah. Yang awalnya hanya mengorbankan kambing hitam sampai akhirnya satu-satu anggota keluarganya mati mengenaskan. Dari mulai istri sampai anak-anaknya.

Karakter Nadia yang diperankan Taskya Namya ini jadi penutur dalam cerita di film ini. Dia mengisahkan bagaimana ayahnya yang mulanya ingin hidup bahagia, ekonomi nggak susah, tapi malah akhirnya jadi sengsara gara-gara melakukan pesugihan kandang bubrah.

Ketika tahu kalau keluarganya satu demi satu menjadi tumbal, sang ayah berusaha lepas dari tumbal dengan menjual semua harta dan membagikannya kepada orang-orang. Disangkanya dengan berbuat kebaikan, teror yang dialami keluarganya akan berhenti. Tapi ternyata tidak. Sekali membuat perjanjian, seumur hidup akan dihantui, dan setan yang disembahnya akan terus menuntut tumbal.

Setelah sadar menjual harta tidak mampu menyelamatkan keluarganya, sang ayah pun berkeliling Pulau Jawa mencari “orang pintar” untuk membantu memutuskan ikatan dengan iblis.

Sayangnya, usahanya sia-sia. Mungkin buat kamu yang pernah mengikuti thread ini tahu hasil akhir dari ceritanya. Tapi, penulis rasa film ini tetap layak ditonton, secara apa yang ditulis belum tentu feel-nya sama ketika divisualkan.

Apa lagi adegan demi adegan di film ini benar-benar sesuai dengan judul film—di ambang kematian. Penonton dibawa kepada penjabaran apa yang terjadi jika seseorang bersekutu dengan iblis, prosesi kematiannya seperti apa. Sangat mengerikan tentunya!

Menurut penulis, kengerian yang ditampilkan di dalam film cukup nyata. Ya darahnya, pengelupasan kulitnya, horor yang terus-menerus disuntikkan kepada penonton berhasil mencapai klimaksnya. Akhir kata, tontonlah film ini! 

Satu hal yang melekat dari film ini: tentang pencarian kebahagiaan manusia dan mengukurnya dari kekayaan belaka. Sebaik-baiknya, mencukupi kebutuhan apa adanya tanpa embel-embel melakukan kecurangan apalagi kecurangan dengan iblis, itu jauh lebih baik. 

Orang yang berlaku curang untuk mendapatkan uang tidak akan pernah tenteram hidup dan kematiannya. Penulis jadi bertanya-tanya, bagaimana sang  malaikat maut menjemput nyawa manusia-manusia yang hobinya mengambil sesuatu yang bukan haknya? Seperti koruptor misalnya. (*/)

  • whatsapp
  • twitter
  • facebook
  • remix
Penulis

Ester Pandiangan

Penulis buku "Maaf, Orgasme Bukan Hanya Urusan Kelamin (2022)". Tertarik dengan isu-isu seputar seksualitas.