Udah bikin film mahal-mahal, promosinya harus jor-joran juga, dong.
FROYONION.COM - Produksi film atau serial TV tentu makan biaya yang nggak sedikit. Wajar kalau kemudian tim produksi mikir keras gimana caranya supaya film dan serialnya laku.
Mulai dari rilis poster dan trailer beberapa bulan sebelum filmnya rilis, bikin press tour bareng aktor dan aktris yang terlibat, sampai modifikasi bioskop biar keliatan satu tema dengan filmnya.
Ada juga beberapa production house yang bikin strategi promosi super unik dan out of the box demi menambah hype dan euforia film yang akan tayang. Kayak gimana aja sih promosi ala-ala S3 Marketing ini? Yuk, simak satu per satu.
Untuk mempromosikan season finale yang rilis pada 2019 lalu, HBO punya cara unik demi menambah hype para penggemar. Tim produksi membuat enam replika Iron Throne untuk kemudian disembunyikan di enam lokasi berbeda di berbagai belahan dunia.
Penggemar berat serial fantasi ini lalu beramai-ramai melakukan scavenger hunt alias "perburuan" untuk menemukan di mana replika Iron Throne disembunyikan. Foto-foto yang tersebar di internet memperlihatkan lokasinya ada di tengah hutan, padang pasir sampai daratan bersalju.
Nggak tanggung-tanggung, keenam replika Iron Throne ini ditemukan di Swedia, Brazil, Kanada, Inggris, Spanyol dan New York. Sayangnya nggak ada perwakilan dari Asia, ya.
BACA JUGA: BUKAN KINGDOM! INILAH ‘GAME OF THRONES’ VERSI KOREA
Ketika film pertama Enola Holmes rilis pada 2020 lalu, Netflix punya cara unik untuk mempromosikannya. Mereka membuat patung saudara perempuan dari tokoh laki-laki ternama dunia yang pencapaiannya nggak tertulis dalam sejarah karena dibayang-bayangi oleh saudara laki-lakinya yang lebih populer.
Patung-patung ini kemudian ditempatkan di seantero Inggris, bersebelahan dengan patung saudara laki-laki mereka yang lebih banyak dikenal.
Misalnya, ada patung Princess Helena Victoria, anggota pendiri Palang Merah Inggris serta Presiden Asosiasi Perawat Kerajaan Inggris. Ia turut memperjuangkan kondisi kerja, hak serta gaji yang lebih baik. Masih banyak yang nggak tahu jasa-jasa beliau karena orang-orang lebih mengenal saudara laki-lakinya, King Edward VII.
Ada lagi patung Maria Anna Mozart. Banyak yang nggak tau siapa itu Maria Anna, padahal dia adalah adalah musisi terkenal pada masanya. Saat beranjak dewasa, tuntunan budaya membuatnya nggak bisa melanjutkan karirnya sebagai musisi dan dunia lebih mengenal saudara laki-lakinya, Wolfgang Amadeus Mozart.
Ini strategi yang cerdas banget sih karena sesuai sama jalan cerita Enola Holmes. Dikisahkan, adik perempuan dari detektif kondang Sherlock Holmes ini nggak kalah jago dalam menganalisa suatu kasus, tapi selalu menjadi bayang-bayang kakak laki-lakinya yang lebih terkenal itu.
BACA JUGA:
ENOLA HOLMES 2: PERJALANAN DETEKTIF MUDA DALAM MENGUNGKAP KETIDAKADILAN
Film klasik rilisan tahun 1999 ini mengisahkan tiga orang mahasiswa yang hendak memproduksi sebuah dokumenter tentang legenda Blair Witch di Burkittsville, Maryland. Setelah proses produksi rampung, kedua sineas yang menggarap film ini lalu mempromosikannya melalui sejumlah “ilusi” pada publik.
Keduanya meluncurkan situs resmi berisi informasi hilangnya tiga mahasiswa saat tengah menyelidiki kasus Blair Witch. Ketiga karakter fiksi ini dibuat seolah nyata, lengkap dengan laporan kepolisian, dokumen foto, hingga potongan video dan juga audio.
Nggak berhenti sampai di situ, saat filmnya tayang di Sundance Festival, disebar pula pamflet mengenai hilangnya tiga mahasiswa tersebut. Audiens bahkan ditanya langsung apakah mereka mengetahui informasi keberadaan mereka.
Singkatnya, apa yang terjadi dalam film dibuat seolah nyata dan betul-betul terjadi. Terbukti, The Blair Witch Project laris manis di bioskop dan dinobatkan sebagai film dengan kampanye serta promosi terbaik dan paling viral sepanjang masa. Gimmick-nya berhasil!
Sudah jadi hal wajar kalau sebuah film akan menyertakan ulasan positif sebagai headline atau pemanis poster. Tapi, musim kedua Gossip Girl yang dirilis pada 2008 lalu ini justru sedikit berbeda.
Sederet poster promosinya nggak hanya memperlihatkan karakter-karakter dalam serialnya, tapi juga potongan ulasan negatif dari para kritikus. Kalimat-kalimat seperti "mind-blowingly inappropriate", "every parent's nightmare" dan "a nasty piece of work" yang bermakna negatif justru dijadikan headline untuk menarik minat penonton.
Tim produksi kayaknya tahu kalau bagi remaja yang jadi target konsumen mereka, perintah adalah larangan. Orang-orang malah jadi tertarik buat mantengin musim kedua Gossip Girl buat cari tahu se-nasty dan inappropriate apa sih serial ini. Terbukti, Gossip Girl masih terus lanjut sampai musim keenamnya.
BACA JUGA:
KUPAS TUNTAS FENOMENA ‘BARBENHEIMER’ YANG LAGI RAME DI JAGAD MAYA
Jelang perilisannya pada 21 Juli lalu, netizen sempat dibuat kaget dan terbengong-bengong dengan masifnya pemasaran film Barbie. Ide tim marketing seolah nggak habis-habis untuk mempromosikan film yang dibintangi Margot Robbie dan Ryan Gosling ini.
Pertama, Pantai Bondi di Australia disulap menjadi persis seperti pantai Barbie pada filmnya, lengkap dengan pernak-pernik berlogo Barbie warna merah muda. Kemudian, muncul Barbie Dreamhouse di Malibu, California. Barbie juga diketahui bekerja sama dengan sejumlah brand ternama, salah satunya Impala Skate dengan meluncurkan rollerblade Barbie seperti yang dikenakan pada filmnya.
Di Indonesia, netizen sempat membagikan foto-foto gerbang stasiun di Bundaran HI yang diwarnai serba pink dengan logo Barbie. Bahkan, dalam press tour film ini di beberapa negara, aktris pemeran Barbie Margot Robbie kerap mengenakan baju yang persis seperti kostum boneka Barbie. Totalitas! (*/)