Movies

BION STUDIOS DARI VISINEMA SIAP TAYANGKAN 3 FILM YANG MENGANGKAT CERITA LOKAL

Visinema hadirkan Bion Studios, perusahaan film yang memproduksi film hyperlocal. Mereka telah mengumumkan 3 judul film yang akan rilis pada tahun depan, salah satunya adalah Selepas Tahlil.

title

FROYONION.COM – Visinema Group meluncurkan BION Studios, sebuah perusahaan film yang berfokus untuk memproduksi konten hyperlocal dan mengangkat cerita yang dekat dengan kehidupan sehari-hari masyarakat. 

Herry Budiazhari Salim, selaku Group President & CEO of Visinema Studios menjelaskan, bahwa BION Studios hadir untuk memberikan ruang bagi cerita-cerita yang relevan.

Cerita tersebut mungkin belum terdengar luas. Padahal cerita-cerita itu memiliki potensi besar untuk menggugah hati penonton.

3 FILM OLEH BION STUDIOS

Beberapa film oleh BION Studios yang akan tayang pada 2025, antara lain Ambyar Mak Byar, Selepas Tahlil, dan Kami (Bukan) Sarjana Kertas. 

Film berjudul Selepas Tahlil memiliki cerita yang sengat menarik. Berikut sinopsis dari ketiga film tersebut.

1. Selepas Tahlil

Film Selepas Tahlil diangkat dari IP terkenal dari podcast Lentera Malam. Film horor ini akan dibintangi oleh Aghniny Haque yang sebelumnya membintangi film-film horor, seperti KKN di Desa Penari, Pemandi Jenazah, dan film lainnya. 

Bercerita tentang salah satu kota di Surabaya, seorang anak (Aghniny Haque) ingin memakamkan jenazah ayahnya. Namun pada malam selepas tahlil, jenazah ayahnya bangkit dan berjalan keluar rumah. Lalu menghilang ke dalam kegelapan malam. 

Terdapat urban legend di salah satu desa di Lamongan, bahwa seseorang yang berasal dari desa tersebut tapi meninggal di kota lain, jenazahnya akan berjalan sendiri menuju desa kelahirannya.

BACA JUGA: PENJELASAN ENDING ‘SIKSA KUBUR’ BESERTA TEORI-TEORINYA, HATI-HATI SPOILER!

Pada malam ayahnya dimakamkan, seorang warga Lamongan melihat penampakan seorang mayat berjalan di ujung jalan desa. 

Apakah mayat berjalan tersebut adalah ayahnya Aghniny yang telah wafat? Lalu bagaimana ia akan membawa ayahnya pulang? Cerita di atas turut membuat Aghniny merasa antusias untuk bergabung di dalam film Selepas Tahlil.

2. Ambyar Mak Byar

Film Ambyar Mak Byar dibintangi oleh penyanyi dangdut Happy Asmara. Bercerita tentang Seorang pemuda naif, Jeru (25) ingin memperjuangkan cintanya kepada Bethari (24). 

Jeru bercita-cita menjadi musisi terkenal untuk menarik perhatian Bethari. Ia pun bergabung ke dalam Konco Seneng bersama sahabatnya: Rick (27), Aruna (26), Novian (29), dan Wahyu (27).

Namun, perjuangan Jeru tidaklah mudah. Keluarga Bethari yang tidak merestui hubungan keduanya, tega menyabotase segala upaya yang dilakukan Konco Seneng. 

BACA JUGA: REVIEW FILM ‘KAKA BOSS’, UPAYA MELEPAS STEREOTIP TENTANG ORANG TIMUR

Happy Asmara, pemeran utama dalam Ambyar Mak Byar, mengatakan bahwa ia sangat senang menjadi bagian dalam film Ambyar Mak Byar.

“Saya sangat senang bisa menjadi bagian dari film Ambyar Mak Byar. Ceritanya sangat dekat dengan kehidupan kita sehari-hari, terutama anak muda yang berjuang dengan cinta dan impian,” ujar Happy.

“Lewat film [Ambyar Mak Byar] ini, harapannya saya bisa lebih mengenalkan campur sari ke banyak penonton,” tambahnya.

3. Kami (Bukan) Sarjana Kertas

Film Kami (Bukan) Sarjana Kertas adalah adaptasi dari novel bestseller karya J.S. Khairen dengan judul yang sama.

Bercerita tentang 3 pemuda medioker berasal dari berbagai daerah di Indonesia. Mereka ingin punya ijazah kuliah supaya bisa langsung bekerja. 

Ketiga pemuda tersebut pun masuk kampus UDEL—yang tidak jelas kualitasnya—supaya bisa lulus mudah, tapi biaya kuliahnya murah.

BACA JUGA: BILIK CURHAT CURI PERHATIAN JELANG RILIS ‘HOME SWEET LOAN’, SANDWICH GENERATION CAN RELATE!

Lalu datang seorang dosen perempuan muda—yang tampil nyentrik—yang membuka wawasan mereka. 

Dosen tersebut bertekad untuk mengubah sistem pembelajaran, sebagai penegasan, bahwa Kampus UDEL bukanlah sekadar penghasil sarjana kertas yang asal lulus saja.

JADI RUANG BAGI CERITA LOKAL YANG POTENSIAL

Herry mengatakan bahwa BION menangkap cerita-cerita yang tumbuh dari budaya populer, tren yang sedang berkembang, dan kehidupan sehari-hari masyarakat. 

“BION Studios hadir untuk mengangkat cerita-cerita yang viral dan tumbuh dari akar rumput. Kami ingin menjadi wadah bagi konten-konten yang segar, dekat dengan masyarakat, dan memiliki daya tarik besar di pasar hyperlocal,” ujar Herry dalam press conference BION pada Rabu (10/9/2024)

“BION Studios dilahirkan untuk memberikan ruang bagi suara-suara yang mungkin belum terdengar, tapi punya potensi besar untuk menggugah hati penonton," tambahnya.

Kehadiran BION Studios diharapkan jadi wadah bagi ide kreatif yang mampu menyajikan beragam cerita yang relevan. Dari 3 judul film di atas, ketiganya memiliki cerita yang dekat di masyarakat. Film Selepas Tahlil rasanya layak untuk dinantikan tayang di bioskop. (*/)

  • whatsapp
  • twitter
  • facebook
  • remix
Penulis

Fadhil

Content writer Froyonion, suka pameran seni dan museum, sesekali naik gunung