Movies

BERANTAS FILM BAJAKAN DI TELEGRAM, PLATFORM VIDIO DAPAT DUKUNGAN DIAN SASTRO

Vidio mengungkapkan komitmennya dalam memerangi pembajakan film mereka. Upaya ini mendapat dukungan dari pihak berwenang hingga aktris Dian Sastrowardoyo.

title

FROYONION.COM - Pembajakan menjadi isu yang serius bagi industri kreatif. Tak hanya di Indonesia saja, melainkan di seluruh dunia.

Baru-baru ini, platform streaming film di Indonesia, Vidio menunjukkan komitmennya dalam memberantas pembajakan film yang banyak didistribusikan melalui aplikasi perpesanan Telegram.

Dilansir dari laman Deadline.com, ditemukan bahwa beberapa series andalan milik Vidio seperti Ratu Adil, Love Ice Cream, Merajut Dendam hingga Pertaruhan telah menjadi korban pembajakan tersebut.

Dalam upaya ini, Vidio ikut menggandeng lembaga pemerintah. Selain itu, upaya tersebut juga mendapat dukungan dari pemeran utama series Ratu Adil, Dian Sastrowardoyo.

FILM DIAN SASTRO
Dian Sastro dalam film Ratu Adil. (Sumber: Vidio)

BACA JUGA: NADIN AMIZAH BAWAKAN LAGU LAWAS CHRISYE SEBAGAI OST ‘GADIS KRETEK’  

Aktris yang pernah memerankan Jeng Yah dalam series Gadis Kretek tersebut mengungkapkan dukungannya dengan berbagi story di akun Instagramnya soal langkah-langkah anti-pembajakan lokal.

Dalam dua bulan terakhir, usaha mereka membuahkan hasil. Operasi yang dilakukan oleh Polda jawa Barat sukses meringkus dua orang terduga pelaku di balik distribusi konten bajakan melalui Telegram.

Memulai dengan awal yang bagus, Vidio tak akan puas sampai di situ saja. Mereka akan tetap menunjukkan komitmennya untuk tanpa lelah memberantas pembajakan film dan series.

Hal ini sesuai dengan yang disampaikan oleh Gina Golda Pangaila, SVP Legal dan Anti Pembajakan dari Vidio.

“Kami tanpa lelah akan terus berkolaborasi dengan pihak berwenang untuk mengejar dan mengambil tindakan hukum yang tegas terhadap admin Telegram yang membajak konten Vidio Original Series,” tegas Gina dikutip dari Deadline.com.

Namun Gina juga mengungkapkan bahwa partisipasi masyarakat juga diperlukan dalam memerangi pembajakan. Salah satunya dengan melaporkannya ke email khusus jika menemukan adanya penyebaran konten bajakan.

KENAPA TELEGRAM?

Di antara banyaknya aplikasi perpesanan, kenapa para pembajak memilih Telegram sebagai tempat untuk mendistribusikan konten bajakannya.

Jawabannya sederhana. Hal ini karena segala fitur yang ada dalam Telegram dinilai sangat mendukung aktivitas ilegal tersebut.

Salah satu fitur andalan dalam Telegram adalah fitur anonimitas yang memungkinkan pengguna untuk menyembunyikan nomor ponsel dan identitas mereka.

Meski tujuannya untuk menjaga privasi penggunanya, nyatanya fitur ini justru banyak dimanfaatkan oleh para pembajak agar jejak mereka sulit buat dilacak.

Hal ini didukung juga dengan enkripsi end-to-end pada Telegram yang mencegah penyusup asing untuk melihat isi chat pengguna, termasuk penyedia jasa telekomunikasi dan internet, bahkan pemilik platform itu sendiri.

Maka yang bisa membaca isi chat dalam Telegram hanya pihak pengirim dan yang dikirimi pesan.

BACA JUGA: JOB SEEKERS WASPADA! INI MODUS PENIPUAN BARU DI WHATSAPP DAN TELEGRAM, KERUGIANNYA CAPAI RATUSAN JUTA

Fasilitas lainnya yang menguntungkan para pembajak ini adalah jumlah anggota atau pengikut di setiap channel yang lebih besar ketimbang aplikasi berkirim pesan lainnya.

Setiap channel dalam Telegram, baik yang bersifat pribadi maupun grup, sanggup menampung hingga 200 ribu orang. Ini berbeda dengan WhatsApp yang hanya mampu menampung 256 orang saja.

Selain itu Telegram juga memungkinkan pengguna berbagi file hingga sebesar 1,5 GB. Hal tersebut memungkinkan pembajak menaruh konten bajakan di sana dan anggota yang bergabung tinggal mengunduhnya.

Hal lainnya yang berbeda dengan WhatsApp adalah API (Application Programming Interface) terbuka yang memungkinkan pengguna membangun ‘Telegram’ mereka sendiri. 

Berkat ini, pengguna bisa merancang tools yang bisa ditaruh di Telegram dan mengintegrasikannya dengan berbagai layanan. Fasilitas seperti ini jelas berguna bagi pembajak untuk membangun komunitasnya.

Selain berupa file yang bisa diunduh, seringkali pembajak Telegram mengirim link yang akan memandu kita pada konten bajakan yang umumnya ditaruh dalam penyimpanan Cloud atau sejenisnya.

Namun menurut laman Avia.org, tak hanya konten digital dari layanan OTT saja yang bisa dibajak, melainkan juga konten siaran langsung seperti pertandingan olahraga atau lainnya.

KENAPA RANTAI PEMBAJAKAN HARUS DIPUTUS?

Menengok alur kerja pembajak dalam menyiasati pengawasan polisi cyber saat menyiarkan siaran langsung, menunjukkan bahwa orang-orang di balik itu sangat paham betul memanfaatkan teknologi modern.

Hal ini akan menjadi tantangan bagi pihak-pihak yang ingin memerangi pembajakan, seperti Vidio.

Namun tentu saja, mata rantai pembajakan ini bisa diputus, salah satunya jika ada partisipasi dari masyarakat untuk menolak menikmati konten bajakan.

Pembajakan konten streaming mengakibatkan kerugian besar bagi industri TV. Berdasarkan laporan perusahaan analis Nera Consulting terungkap bahwa kerugiannya ditaksir bisa mencapai angka USD 39,4 miliar hingga USD 95,4 miliar.

Kerugian ini mengancam keberlangsungan pelaku industri kreatif yang menggantungkan hidupnya dari konten digital yang mereka produksi.

Terlebih lagi, mengakses situs ilegal yang disediakan pembajak berpotensi menimbulkan kebocoran data pengguna yang akan sangat merugikan. So, mari dukung antipembajakan. (*/)

  • whatsapp
  • twitter
  • facebook
  • remix
Penulis

Shofyan Kurniawan

Shofyan Kurniawan. Arek Suroboyo. Penggemar filmnya Quentin Tarantino. Bisa dihubungi di IG: @shofyankurniawan