Movies

AWAS SPOILER! INI PENJELASAN ENDING FILM SEHIDUP SEMATI DI NETFLIX

Sudah nonton ‘Sehidup Semati’ di Netflix dan masih penasaran tentang ending dari film  tersebut? Simak penjelasan dan teorinya lewat artikel ini. Hati-hati spoiler!

title

FROYONION.COM Perfilman Indonesia semakin berwarna. Sineas tanah air makin berani mengeksplorasi aneka genre yang beragam. Salah satunya adalah horor psikologis. 

Kalian tidak akan menemukan sosok hantu menyeramkan dalam film genre ini. Sumber ketakutan di dalamnya berasal dari emosi manusia. Horor psikologis juga biasanya berkaitan erat dengan isu kesehatan mental. 

BACA JUGA:

PENJELASAN ENDING JOKO ANWAR’S NIGHTMARES AND DAYDREAMS, SERTA BERAGAM TEORINYA 

Beberapa film populer yang mengangkat genre ini adalah Black Swan, Where the Crawdads Sing dan Us. Indonesia juga pernah memproduksi film horor psikologis. Salah satunya adalah Sehidup Semati yang dirilis pada 11 Januari 2024 lalu. 

Sekarang, film yang dibintangi Laura Basuki, Ario Bayu dan Asmara Abigail ini dapat kalian saksikan di platform streaming Netflix. Kalau kalian masih belum paham gimana sebenarnya ending dari film ini, simak teori terkaitnya di bawah. 

SINOPSIS DAN TEORI FILM SEHIDUP SEMATI 

PENJELASAN ENDING SEHIDUP SEMATI
Renata (Laura Basuki) dalam film Sehidup Semati.

Renata, seorang wanita lemah lembut, tumbuh dalam keluarga yang taat beragama. Sang ibu kerap menanamkan padanya nilai-nilai bahwa kodrat perempuan adalah mengabdi pada suaminya kelak serta menjaga keutuhan rumah tangga. 

Saat sudah tumbuh dewasa, Renata akhirnya menikah dengan Edwin. Rumah tangga itu tidak berjalan sempurna karena ia kerap menerima kekerasan fisik maupun psikis dari suaminya. 

Kemudian, muncul sosok Asmara, tetangga di sebelah unit apartemen mereka yang mencoba membantu Renata. Renata akhirnya tahu bahwa Edwin berselingkuh dengan perempuan bernama Ana. 

BACA JUGA:

PENJELASAN ENDING ‘SIKSA KUBUR’ BESERTA TEORI-TEORINYA, HATI-HATI SPOILER! 

Akan tetapi, Ana dinyatakan hilang dan keberadaannya tengah dicari. Setelahnya, Renata kerap dibayangi bahkan mendapat teror dengan kehadiran Ana. Sikap Edwin juga makin dingin dan menjauh darinya. 

Sehidup Semati tentu bukan sekedar film drama perselingkuhan semata. Alurnya lambat dan baru membuat kita berpikir dari pertengahan hingga akhir cerita. Begitu mencapai ending, penonton akan dibuat bertanya-tanya, “apa yang sebenarnya terjadi pada mereka?” 

Teorinya begini: adegan saat Renata bangun tidur sampai dengan akhir film hanya halusinasi Renata saja. Edwin sudah meninggal, namun di awal film masih hidup. Kejadian nyata dalam film ini hanya Renata, sosok nenek yang kehilangan anaknya, satpam serta keluarga Renata. 

Pemeran lain sudah meninggal dan hanya imajinasi. Karakter Asmara juga merupakan halusinasi Renata karena ia kerap menonton film dengan tema KDRT dan perselingkuhan. 

Renata jugalah yang sudah membunuh anak nenek tetangga apartemennya karena sudah berselingkuh dengan Edwin. Nenek tersebut mencari sang anak yang telah dibunuh Renata sampai meminta pertolongan dukun. 

Lalu, Renata turut membunuh Edwin karena sudah ketahuan berselingkuh dan menjadi gila. Mayat Edwin disimpan di ruang kerja sementara mayat anak si nenek alias selingkuhan Edwin dibuang ke danau. 

BACA JUGA:

PENJELASAN FILM ‘PAMALI: DUSUN POCONG’ YANG TAYANG PADA 12 OKTOBER 

Kisah dalam film ini memang tidak linier. Adegan Renata bangun tidur dan ada kue di atas meja anniversary terjadi setelah ia membunuh Edwin dan selingkuhannya. Sementara di adegan terakhir kita masih bisa melihat kue yang sudah basi di atas meja. 

Inti dari film ini adalah karakter Renata yang mengidap skizofrenia, gangguan mental yang membuat penderitanya tidak dapat membedakan antara kenyataan dan halusinasi. 

Ini membuat Renata membayangkan kemunculan orang-orang di sekitarnya yang sebenarnya tidak ada. Ia juga berpikir bahwa orang-orang itulah yang melakukan kejahatan, padahal tindakan kriminal tersebut dilakukan oleh dirinya sendiri. 

ISU KESEHATAN MENTAL DAN KONSTRUKSI SOSIAL DALAM SEHIDUP SEMATI 

Kisah dalam Sehidup Semati mungkin sudah sering kita temui dalam sinetron, utas viral media sosial atau bahkan di masyarakat sekitar kita. 

Masalah patriarki terutama mendapat sorotan utama, ketika perempuan sebagai istri dipaksa taat pada suami tanpa bisa bersuara dalam kondisi apapun demi keutuhan rumah tangga. 

Banyak Renata-renata lain di luar sana yang bernasib sama: menjadi korban, namun justru dicap sebagai penyebab atas semua kekacauan. Ini terjadi atas dasar pandangan misoginis yang secara ironis masih ditemukan dalam kehidupan modern. 

Konstruksi sosial yang menyudutkan perempuan inilah yang akhirnya membentuk halusinasi seseorang. Sosok Renata diceritakan hidup dengan pemahaman nilai bahwa perempuan harus tunduk pada suami. Ia juga kerap melihat sang ibu mendapat kekerasan dari ayahnya. 

Ditambah dengan kehadiran suami yang kerap melakukan KDRT padanya, Renata kemudian berusaha melawan nilai moral yang sudah ditanamkan padanya dengan munculnya sosok “Asmara” yang sebenarnya tidak nyata. 

Orang dengan gangguan mental seperti Renata seharusnya mengonsumsi obat. Jika tidak, halusinasinya akan semakin parah. 

Hal ini turut diceritakan dalam filmnya dengan banyaknya suara serta visual yang memenuhi kepala Renata sampai ia mengambil tindakan ekstrim dengan menghabisi nyawa orang lain. 

Bisa dibilang, unsur horor dalam film ini bukan hanya dari mental Renata, namun juga kenyataan bahwa ada banyak kasus seperti Renata di kehidupan nyata. 

Apa yang dibahas dalam Sehidup Semati rasanya patut dijadikan bahan diskusi oleh mereka yang belum maupun sudah menikah. Sehidup Semati dapat kalian saksikan melalui platform streaming Netflix. Selamat menonton! (*/)

  • whatsapp
  • twitter
  • facebook
  • remix
Penulis

Wahyu Tri Utami

Sometimes I write, most of the time I read