Movies

ALASAN KENAPA KITA SUKA DENGAN PENJAHAT FIKSI DI BERBAGAI FILM/SERIAL

Dari sekian banyak cerita fiksi dari seri super hero atau anime, selalu ada karakter antagonis yang tidak kalah keren dari protagonis. Terus kenapa sosok karakter antagonis bisa menjadi sosok yang keren? Ini alasannya!

title

FROYONION.COM - Beberapa orang pasti setuju kalau Joker adalah penjahat atau villain terbaik sepanjang masa. Setiap orang pasti punya jawaban berbeda dan pasti punya alasan masing-masing kenapa memilih villain tersebut.

Dari Voldemort hingga Darth Vader, setiap karakter jahat pasti punya auranya sendiri yang membuat amaze penonton hingga bisa membuat kesal. Beberapa karakter jahat diciptakan dengan ending yang berbeda, ada yang berakhir dengan kesedihan seperti Darth Vader yang merupakan Ayah dari Luke Skywalker, ada juga yang berakhir sesuai dengan perbuatan kejinya seperti Voldemort yang mati akibat kutukannya sendiri.

Di dunia manga atau anime terdapat karakter bernama Crocodile dan Doflamingo dari anime One Piece yang sama sama punya ambisi licik di dunia gelap. Menyukai  karakter penjahat ternyata  bisa mengetahui sisi gelap dari karakter tersebut, dan terdapat alasan kenapa banyak orang suka dengan penjahat fiksi berdasarkan hasil penelitian.

Baca juga: MEMAHAMI KONSEP ANARKISME MONKEY D. LUFFY

MEMILIKI KESAMAAN DENGAN PARA VILLAIN

Dilansir dari website psychologicalscience.org, menurut penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Psychological Science, orang menganggap penjahat fiksi sebagai karakter yang disukai ketika mereka memiliki kesamaan dengan penonton atau pembacanya.

Selain itu, penelitian juga menunjukkan bahwa “fiksi” bertindak seperti jaring pengaman yang kognitif, sehingga memungkinkan kita untuk mengidentifikasi karakter jahat tanpa mencemari citra diri sendiri.

Artinya meskipun menyukai sosok penjahat dalam sebuah cerita fiksi, tidak berarti hal itu bisa merusak diri sendiri dengan tindakan jahatnya. 

Rebecca Krause kandidat PhD di Northwestern University dalam makalahnya menyebut “Ketika orang merasa terlindungi oleh tabir fiksi, mereka mungkin menunjukkan minat yang lebih besar untuk mempelajari karakter gelap dan menyeramkan yang mirip dengan mereka,”.

Krause juga menambahkan “misalnya, orang yang menganggap dirinya rumit dan kacau mungkin merasa sengat tertarik dengan The Joker di film Batman, sementara orang yang memiliki kecerdasan dan ambisi yang sama dengan Lord Voldemort mungkin merasa lebih tertarik pada karakter tersebut di serial Harry Potter,”.

ANALISA KARAKTER FIKSI DENGAN DIRI SENDIRI

Para peneliti menguji dan menganalisis data dari situs web CharacTour, sebuah platform hiburan online yang berfokus pada karakter film atau seri dengan memiliki sekitar 232.500 pengguna yang sudah terdaftar saat dianalisis. 

Salah satu fitur pada situs tersebut memungkinkan penggunanya untuk mengikuti kuis kepribadian dan melihat kesamaan mereka dengan karakter berbeda yang telah diberi kode sebagai jahat atau tidak. 

Dari data kuis ini memungkinkan para peneliti untuk menguji apakah orang tertarik atau menolak untuk disamakan dengan penjahat serupa, dengan menggunakan nonvillains sebagai garis dasar. 

Hasil yang ditunjukkan dari penelitian tersebut tidak mengherankan, orang banyak yang tertarik pada nonvillains karena kesamaan mereka meningkat. Namun, hasil lebih lanjut menunjukkan bahwa pengguna paling tertarik pada penjahat yang memiliki kesamaan dengan mereka.

Dari hasil itu, para peneliti percaya bahwa kesamaan dengan penjahat dalam cerita tidak mengancam diri sendiri seperti penjahat di kehidupan nyata. Namun data tersebut tidak mengidentifikasi perilaku atau karakteristik mana yang menurut peserta menarik. 

Dapat disimpulkan, meski menyukai karakter penjahat dalam seri atau film yang ditonton, bukan berarti sisi gelap karakter tersebut sama dengan pribadi seseorang. Justru dari karakter tersebutlah terdapat pelajaran hidup yang dapat dipetik untuk setiap orang agar menjadi pribadi yang lebih baik lagi.

Kisah yang diceritakan dalam film maupun seri menggambarkan kehidupan yang sebenarnya antar sesama manusia, dan memberikan arti yang terkadang tidak disadari. Penelitian di atas menunjukkan bahwa beberapa orang memang merasa memiliki kesamaan dengan beberapa karakter villain yang ada di film, namun tidak berarti memiliki ancaman seperti penjahat di kehidupan nyata. (*/)

  • whatsapp
  • twitter
  • facebook
  • remix
Penulis

Vian Naufal Pradana

Seorang wibu yang suka musik, olahraga, dan baca buku (kalo lagi mood)