Sempat dijuluki anime masterpiece, ini alasan kenapa Attack on Titan layak jadi anime terbaik di abad ini!
FROYONION.COM – Attack on Titan (AOT) adalah salah satu anime terpopuler, bukan cuma di Jepang, tapi di seluruh dunia. Anime ini diangkat dari manga berjudul sama yang dibuat oleh Hajime Isayama.
Attack on Titan udah tayang sejak tahun 2013. Sayangnya, pada tahun itu saya belum tahu kalau ada AOT. Bahkan, di tahun itu saya sama sekali belum mengenal dunia anime.
Saya mulai nonton anime sejak tahun 2016 karena dikenalin sama temen. Singkat cerita, saya nonton anime tersebut sekitar tahun 2017-2018. Alasannya karena waktu itu saya nggak sengaja nemu akun Instagram yang menjual merchandise berbagai anime.
Salah satu merchandise yang banyak dijual adalah dari anime Attack on Titan. Terus saya mikir, kalau banyak yang beli merchandise-nya, otomatis banyak yang ngefans. Kalau banyak yang ngefans, udah pasti ceritanya bagus.
Dari situ, saya mulai coba nonton Attack on Titan Season 1. Dan yang bener aja, dari episode pertama–konflik utamanya udah muncul. Nggak pake basa-+basi dan alurnya nggak diputer-puter. Padahal ini masih episode satu loh.
Anime ini bahkan mampu menggeser posisi Full Metal Alchemist yang udah menduduki posisi pertama sejak bertahun-tahun sebagai anime dengan rating tertinggi.
Terus, kenapa Attack on Titan layak menyandang predikat sebagai anime terbaik di abad 21? Ini alasan yang harus kalian tahu:
Baca juga: FILM SUZUME NO TOJIMARI DAN REALITA SEBUAH PERSAHABATAN, PERJUANGAN DAN TANGGUNG JAWAB
1. CERITA YANG NGGAK BIASA
Hajime Isayama menjadi salah satu mangaka dengan pemikiran yang sangat jenius. Saya yakin ini orang risetnya nggak main-main untuk menciptakan dunia di dalam AOT.
Pada season 1 dan 2, kita disuguhkan dengan cerita tentang manusia yang berlindung di balik tembok raksasa selama 100 tahun untuk menghindari teror dari Titan. Tapi, pada tahun 845, ada Titan yang berhasil membuat lubang pada tembok tersebut, sehingga menyebabkan titan-titan yang lain bisa masuk.
Kalau diceritain lebih lanjut, bakalan panjang banget dan jujur saya bingung narasiinnya gimana. Soalnya jalan cerita Attack on Titan emang sekompleks itu. Jadi, buat kalian yang belum nonton mending langsung nonton aja daripada saya kebanyakan spoiler.
2. BANYAK PLOT TWIST
Dalam anime Attack on Titan, banyak plot twist yang nggak terduga dan selalu berhasil bikin saya speechless. Misalnya kayak Annie yang ternyata adalah Female Titan, sampe Reiner dan Bertold yang ternyata adalah Kolosal Titan dan Armored Titan.
Intinya, ketiga anak ini ternyata adalah seorang pengkhianat dari negeri seberang. Selain itu, banyak banget plot twist lain yang sangat menarik dan selalu berhasil bikin saya berdecak kagum.
3. MENGGABUNGKAN BERAGAM TEMA
Tema yang diangkat dalam Attack on Titan banyak banget, di antaranya militer, action, histori, dan dark fantasy.
Bukan cuma itu, anime ini juga mengangkat tema seputar eksperimen tidak biasa, rasisme, genosida, diskriminasi, sejarah yang disembunyikan, dan politik yang penuh intrik.
Semua genre dan tema tersebut diramu jadi satu sama Bang Hajime yang tentunya dapat membuahkan karya yang sarat akan makna.
Meskipun tema yang diangkat banyak banget, tapi jangan khawatir karena ceritanya nggak muluk-muluk dan langsung to the point. Setiap episode terasa begitu penting karena nggak ada filler (tambahan cerita yang nggak terlalu penting).
Baca juga: MONSTER: ANIME UNDERRATED YANG BAKAL BAWA LO KE PERJALANAN SPIRITUAL
4. PENOKOHAN YANG KUAT
Nggak ada yang bisa nyangkal kalau penokohan dalam Attack on Titan itu strong banget. Entah itu tokoh utama, tokoh pembantu, atau tokoh yang cuma muncul sesekali aja. Semua punya perannya masing-masing yang nggak cuma sekadar 'tempelan' aja.
Kalau dibikin piramida, pembagian jenis-jenis tokoh ini bisa digolongkan ke dalam empat lapisan.
Lapisan bawah ini diisi sama tokoh-tokoh yang sesekali muncul aja, tapi punya impact yang besar dalam alur cerita. Sebut aja Kenny Ackarman, Marco Bodth, Willy, Mike Zackarias, Petra Ral, dan yang lainnya.
Lapisan kedua paling bawah diisi sama tokoh-tokoh yang digambarkan punya peran yang penting dan 'umurnya panjang'. Dengan kata lain, tokoh-tokoh ini sering muncul pada setiap kesempatan.
Sebut aja Hanji Zoe, Levi Ackerman, Reiner Braun, Annie Leonhart, Conny Springer, Jean Kirstein, Erwin Smith, dan yang lainnya.
Meskipun bukan tokoh utama yang jadi pusat cerita, tapi tanpa mereka–cerita dalam AOT nggak bakalan bener-bener hidup.
Semakin ke atas, piramidanya makin mengerucut dan terisi sama Mikasa Ackerman dan Armin Arlert. Kenapa cuma dua? Ya, karena cuma mereka yang punya peran paling besar bersama Eren. Dari cerita awal sampe akhir, mereka tetep ada dan mengisi hampir setiap plot.
Terus, puncak piramida penokohan ini diisi sama Eren, satu-satunya tokoh yang menyebabkan adanya konflik besar dalam AOT.
Hajime memberikan ruh pada setiap tokoh dengan begitu cemerlang. Alhasil, tokohnya bener-bener terasa hidup dan mampu membangun dunia yang seakan realistis di dalam AOT.
5. NGGAK ADA UNSUR SEKSISME
Alasan lain yang bikin saya obsessed dengan Attack on Titan adalah karena anime ini nggak mengandung unsur seksisme.
Seperti yang kita tahu, nggak sedikit anime yang sering mengobjektifikasi tubuh perempuan. Tujuannya untuk fan service, katanya.
Menariknya, dalam anime Attack on Titan nggak ditemukan unsur-unsur yang berbau seksisme. Dalam hal ini, wanita digambarkan sebagai 'manusia' dan bukan dilihat berdasarkan gender.
Wanita dalam AOT direpresentasikan sebagai sosok yang berdiri sendiri, bertindak atas kemauannya sendiri, kuat, dan berbakat.
Sebut aja Hanji Zoe yang digambarkan sebagai seorang ilmuwan yang bertugas melakukan banyak penelitian terhadap Titan sebagai objeknya.
Ia berjasa besar dalam mengungkapkan fakta-fakta tentang kebenaran Titan, bahkan jauh sebelum Eren (tokoh dan pusat cerita) datang.
Selain cerdas, Hanji Zoe juga memiliki kekuatan di atas rata-rata prajurit biasa. Hingga ia pada akhirnya ditunjuk sebagai komandan pasukan ke-14.
Selain Hanji Zoe, ada pula Mikasa Ackerman yang dikisahkan sebagai prajurit terkuat yang kekuatannya setara dengan 100 prajurit. Ia menempati peringkat satu dalam kadet 104, angkatan prajuritnya
Masih banyak tokoh perempuan yang diceritakan sebagai sosok yang kuat dan nggak ada bedanya sama laki-laki.
Bahkan, dalam AOT juga sering muncul scene yang menceritakan tokoh laki-lakinya menangis. Sebut saja ketika Armin sering dirundung oleh anak-anak lainnya, Eren yang menyaksikan ibunya dimakan Titan, serta Conny dan Jean yang menyaksikan kematian Sasha. Dan itu nggak papa banget.
Intinya, maskulinitas dan feminisme di anime ini sangat proporsional dan menggambarkan bahwa dunia di dalam Attack on Titan benar-benar menjunjung kesetaraan.
6. PENULIS NGGAK SEGAN BUNUH KARAKTER PENTING
Salah satu alasan kenapa anime ini begitu ngena di hati banyak orang adalah karena Bang Hajime nggak segan untuk menghilangkan tokoh-tokoh penting. Sejak awal cerita, udah banyak tokoh yang dibunuh oleh penulisnya.
Contohnya kayak Carla (ibunya Eren), Mike, Erwin, Sasha, Hanji, dan yang lainnya.
Hajime pernah bilang kalau dia emang pengen membuat AOT agar selalu terkenang di hati para pembaca atau penonton. Adapun salah satu cara yang dia tempuh adalah dengan membunuh karakter-karakter penting itu.
Mungkin ini juga bisa jadi pelajaran dan inspirasi buat para penulis fiksi biar nggak sungkan lagi untuk menghilangkan nyawa tokoh penting di dalam cerita. Siapa tahu cerita yang kalian buat bisa hype kayak Attack on Titan.
7. SOUNDTRACK YANG EASY LISTENING
Soundtrack yang ada dalam anime ini ciamik dan masterpiece banget. Mulai dari season 1 sampai 4, semua tema lagunya easy listening dan semakin memperkuat cerita yang ada di dalamnya.
Ada lagu yang bikin semangat, ada juga lagu yang bikin sedih. Semuanya berfungsi untuk mendukung penceritaan di dalam anime tersebut.
Lagu-lagu yang bikin semangat ada Gurem no Yumiya, Jiyuu no Tsubasa, Shinzou wo Sasageyo, Red Swan, dan yang lainnya.
Kalau lagu yang sedih, ada Akuma no Ko, You See Big Girl, Shogeki, dan Call Your Name.
Beberapa lagu dalam AOT bahkan pake Bahasa Jerman untuk mendukung isi ceritanya. Hal ini pastinya juga bermanfaat untuk menambah wawasan tentang Bahasa Jerman melalui lagu.
Pada dasarnya, pendapat ini sebenarnya subjektif dan berasal dari interpretasi saya sendiri dalam memaknai anime ini. Namun, sampai sekarang nyatanya saya belum bisa move on dan belum menemukan masterpiece lain yang sekeren AOT. (*/)