Lari keliling GBK sekali aja kadang udah engap, padahal jaraknya ‘cuma’ kisaran 700-800 meter. Gak ada apa-apanya lari segitu dibanding perjuangan Toon di film dokumenter satu ini.
FROYONION.COM - Itu angka maksudnya judul film, dalam satuan kilometer. Angka yang normal untuk jarak dari ujung selatan ke ujung utara Thailand. Tapi gimana kalo proses dapetin angka itu dari sebuah gerakan, yaitu lari marathon?
Yes, lari. Artiwara Kongmalai atau akrab dipanggil Toon adalah seorang vokalis band rock Bodyslam yang cukup terkenal di Thailand. Film ini diangkat dari kisah nyata Toon yang menginisiasi project #KAOKONLAKAO atau fundraising dengan lari sepanjang 2,000an km selama 55 hari untuk pembiayaan 11 rumah sakit di Thailand.
Sebetulnya gerakan ini bukan kali pertama Toon fundraising dengan metode lari. Desember 2016, Toon juga sempat lari 400 km dan berhasil ngumpulin USD 2,4 juta (sekitar Rp 32,5 miliar) untuk ngebantu rumah sakit kecil pemerintah di Thailand. Di luar itu, gue pribadi bersyukur karena project #KAOKONLAKAO bisa ter-capture dengan balutan dokumenter yang hangat via film 2,215 (2018).
Tanggal 1 November hingga 25 Desember 2017 jadi periode saat Toon beserta timnya nyusurin Thailand dari titik paling selatan (Distrik Betong, Provinsi Yala) sampe ke titik paling utara (Distrik Mae Sai, Provinsi Chiang Rai).
Ketika sampe di garis finis, dana yang terkumpul sampe USD 33.6 juta (sekitar Rp 455,7 miliar). Sebuah angka yang fantastis, padahal awalnya Toon dan temen-temennya ‘hanya’ punya target di angka USD 21 juta (sekitar Rp 284,8 miliar).
2,215 KM ITU PUAAANJANG
Apakah gerakan ini mulus-mulus aja? Tentunya engga dong. Atlet lari profesional aja belum tentu bisa ngelakuin ini. Apalagi Toon yang notabenenya adalah musisi. Lari 2,000an km itu jaraknya kayak Jakarta-Denpasar PP jalur darat cuy.
Nyerah di tengah jalan bukanlah pilihan bagi Toon. Walaupun kondisi fisiknya sempat mengkhawatirkan, tapi tekadnya lebih besar dari rasa sakitnya. Bahkan nggak cuman Toon, beberapa crew juga terlihat tepar. Begitu banyak terapi dan pengobatan dilakuin sepanjang prosesnya. Di akhir film nanti bakal ditunjukin angka-angka apa aja yang berhasil dilalui Toon dan temen-temennya dari start sampe finish.
KERINGAT DIBALAS ANTUSIASME
Sebuah tujuan mulia yang dapat atensi begitu besar dari masyarakat Thailand. Mereka senantiasa tumpah ruah ke jalanan nungguin tim dari Toon lewat. Toon yang kekeuh untuk nyapa warga dan foto bareng berkali-kali bisa dibilang lumayan menghambat rundown yang udah disiapin timnya. Tapi itu semua Toon lakuin karena sejatinya gerakan ini memang untuk mereka.
Potret antusias warga, lansia dan anak-anak beriringan jadi manis karena dibalas keramahan dari Toon. Berlembar-lembar uang tunai pun dikasih secara sukarela. Gerakan ini seakan jadi simbol kesatuan yg ngebangkitin semangat warga Thailand. Apalagi scene Praew, anak yang sempat ngalamin kecelakaan. Haduh anget banget ditontonnya.
SATU KATA: HEARTWARMING!
Seluruh aspek film dari narasi sampe sinematografinya tersusun rapi. Momen-momen dramatis juga dibalut dengan porsi yang pas. Perjuangan dari Toon dan temen-temennya bisa jadi contoh bahwa berjuang untuk kebaikan bisa jadi salah satu cara untuk menghidupkan kembali hidup yang gitu-gitu aja.
Toon bisa aja bikin konser amal, selayaknya profesi dia sebagai musisi. Tapi ada panggilan jiwa lain yang menurutnya bisa ditempuh pake keringat dan raganya selagi masih mampu. Keberhasilan dari gerakan #KAOKONLAKAO juga dicatat oleh Thailand Records dengan memberikan gelar bagi Toon sebagai orang Thailand pertama yang bisa lari dari ujung selatan sampe ujung utara Thailand pake metode pengukuran jarak yang diakui secara internasional.
Familiar sama film One Day (2016), Bad Genius (2017), atau Friend Zone (2019)? Yup, 2,215 (2018) dan ketiga film yang gue mention di awal merupakan karya dari rumah produksi yang sama, yaitu GDH. 2,215 juga menang di Thailand National Film Association Award 2018 untuk kategori Best Documentary Film. Jadi ga usah diraguin lagi lah ya kualitasnya!
Apakah gerakan dalam film ini bisa jadi inspirasi buat para pesohor di Tanah Air kita? Who knows. Intinya mah berbuat baik itu bisa dalam bentuk apa aja yekan.
Film ini sebetulnya udah tayang dari tahun 2018, tapi sejak awal Februari kemarin ditayangin ulang di Netflix. Dan periodenya pun kabarnya terbatas cuman sampai 28 Februari 2022. Jangan sampe ketinggalan ya.
Kalo lo lagi bad mood, atau butuh film yang easy-to-watch plus ngangetin perasaan, cus nonton ini, Civs! Air mata gue gak netes kok, beneran. Cuman ngebasahin pipi aja sedikit. (*/)
BACA JUGA: MEMBAYANGKAN AKHIRAT BERSAMA FILM AKHIRAT: A LOVE STORY