Lumayan nanti di CV bisa ditulis, “Pengalaman kerja: pernah jadi penglaris kafe”.
FROYONION.COM - Beberapa hari lalu, ada lowongan kerja unik yang jadi bahan perbincangan warganet. Tanpa diketahui siapa yang memposting dan di mana lokasinya, ada sebuah kafe yang membuka lowongan kerja untuk sekedar nongkrong di kafenya.
“Untuk sekedar meramaikan kafe, agar terlihat ramai,” tulis keterangan di lowongan kerja itu. Bayarannya cukup menggiurkan, yakni Rp70.000 hingga Rp100.000 sekali nongkrong dalam waktu tiga sampai empat jam. Dalam seminggu, pegawai yang bertugas nongkrong ini diharuskan masuk empat hingga lima kali.
Artinya, minimal banget seseorang bisa dibayar Rp1 jutaan hanya dengan nongki-nongki. Sontak hal ini langsung viral dan publik pun dibuat bertanya-tanya, emang beneran ada lowongan kerja semacam ini?
Usut punya usut, pekerjaan ini ternyata betul-betul ada dan memang sudah jadi trik marketing dari suatu usaha. Namun dalam penerapannya tentu orang-orang yang dipilih untuk nongkrong nggak bisa sembarangan supaya pemilik bisnis bisa meraup untung dari strategi ini.
BACA JUGA: JOB SEEKER WAJIB TAHU! INI CIRI-CIRI LOWONGAN KERJA PALSU DAN CARA MENGHINDARINYA
Dalam bahasa Jawa dialek Magelangan, istilah dolop merujuk pada seseorang yang bertugas untuk memancing orang lain agar mau ikut berjudi. Dalam perkembangannya, dolop nggak hanya terbatas pada kegiatan memancing orang berjudi tapi juga melakukan hal-hal lain, termasuk menarik orang ke kafe.
Pernah nggak kalian memilih untuk memasuki kafe yang terlihat ada pengunjungnya dari luar daripada yang sepi tanpa pembeli sama sekali? Adanya orang lain yang berada di kafe, secara sadar atau nggak akan membuat kalian merasa bahwa kafe itu lebih baik daripada kafe lain yang dari luar tampak sepi.
Hal inilah yang mendasari cara kerja dolop. Mereka jadi pemancing atau penarik agar lebih banyak orang mau untuk ikut melakukan apa yang mereka lakukan. Calon target akan merasa lebih aman dan nyaman saat melakukan sesuatu karena mereka merasa bukan hanya mereka yang melakukan hal tersebut. Ada temannya!
Istilah keren untuk dolop dan yang lebih umum digunakan dalam dunia bisnis adalah hosting. Sama seperti dolop, seorang host juga bertugas untuk memancing pelanggan agar mau menggunakan suatu produk atau jasa tertentu.
Kalau dianalogikan dalam istilah yang lebih populer, dolop atau host ini mirip dengan buzzer di internet. Pernah lihat suatu brand masuk trending topic Twitter karena produk barunya launching dan banyak pengguna nge-tweet pakai kata-kata serupa?
Padahal, mereka yang nge-tweet itu belum tentu beli dan menggunakan produk yang dimaksud, tapi ikut-ikutan heboh dan gembar-gembor akan keunggulan produknya. Buzzer bayaran ini ibarat dolop atau host yang bertujuan memancing orang agar penasaran dan mau menggunakan produk tersebut.
Penggunaan host sebagai penarik konsumen dalam bisnis FnB seperti kafe jelas nggak bisa dipilih sembarangan. Biasanya, sebuah kafe yang menggunakan host ini akan memberi persyaratan dress code yang harus dipakai, gawai yang wajib dibawa hingga pemilihan tempat duduk di meja tertentu agar bisa dengan mudah dilihat oleh pengunjung yang lewat.
Misalnya, host terpilih harus menggunakan pakaian rapi dan sopan, membawa laptop MacBook karena dinilai memiliki gengsi lebih serta duduk di kursi bagian depan agar orang-orang yang lewat bisa melihat bahwa kafe itu diisi oleh para pekerja yang menggunakan gawai canggih.
Dalam beberapa kasus, host juga harus bisa mengajak beberapa orang teman dengan dress code serupa agar mau mengunjungi kafe tersebut. Ada juga kafe yang mengharuskan si host untuk turut mempromosikan kafenya di media sosial, misalnya dengan posting di story Instagram.
Jadi, job desc seorang host sebenarnya nggak hanya duduk-duduk nongkrong di kafe, tapi juga harus memenuhi persyaratan dress code, jumlah minimal teman yang bisa dibawa hingga turut membantu mempromosikan kafenya. Maklum, bayaran host ini minimal banget Rp1 juta per bulan, pihak kafe pasti nggak mau rugi.
Bicara tentang untung rugi, apakah penggunaan host ini terbilang manjur dan pasti tokcer? Hasilnya akan balik lagi ke pemilihan host yang sesuai dan kinerja dari host itu sendiri. Lowongan kerja untuk host juga sebaiknya nggak diumbar ke media sosial, melainkan pihak kafe mendekati seseorang secara personal untuk kemudian ditawari menjadi host.
Pasalnya, strategi ini bisa bikin kafe boncos kalau mereka salah pilih host. Bukannya untung malah buntung karena keluar duit buat bayarin orang nongkrong tanpa ada kontribusi apa-apa. Terlebih, profesi hosting ini masih belum banyak diketahui orang dan dianggap hanya sekedar nongkrong saja.
BACA JUGA: ADA LOWONGAN KERJA MENARIK, KERJAANNYA NGUMPULIN MONSTER POKEMON
Host sebagai penarik atau pemancing konsumen nggak harus berupa orang. Pemilik bisnis laundry, misalnya, akan mencuci pakaiannya sendiri lalu menaruhnya di rak display bagian depan agar tampak seolah-olah usaha laundry-nya memiliki pelanggan. Dengan trik ini, diharapkan akan ada orang lain yang datang untuk mencucikan pakaian di tempatnya.
Pernah masuk ke tempat makan yang parkirannya penuh kendaraan tapi pas masuk ke dalam lumayan sepi pengunjung? Bisa jadi, itu adalah kendaraan pribadi karyawan yang dengan sengaja ditaruh di depan agar tempat makannya tampak ada banyak pengunjung dan akhirnya memancing orang lain untuk turut mengunjunginya.
Strategi ini pada dasarnya memanfaatkan sisi ekstrovert manusia yang mendapatkan energi penuh saat berada di tengah keramaian dan cenderung nggak suka sendirian. Berhasil atau enggaknya akan balik lagi ke bagaimana triknya diterapkan secara maksimal dalam bisnis.
Bagaimana, tertarik jadi penglaris kafe? (*/)