Lifestyle

SERBA-SERBI KOL: MULAI DARI RATE CARD SAMPAI FOTO BARENG ANAK

Setelah baca ini, mungkin kalian bakal mulai tertarik buat berkarir sebagai KOL.

title

FROYONION.COM Di era sosial media seperti sekarang, mungkin kalian sudah nggak asing dengan istilah KOL. Singkatan dari Key Opinion Leader, istilah ini diartikan sebagai seseorang ataupun sekelompok orang dengan keahlian khusus di suatu bidang tertentu

Keahlian ini membuat opini seorang KOL akan mudah dipercaya oleh banyak orang dan bahkan dianggap sebagai sumber informasi yang kredibel.

Bahasa awamnya sih, KOL ini termasuk influencer, selebgram atau mereka yang memiliki banyak pengikut di media sosial. 

Nggak jarang juga seorang KOL akan membuka endorsement atau paid promote untuk mempromosikan produk maupun jasa dari online shop. Pasti pernah lihat kan akun selebgram yang membagikan story sampai jadi titik-titik karena isinya endorse-an semua? 

Penasaran nggak, gimana caranya KOL ini membuka endorsement, rentang harga untuk endorse dan istilah-istilah yang sering ditemukan di dunia per-endorse-an? Berdasarkan pengalaman penulis sebagai staf pemasaran yang sering bekerjasama dengan KOL, yuk simak penjelasan di bawah.

BACA JUGA: BERKARIR JADI SELEBGRAM, WORTH IT NGGAK?

SIAPA SAJA YANG BISA MENJADI KOL?

Sesuai ulasan sebelumnya, seseorang yang bisa disebut sebagai KOL adalah mereka yang memiliki keahlian khusus di suatu bidang. KOL bisa berupa seorang psikolog, praktisi kesehatan, seniman, atau profesi lainnya. Keahlian yang dimiliki ini membuat informasi yang disampaikan oleh KOL akan dipercaya dan dianggap kredibel. 

Nggak heran kalau kemudian KOL mendapat tawaran endorsement untuk turut mempromosikan produk atau jasa tertentu yang masih berkaitan dengan bidang yang mereka kuasai. Misalnya seorang ahli gizi yang mempromosikan produk suplemen.

Namun, kini orang-orang yang nggak memiliki keahlian khusus juga bisa disebut KOL asalkan mereka memiliki banyak pengikut di akun media sosial. Banyaknya jumlah pengikut yang dimiliki akan membuat informasi yang disampaikan oleh mereka bisa menjangkau lebih banyak audiens.

Inilah mengapa orang-orang dengan banyak pengikut media sosial turut membuka tawaran endorsement walau sebenarnya mereka nggak punya keahlian khusus tertentu. Jumlah followers atau subscribers dianggap sudah cukup sebagai sarana promosi.

Berapa sih jumlah minimal pengikut supaya bisa dikatakan “banyak” ini? Minimal 10.000 pengikut Instagram, apalagi jumlah tersebut sudah cukup untuk menggunakan fitur swipe up di Instagram yang biasanya digunakan ketika proses endorsement.

BACA JUGA: DARI SWIPE HINGGA CHECKOUT, BAGAIMANA INFLUENCER MEMBUJUKMU UNTUK MEMBELI LEBIH BANYAK

RATE CARD KOL BERDASARKAN ENGAGEMENT RATE

KOL biasanya akan mencantumkan nomor contact person di bio sosial medianya agar orang-orang yang hendak mengajak kerjasama bisa dengan mudah menghubungi mereka. Kalian juga bisa mencari KOL melalui website khusus seperti SociaBuzz. Situs ini juga memungkinkan kalian menyortir KOL berdasarkan kata kunci tertentu.

Rate card atau informasi biaya jasa KOL akan diberikan pada klien pada tahap awal. Ada beberapa KOL yang memperbolehkan negosiasi harga, tapi ada juga yang mewajibkan klien untuk membayar sesuai rate card tanpa potongan apapun.

Jika klien menyetujui rate card dan telah memilih bentuk promosi yang diinginkan, maka klien bisa langsung mendiskusikan tema atau konsep endorsement dengan KOL. Termasuk di dalamnya adalah konten yang akan diposting, tanggal posting, dan lain-lain.

Rate card sendiri akan bervariasi tergantung dari jenis konten dan jumlah konten yang diposting. Di media sosial Instagram, biaya termurah biasanya ada di satu kali story karena postingan story hanya bertahan 24 jam saja. Sementara untuk foto, video atau reels yang diposting di feed akan makan biaya lebih besar. 

Seringkali KOL akan menyertakan tarif paket hemat berisi postingan story dan feed sekaligus yang lebih murah. Beberapa KOL terutama micro influencer menyediakan jasanya secara gratis dengan hanya barter produk. Ini akan sangat bergantung pada syarat dan ketentuan masing-masing KOL yang telah dibicarakan sejak awal.

Besar kecilnya rate card ini akan bergantung pada beberapa faktor, salah satunya ER atau engagement rate yang dimiliki KOL. Engagement rate ialah matriks yang digunakan dalam menentukan seberapa bagusnya konten pada suatu akun dalam menarik perhatian audiens, baik melalui unggahan foto, video ataupun reels.

Semakin banyak like, komen dan share pada sebuah postingan akan semakin menaikkan ER akun tersebut. Itulah mengapa YouTuber sering mengingatkan kalian untuk like, comment, subscribe dan nyalakan lonceng. Salah satunya ya untuk menaikkan ER agar kontennya terindikasi menarik audiens.

Nilai ER yang tinggi akan membuat akun KOL dianggap terpercaya karena kontennya tampak menarik bagi audiensnya. Makin tinggi ER, makin tinggi juga biaya yang ditetapkan KOL tersebut. Selain ER, faktor lain yang turut mempengaruhi rate card di antaranya adalah jumlah pengikut KOL di media sosialnya.

BACA JUGA: INFLUENCER DAN BUDAYA KONSUMSI BOROS DI MEDIA SOSIAL: SEBUAH TREN YANG MENGKHAWATIRKAN

RENTANG HARGA KOL

Nah, ini pasti bagian yang kalian tunggu-tunggu. Berapa sih jumlah duit yang harus dikeluarkan kalau kita hendak menggunakan jasa KOL untuk mempromosikan produk atau jasa? 

Untuk micro influencer dengan jumlah pengikut di bawah 10.000, ada beberapa yang menyediakan jasanya secara gratis. Klien hanya perlu mengirimkan produknya dan KOL akan mempostingnya di akun media sosial mereka. Jika ada yang menetapkan bayaran, rentang harganya masih di bawah Rp1 juta.

KOL dengan jumlah pengikut yang lebih tinggi serta ER yang tinggi akan menetapkan tarif lebih besar pula. Dari beberapa KOL yang pernah penulis hubungi dan ajak kerjasama dulu, mereka yang sudah memiliki cukup nama di dunia hiburan mematok tarif antara Rp3 juta hingga Rp15 juta untuk satu kali postingan Instagram.

Khusus untuk postingan feed Instagram berbentuk carousel yang terdiri lebih dari satu foto atau postingan story dengan link swipe up akan dikenai biaya tambahan. Misalnya, satu story Instagram hanya Rp6 juta namun dengan link swipe up harganya menjadi Rp9 juta.

Foto feed yang hanya menampakkan KOL akan berbeda tarifnya apabila KOL tersebut berfoto dengan anaknya. Seorang aktris dengan 2 juta pengikut Instagram mematok tarif Rp50 juta untuk satu kali foto feed, namun bisa melonjak jadi Rp75 juta untuk satu foto bersama anaknya. 

Beda lagi dengan KOL yang memiliki akun YouTube. Untuk satu video berisi ulasan produk dikenakan tarif Rp200 juta. Jangan kaget, ini sepadan kok dengan jumlah subscriber-nya yang sudah tembus puluhan juta.

Dengan harga yang terbilang fantastis, sebenarnya seberapa efektif penggunaan KOL dalam bisnis? Jawabannya akan sangat tergantung pada KOL yang dipilih. Penting untuk memilih KOL dengan isi konten sehari-hari yang sesuai dengan produk atau jasa yang hendak diiklankan.

Bagaimana? Tertarik bekerjasama dengan KOL atau justru ingin mulai berkarir sebagai KOL? (*/)

  • whatsapp
  • twitter
  • facebook
  • remix
Penulis

Wahyu Tri Utami

Sometimes I write, most of the time I read