Hobi melakukan cosplay sejak di bangku SMA kelas 1, Fitran berhasil membuktikan kalau dia bisa menekuni hobinya di samping kewajibannya sebagai seorang pelajar. Yuk, kita telusuri kisah singkatnya!
FROYONION.COM - Di waktu senggangnya, penulis menyempatkan diri untuk berkunjung ke Metropolitan Mall di Kecamatan Cileungsi, Kabupaten Bogor, Jawa Barat untuk mengikuti event cosplay tanggal 6 Mei 2023.
Penampilan cosplayer di sana cukup unik dan menarik, tapi yang menarik perhatian tatkala melihat seorang cosplayer yang menggunakan kostum tactical layaknya baju tempur SWAT, lengkap dengan senjata, helm, armor, dan maskernya, dan penulis terkejut ketika orang yang melakukan cosplay SWAT itu ternyata adalah Fitran, teman sekolah SMA penulis.
Akhtahira Fitrandi Yusuf, atau kerap disapa Fitran merupakan seorang pelajar SMA kelas 1 di sebuah sekolah swasta SMA di Bogor, Jabar.
Kira-kira, apa yang membuat pelajar ini tertarik dengan dunia cosplay dan apa motivasinya? Penulis berhasil menyempatkan diri untuk mengobrol dengan Fitran pada hari Sabtu kemarin via aplikasi chatting WhatsApp. Berikut rangkumannya.
Fitran: Aku senang memerankan karakter dan bercita-cita menjadi aktor beladiri. Aku terinspirasi oleh aktor-aktor dalam film baik dari dalam maupun luar negeri. Aku tertarik pada kepribadian karakter dan juga meniru bentuk fisiknya.
Pada event-event cosplay, terdapat dua jenis orang, yaitu cosplayer dan NPC (Non Playable Character). Cosplayer adalah orang-orang yang melakukan cosplay sebagai karakter tertentu, sedangkan NPC adalah orang biasa yang menghadiri event dengan tujuan tertentu biasanya untuk hiburan atau sekadar refreshing.
Aku ingin menjadi cosplayer agar bisa terlihat mencolok dengan mengambil referensi dari anime, game, atau film.
Karakter favoritku saat ini adalah Jack Krauser dari game Resident Evil 4 Remake yang merupakan tokoh antagonis.
Kadang aku memerankan Leon S. Kennedy, MC (Main Character) dari franchise game Resident Evil, tapi aku beberapa kali memilih menjadi Jack Krauser saja karena sudah banyak yang cosplay sebagai Leon.
F: Aku tertarik pada karakter-karakter dalam game tactical atau tembak-tembakan seperti Call of Duty, Counter Strike, Valorant, dan Point Blank. Mereka memiliki tampilan yang keren, serbaguna, dan kostum serta senjata yang ikonik, seperti karakter Ghost di Call of Duty.
Meskipun rencanaku adalah memerankan Jack Krauser, beberapa orang bertanya mengapa aku tidak memilih menjadi karakter anime.
Alasannya mungkin karena wajahku tidak khas seperti karakter anime atau orang Asia Timur.
Namun, ada opsi lain seperti cosplay karakter anime yang tidak menampilkan wajah, seperti Chainsaw Man.
Namun, saat ini aku lebih memilih menjadi karakter dari game saja, karena aku emang suka jadi karakter game.
F: Sejauh ini, aku sudah ngikutin 6 event cosplay. Aku memulainya dengan cosplay sebagai tentara teroris dan sekarang telah melakukan upgrade menjadi tactical cosplay.
Pengalaman pertamaku yang sangat berarti ketika aku ikut event cosplay, yaitu ketika bertemu dengan cosplayer yang memerankan tentara Rusia. Kami foto bareng dan bertukar akun Instagram untuk terhubung dengan cosplayer lain dan membangun jaringan sosial di komunitas cosplay.
Aku juga diajak bergabung dengan klub Discord yang terdiri dari para cosplayer tactical. Klub Discord tersebut memberiku kesempatan untuk berinteraksi dan berbagi pengetahuan dengan cosplayer lain yang memiliki minat serupa. Aku juga diberikan pemahaman tentang peraturan dalam cosplay sebagai resimen militer. Misalnya, melengkapi replika senjata yang kita bawa dengan orange tip di sekitar larasnya biar pengunjung tahu bahwa senjata yang kita bawa hanyalah mainan dan bukan senjata sungguhan.
Terus, ada juga peraturan yang melarang cosplay sebagai resimen militer dari dalam negeri seperti TNI dan Polri, tetapi cosplay sebagai tentara dengan desain baju lama seperti Tentara Keamanan Rakyat (TKR) masih diperbolehkan.
Masih ada banyak pilihan untuk cosplay sebagai resimen militer. Bisa saja cosplay sebagai tentara dari Rusia, Amerika, Korea, China, Ukraina, dan bahkan karakter tentara dari era Perang Dunia II seperti Nazi, Soviet, Jepang, atau Amerika.
F: Salah satu tantangan pertama yang aku hadapi saat mengikuti event cosplay adalah merasa kepanasan, terutama jika event tersebut dilakukan di luar ruangan. Hal ini umum dialami oleh banyak cosplayer, terutama di tempat dengan cuaca panas. Selama mengikuti event, aku banyak minum air putih untuk menjaga tingkat hidrasi tubuh.
Tantangan kedua adalah ketika waktu salat. Sebagai cosplayer beragama Islam, melepas perlengkapan cosplay biasanya cukup sulit dan merepotkan. Ingin dijamak juga bukan musafir, kan? Jadi, biasanya aku berkonsultasi dengan senior-seniorku mengenai solusi permasalahan ini.
F: Para pengunjung event cosplay memiliki antusiasme tinggi karena mereka punya kesempatan untuk bertemu dengan karakter anime, film, atau game favorit mereka.
Seringkali mereka mengabadikan momen tersebut dengan mengambil foto bersama cosplayer. Hal ini memberi mereka kenangan berharga dan bisa saja bisa bikin mereka melupakan sejenak dengan segala permasalahan hidupnya.
Dari perspektif cosplayer, ada tiga alasan utama mereka ingin terjun dalam dunia cosplay.
Pertama, cosplay memberi mereka kesempatan untuk mengekspresikan kreativitas. Mereka harus mencari referensi karakter di berbagai sumber, nanti baru dibikin kostumnya. Semakin kreatif proses pembuatannya, makin bagus pula kostumnya.
Kedua, meningkatkan popularitas. Dengan berpartisipasi aktif dalam event cosplay, mereka punya kesempatan untuk dikenal oleh pengunjung dan komunitas cosplay. Popularitas ini bisa menguntungkan bagi sang cosplayer, seperti diajak kerja sama, ikut komunitas, dan lain-lain.
Alasan terakhir adalah adanya kompetisi coswalk. Coswalk adalah kompetisi bagi para cosplayer untuk menunjukkan kemampuan mereka dalam meniru gerakan, sikap, dan gaya berjalan dari masing-masing karakter yang diperankan. Kompetisi ini biasanya menyediakan penghargaan, termasuk hadiah uang tunai, kepada para pemenang.
F: Belum pernah. Aku masih ragu-ragu, karena khawatir tidak sesuai dengan suasana event cosplay yang biasanya ‘jejepangan’. Namun, teman-temanku banyak yang cosplay jadi karakter non-anime dan berhasil mendapat penghargaan. Next time, aku mungkin bakal ikut kompetisi coswalk dengan referensi yang jelas.
F: Aku hanya ikut event cosplay yang dekat dengan rumahku. Metmall (Metropolitan Mall) misalnya. Ya karena aku belum diperbolehkan naik kendaraan sendiri jika jaraknya jauh. Aku hanya ikut event yang diadakan pada hari libur, seperti Sabtu atau Minggu, karena kalau hari biasa aku ada kegiatan sekolah, organisasi, dan segala macam.
Meskipun tidak sering mengikuti event, aku suka berlatih memerankan karakter, latihan bikin kostum, dan mengabadikan hasil cosplay melalui foto atau video, terus aku share di Instagram.
Berkatnya, aku bisa memperluas relasi di sekolah, termasuk dengan kakel (kakak kelas). Malahan, kami berdua ada niatan buat cosplay sebagai karakter ikonik dari game Mortal Kombat, yaitu Scorpion dan Sub-Zero.
F: Buat kalian yang ingin menjadi seorang cosplayer di usia pelajar, tetap jadikan pendidikan sebagai prioritas utama kalian. Sekolah tidak boleh dikorbankan.
Hobi itu dilakukan untuk tujuan bersenang-senang dan menghilangkan stres. Tapi jangan lupakan kewajiban dan tanggung jawab belajar.
Saranku, cobalah mengatur jadwal dengan bijak untuk menyeimbangkan antara kepentingan sekolah dan waktu untuk mengikuti event cosplay.
Dengan begitu, kalian bisa belajar manage waktu yang pastinya bakal berguna saat dewasa nanti. (*/)