Lifestyle

NAGOMI: FILOSOFI HARMONI DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI

Nagomi adalah filosofi Jepang yang menekankan pentingnya keseimbangan dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk hubungan, pekerjaan, dan kesehatan untuk mencapai kehidupan memuaskan.

title

FROYONION.COM - Mencari keseimbangan dalam hidup adalah tantangan yang tidak mudah. Terkadang, kita merasa seperti sedang bertarung melawan kekuatan tak terlihat yang menarik kita ke berbagai arah. 

Kita bekerja untuk mencari nafkah, namun seringkali tak punya waktu untuk menikmati hidup. Ada pola makan baru yang harus dicoba, kebiasaan yang harus dibentuk, dan masalah sosial yang perlu diatasi. 

Di sisi lain, ada pertanyaan tentang seberapa besar kita bisa mengubah sesuatu — tentang diri kita sendiri, hubungan kita, dan bahkan masyarakat kita — sambil tetap setia pada apa yang kita hargai sejak awal.

BACA JUGA: MENGOBATI GANGGUAN KECEMASAN TANPA EFEK KECANDUAN, EMANG BISA?

Namun, setiap kali kita merasa sudah menemukan jawabannya, hidup kita terbalik, dunia berubah, dan kita harus memulai lagi dari awal. 

Bagaimana kita bisa menemukan dan mempertahankan rasa harmoni yang kita cari dengan begitu keras?

Kenichiro “Ken” Mogi, seorang peneliti senior di Sony Computer Science Laboratories dan profesor tamu di Universitas Tokyo, percaya bahwa budaya Jepang memiliki filosofi hidup yang dapat membantu kita menjawab pertanyaan ini. 

Filosofi ini dikenal dengan nama nagomi, yang mengajarkan bahwa keseimbangan bukanlah tentang menemukan satu arah yang benar, melainkan tentang menemukan cara untuk menggabungkan elemen-elemen kehidupan yang berbeda dengan cara yang sesuai bagi kita. 

Ini adalah tindakan penyatuan yang, tergantung pada konteksnya, bisa memiliki nuansa yang halus.

NAGOMI: HARMONI DALAM KEBERAGAMAN

Nagomi, dalam bahasa Jepang, berarti keseimbangan, harmoni, keberlanjutan, dan kesepakatan. 

Kata ini memiliki sejarah panjang dan mendalam dalam budaya Jepang. Konsep harmoni dan keseimbangan ini sebenarnya dapat ditemukan di berbagai belahan dunia, tetapi di Jepang, nagomi telah mencapai tingkat kecanggihan yang bisa menjadi inspirasi bagi orang lain.

Sebagai contoh, keluarga kekaisaran Jepang adalah monarki turun-temurun tertua di dunia. Tidak seperti banyak negara lain, Jepang tidak mengalami perubahan dinasti, dan ini mungkin karena adanya nagomi. 

Orang Jepang juga dikenal sangat sukses namun tetap rendah hati, yang juga bisa disebabkan oleh nagomi.

Contoh lain dari nagomi dalam kehidupan sehari-hari adalah dalam cara orang Jepang menggabungkan berbagai pengaruh kuliner. 

Di Jepang, terdapat konsep wayochu yang mencerminkan pengaruh kuliner utama dalam Jepang modern: wa berarti Jepang, yo berarti Barat, dan chu berarti Tiongkok. 

Dalam hal keragaman makanan, Jepang mungkin merupakan salah satu negara paling beragam di dunia. Bahkan orang biasa akan mempertimbangkan untuk membuat keseimbangan dalam memasak dengan cara wayochu — bahkan mungkin sekarang termasuk masakan India. 

Ini adalah cara orang Jepang menemukan keseimbangan antara kebutuhan diet yang berbeda. Jepang dikenal sebagai salah satu negara dengan umur panjang dan kesehatan yang baik.

NAGOMI DALAM HUBUNGAN

Dalam bukunya, Mogi juga membahas sembilan area kehidupan di mana kita harus mempertimbangkan untuk mengembangkan nagomi. Salah satu area penting tersebut adalah hubungan. 

Di Jepang, orang idealnya tidak mementingkan diri sendiri dan penuh dengan altruisme. Tentu saja, setiap orang pada dasarnya egois dan ingin bahagia. 

Namun, dalam budaya Jepang, orang yang egois dan mementingkan diri sendiri selalu dianggap rendah. 

Gagasan nagomi mengajarkan bahwa altruisme tidak selalu berarti mengorbankan diri sendiri, melainkan bisa juga bermanfaat bagi diri sendiri dalam jangka panjang.

Jika kita melakukan sesuatu untuk orang lain, dan itu juga memuaskan bagi diri kita, itu adalah gaya hidup yang sangat nagomi. 

Altruisme yang tertanam dalam otak manusia ini mendukung gagasan bahwa melakukan sesuatu untuk orang lain juga baik untuk diri kita sendiri.

Mogi menambahkan bahwa di Jepang, kebijaksanaan dalam hubungan adalah untuk berteman dengan musuh Anda. 

Jepang tidak memiliki budaya konfrontasi yang kuat. Bahkan jika kita tidak setuju dengan seseorang atau tidak menyukai mereka, cara nagomi adalah tetap menjaga hubungan baik dengan mereka.

BAHAYA DARI HIDUP YANG TERLALU DIOPTIMALKAN

Mogi juga menyinggung tentang bahaya mengoptimalkan hidup secara berlebihan. Di dunia yang sangat menghargai kemajuan, seperti Amerika Serikat, ada kecenderungan untuk mengoptimalkan satu aspek kehidupan, sering kali dengan mengorbankan aspek lain yang juga penting. 

Mogi menekankan bahwa terkadang, ketidakefisienan bisa menjadi hasil dari nagomi. Yang tidak optimal mungkin justru adalah hasil dari nagomi, dan ini adalah sesuatu yang harus kita ingat ketika melihat banyak hal.

Dalam kesimpulannya, Mogi menyatakan bahwa jika kita dapat menetapkan nagomi dalam hidup kita, kita bisa menjadi benar-benar bahagia. 

Banyak orang yang mungkin tidak fokus pada kesuksesan besar, tetapi mereka menikmati hidup dengan cara mereka sendiri. Hidup mereka mungkin tidak dianggap sebagai kegagalan, tetapi justru mencerminkan keseimbangan yang sejati antara pekerjaan dan kehidupan.

Nagomi adalah filosofi hidup yang mengajarkan kita untuk menemukan harmoni dalam keberagaman, menjaga keseimbangan dalam hubungan, dan menghindari jebakan hidup yang terlalu dioptimalkan. Dengan memahami dan menerapkan nagomi, kita bisa mencapai kehidupan yang lebih seimbang dan memuaskan. (*/)

  • whatsapp
  • twitter
  • facebook
  • remix
Penulis

Muhammad Nur Faizi

Reporter LPM Metamorfosa dan menjadi Junior editor di Berita Sleman.