Lifestyle

KULIAH ADALAH PENGANGGURAN DENGAN GAYA, GELAR SARJANA DISEBUT SIA-SIA, APA IYA?

Katanya pendidikan itu nggak penting. Kuliah pun disebut sebagai kedok pengangguran banyak gaya dan hanya nongkrong empat tahun dengan gaya. Emang iya? Yuk, kita bahas!

title

FROYONION.COM – Statement soal kuliah dibilang sama sekali nggak penting, bukan hanya terjadi belakangan ini saja. Di setiap generasi, rasanya pasti akan ada pernyataan ini, lantas benarkah jika kamu tidak berpendidikan tinggi pasti akan menjadi orang sukses dibandingkan dengan mereka yang memperoleh akses pendidikan tinggi?

Biasanya, kebanyakan orang yang meremehkan pentingnya sebuah pendidikan akan merujuk contoh tokoh terkenal seperti Bill Gates atau Mark Zuckerberg yang sukses tanpa gelar akademis, menganggapnya sebagai bukti bahwa kesuksesan bisa dicapai tanpa melalui pendidikan formal.

BIAS CHERRY-PICKING

Contoh semacam ini bisa kita sebut sebagai cherry-picking adalah strategi menyampaikan potongan-potongan fakta untuk mendukung pendapat atau opini seseorang, tanpa memberikan keseluruhan informasi yang terkait dengan fakta tersebut. 

Biasanya dilakukan dengan menyodorkan atau menghadirkan potongan-potongan informasi yang kira-kira cocok untuk mendukung opini mereka.

Cherry-picking disebut menyesatkan karena hanya terjadi pada sedikit individu dari jutaan orang. Tidak disorot bahwa kedua tokoh tersebut telah memulai dengan banyak keistimewaan dibandingkan dengan rata-rata orang.

BACA JUGA: YAKIN MAU PAKAI PINJAMAN ONLINE BUAT KULIAH? STUDI MENGUNGKAP DAMPAK BURUKNYA

Mereka berasal dari latar belakang yang mapan, memiliki kecerdasan luar biasa, serta keahlian yang terkait erat dengan bisnis mereka.

Selain itu, ide bisnis mereka muncul pada waktu yang tepat dan didukung oleh lingkungan yang menguntungkan. Kombinasi faktor-faktor tersebut menjadi kunci sukses bagi mereka. Namun, kondisi seperti ini tidaklah umum dialami oleh kebanyakan orang.

PENDIDIKAN ADALAH SEBUAH PILAR NEGARA

Padahal jika merujuk di Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pasal 3 menyatakan bahwa tujuan utama pendidikan nasional adalah untuk mengembangkan potensi dan meningkatkan kualitas hidup serta martabat manusia Indonesia demi mencapai cita-cita nasional.

Hal ini menegaskan bahwa pendidikan memiliki peran krusial dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia untuk kemajuan bangsa secara keseluruhan.

Pandangan yang senada juga disampaikan oleh Ki Hajar Dewantara, yang mengatakan bahwa pendidikan adalah kunci untuk mengubah masa depan suatu bangsa.

Dengan demikian, pentingnya peran pendidikan dalam pembangunan suatu negara sangatlah nyata. Di era globalisasi seperti saat ini, pendidikan menjadi indikator penting dalam menilai kemajuan suatu bangsa.

BACA JUGA: INILAH SEDERET ALASAN NON-AKADEMIS KENAPA KAMU HARUS KULIAH

Selain faktor-faktor seperti perkembangan sosial, ekonomi, budaya, dan teknologi, investasi dalam pengembangan sumber daya manusia yang berkualitas juga menjadi hal yang sangat diperhatikan. Untuk mencapai hal ini, diperlukan sistem pendidikan yang berkualitas.

Pendidikan dan pembangunan merupakan dua proses yang saling berhubungan. Pendidikan menjadi pondasi utama dalam menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas untuk memajukan pembangunan suatu bangsa. Kualitas sistem pendidikan suatu negara juga menjadi cerminan bagi masa depannya.

Negara yang memiliki sistem pendidikan yang baik biasanya akan menjadi negara yang kuat dan memiliki daya saing tinggi. Oleh karena itu, pembangunan sistem pendidikan yang berkualitas adalah kunci utama dalam memajukan peradaban suatu bangsa.

PENDIDIKAN TINGGI BERIKAN PRIVILEGE KARIER

Tak seperti kenyataannya, menurut data statistik dari Amerika Serikat bertajuk ‘Labor Force Statistics from the Current Population Survey’, pendidikan punya andil yang cukup signifikan dari tingkat karir seseorang.

Jumlah individu yang terlibat dalam pasar tenaga kerja cenderung meningkat seiring dengan peningkatan tingkat pendidikan. Partisipasi tenaga kerja tertinggi terjadi di antara individu dengan gelar sarjana atau pendidikan lebih tinggi.

Survei ini mengambil data dari para warga dengan usia produktif di rentang usia 25 hingga 34 tahun. Dari hasil survei dari Bureau of Labor Statistics tersebut ternyata mencatat tingkat pekerjaan cenderung lebih tinggi bagi mereka dengan tingkat pendidikan yang lebih tinggi.

Misalnya, individu dengan gelar sarjana atau lebih tinggi memiliki tingkat pekerjaan yang lebih tinggi daripada mereka yang hanya lulusan sekolah menengah atau belum menyelesaikan sekolah menengah.

Pola yang sama juga berlaku untuk tingkat pengangguran, di mana tingkat pengangguran cenderung lebih rendah bagi mereka dengan tingkat pendidikan yang lebih tinggi.

Partisipasi tenaga kerja tertinggi, yang mencapai 73.4 persen, terjadi pada individu dengan gelar sarjana, sementara rasio pekerjaan-populasi tertinggi, sebesar 72.1 persen, juga tercatat pada kelompok yang sama.

Di sisi lain, individu dengan pendidikan di bawah SMA, yang memiliki partisipasi tenaga kerja terendah sebesar 47.1 persen, tercatat rasio pekerjaan-populasi juga terendah sebesar 44.5 persen,

Selain itu, tingkat pengangguran tertinggi, yaitu 5.6 persen, terjadi pada individu dengan pendidikan di bawah SMA, sementara tingkat pengangguran terendah, sebesar 1.8 persen, hanya terdapat pada individu dengan gelar sarjana saja.

Dari data ini maka kita bisa ambil kesimpulan nih, bahwa tingkat pendidikan memiliki dampak yang signifikan terhadap partisipasi dalam pasar tenaga kerja, tingkat pengangguran, dan rasio pekerjaan-populasi.

BACA JUGA: BERANI PILIH KARIER YANG TAK SEJALUR JURUSAN KULIAH?

Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang, semakin tinggi pula kemungkinan mereka untuk terlibat dalam pasar tenaga kerja dan memiliki pekerjaan yang stabil.

APA SALAHNYA BERPENDIDIKAN TINGGI?

Inti dari kuliah sering kali adalah untuk membangun jaringan hubungan. Sebagian besar, kuliah menyumbang sebanyak 70% pada jaringan ini, kecuali jika seseorang bermaksud menjadi dosen atau ahli dalam bidang yang dipelajarinya.

Meskipun kuliah tidak selalu menentukan arah karir di masa depan, namun pentingnya seseorang memperoleh pendidikan tinggi terletak pada pembentukan pola pikir dan pandangan hidup melalui interaksi dengan komunitas dan teman-teman mereka semasa duduk di bangku perkuliahan.

Bahkan sejak awal kuliah, biasanya kita sudah mulai membayangkan bagaimana karir kita kelak, dan di sinilah kita menemukan orang-orang dengan minat dan tujuan yang sejalan.

Pengalaman dan pola pikir yang kita dapatkan dari kuliah akan membentuk kita menjadi pribadi yang lebih terampil dalam menyelesaikan masalah, atau yang dikenal dengan skill problem solving.

BACA JUGA: FAKTA DAN MITOS SEPUTAR JURUSAN SEKOLAH DAN KULIAH YANG SERING BIKIN ORANG SALAH PERSEPSI

Nah tapi pertanyaannya, apakah skill tersebut hanya bisa kita dapatkan saat kuliah saja? Jawabannya tentu tidak, karena skill semacam itu dapat diperoleh dimana saja.

Namun, kelebihan kuliah terletak pada kemungkinan untuk bergabung dalam komunitas dan mendapatkan sarana untuk mengembangkan diri dalam bidang yang diminati.

Jadi apa salahnya jika kita memilih untuk berpendidikan tinggi dan mengejar karir melalui gelar pendidikan itu sendiri? Toh, setiap orang punya goals-nya masing-masing, tidak perlu saling menjatuhkan mari kita sukses di lajur masing-masing, dengan atau tanpa embel-embel pendidikan. (*/)

  • whatsapp
  • twitter
  • facebook
  • remix
Penulis

Anandita Marwa Aulia

Hanya gadis yang suka menulis