Siapa yang langsung cek HP setelah bangun tidur? Ternyata, kebiasaan ini bisa berdampak negatif pada produktivitas kalian sehari-hari, lho! Bagaimana bisa?
FROYONION.COM – Bagi beberapa orang, membuka ponsel di pagi hari setelah bangun tidur adalah sebuah rutinitas. Pokoknya, yang dicari lebih dulu oleh tangan adalah HP di samping kasur!
Bukan hanya untuk mengecek jam atau mematikan alarm, seringkali beberapa orang juga turut membuka sosial media atau membaca beberapa berita terbaru. Tidak terasa, beberapa menit dihabiskan hanya untuk menggulir layar.
Kebiasaan ini ternyata bisa berdampak negatif pada produktivitas kita. Apalagi jika kebetulan berita atau update yang dibaca berkaitan dengan hal negatif yang memicu rasa amarah, frustasi hingga iri hati.
Kepercayaan diri bisa rusak dan mood menjalani hari langsung turun. Selain itu, seseorang sangat mungkin menjadi lebih mudah tersinggung, tertekan hingga tidak sabaran sepanjang sisa hari.
Apa saja efek negatif dari kebiasaan mengecek HP setelah bangun tidur ini? Dan bagaimana caranya supaya kita bisa menjadi lebih produktif tanpa harus tergantung pada gawai? Berikut ulasan lengkapnya.
Mengecek HP di pagi hari akan membuat kita kehilangan banyak waktu untuk mempersiapkan diri secara mental guna menghadapi hari.
Tumpukan informasi yang tidak ada ujungnya di internet rentan memicu emosi yang menimbulkan perasaan takut hingga kewalahan.
Misalnya, di pagi hari kita mengecek trending topic di Twitter dan langsung disuguhkan berita seputar kekerasan.
Ini akan berpotensi menurunkan mood seharian karena kita terbayang-bayang terus oleh informasi pertama yang diterima di hari tersebut.
Ada baiknya, tunggu untuk mengecek HP sampai kita meninggalkan kamar tidur, keluar membuka jendela dan melihat sekeliling atau menikmati secangkir kopi pagi.
Lakukan terlebih dahulu kegiatan lain yang menenangkan di pagi hari sebelum membuka ponsel untuk melihat perkembangan berita terbaru.
Terhubung dengan alam, walau hanya beberapa menit, akan mengurangi stress serta membantu proses pemulihan diri.
Jika kita terpaku pada gawai hingga memasuki dunia daring sesaat setelah bangun tidur, maka kesempatan meningkatkan kesejahteraan akan berkurang.
Selain itu, pagi hari juga bukan satu-satunya waktu kita harus waspada akan penggunaan gawai yang berpotensi mengganggu. Dilansir dari Psychology Today, ada tiga waktu yang sebaiknya tidak dihabiskan untuk membuka sosial media melalui ponsel.
Pertama adalah saat ketika kita seharusnya memperhatikan orang-orang yang disayangi. Misalnya saat kumpul bersama teman atau tengah menghabiskan waktu dengan keluarga maupun pasangan.
Kedua, sebelum tidur. Cahaya biru dari perangkat akan menekan melatonin nokturnal yang membuat kita susah memejamkan mata serta meningkatkan produksi hormon kortisol penyebab stres. Seseorang akan jadi lebih sulit untuk tertidur.
Ketiga, hindari penggunaan sosial media saat sedang makan, terutama apabila kita tengah dalam program diet. Makan sambil scroll TikTok, misalnya, cenderung akan membuat seseorang makan lebih cepat dan dalam jumlah lebih banyak.
Kita adalah pemilik gawai, bukan gawai yang memiliki kita. Tidak semua telepon harus dijawab, demikian pula bahwa tidak semua hal-hal baru di luar sana yang diberitakan secara daring harus diikuti.
Ada keterikatan sosial yang membuat seseorang secara otomatis ingin menanggapi atau bahkan turut serta dalam tren terbaru di dunia maya. Istilah kerennya sih, FOMO.
Hal ini sebenarnya adalah respon manusiawi dari spesies yang kelangsungan hidupnya sangat bergantung pada hubungan sosial dengan orang lain. Akan tetapi, kita juga harus memegang kendali penuh atas penggunaan dan pemanfaatan sosial media yang diakses melalui HP ini.
Kalian bisa memulai dari latihan jurnal penggunaan media. Kembangkan kesadaran diri seputar kebiasaan media dengan membuat jurnal media selama beberapa hari. Catat kebiasaan dalam mengkonsumsi media, motivasi penggunaan serta suasana hati saat menggunakannya.
Dari jurnal yang sudah dibuat itu, carilah pola dalam perilaku media untuk mempelajari apa saja yang berhasil dan apa yang tidak. Termasuk dalam kategori berhasil ini adalah yang membuat kita merasa lebih baik atau meningkatkan produktivitas.
Misalnya, kita merasa bahagia apabila melihat video kompilasi kucing lucu di Instagram. Sebaliknya, kita merasa bad mood apabila membaca unggahan terbaru dari akun-akun gosip selebriti.
Konsumsi media biasanya dimaksudkan untuk hiburan atau mencari inspirasi ide konten. Lihat kembali tujuan kita dalam mengonsumsi suatu media dan perhatikan kapan penggunaan sosial media membawa kita makin dekat ke tujuan serta kapan waktunya sosial media justru menghalangi kita dan membuang-buang waktu saja.
Tetapkan batasan dan cari cara dalam menggunakan preferensi masing-masing dalam mengendalikan linimasa. Kita bisa menonaktifkan notifikasi pada malam hari hingga lebih selektif memilih akun-akun yang diikuti.
Gunakan fitur blokir semaksimal mungkin jika diperlukan. Sah-sah saja kok untuk memblokir akun-akun yang memicu emosi negatif seperti amarah hingga iri dengki.
Penggunaan sosial media yang lebih bijak akan meminimalisir emosi negatif. Emosi negatif ini sendiri akan dapat menurunkan produktivitas, mengurangi kapasitas kognitif, mengurangi persepsi energi hingga membuat seseorang secara umum kurang menyenangkan untuk diajak bergaul.
Memulai hari dengan emosi positif yang lebih kuat, sebaliknya, akan menghasilkan peningkatan produktivitas, kemauan dalam mencoba hal-hal baru sampai dengan menjadi lebih terbuka terhadap pengalaman.
Jadi, yuk mulai kurangi kebiasaan cek HP begitu membuka mata di pagi hari! (*/)