Kasus mahasiswa Gunadarma saat ini lagi viral banget, karena aksi brutal para mahasiswa yang melakukan tindakan persekusi ke pelaku pelecehan seksual. Lo tahu nggak, kasus ini berkaitan erat dengan bahaya doxing lo, Civs.
FROYONION.COM - Kasus pelecahan mahasiswa Universitas Gunadarma saat ini emang lagi banyak banget dibahas. Buat lo, Civs yang belum tahu, yuk kita bahas dulu deh sebelum kita masuk nih ke pembahasan inti, yaitu doxing.
Jadi, pada awalnya kasus ini bermula dari akun Instagram, @anakgundardotco yang mengunggah sebuah postingan tentang isu pelecehan seksual yang dialami oleh beberapa mahasiswi dari Gundar.
Masih menurut penuturan akun tersebut, ada salah satu korban yang curhat mengaku dilecehkan di sebuah kamar mandi kampus.
“Korban itu diajak ke kamar mandi bawah tangga (di pojok) terus tiba-tiba dicium sama pelaku,” tulis akun tersebut.
Menurut akun tersebut sejak tahun 2020, mereka memang kerap menerima banyak laporan dugaan tindak pelecehan seksual di lingkungan kampus.
Karena laporan yang semakin membludak, admin dari @anakgundardotco kemudian membocorkan data diri pelaku yang awalnya hanya inisial, kemudian merambak ke data diri detail dari si pelaku, mulai dari nama lengkap, prodi dan jurusan, hingga angkatan si pelaku.
Karena data pribadi si pelaku ini dibongkar barulah terjadi kejadian yang menurut gue ngeri banget. Gue aja yang bayangin ikutan mual-mual pas baca berita ini.
Si pelaku ini, yang pada akhirnya telah diketahui identitasnya dipersekusi oleh teman-teman kuliahnya karena diduga melakukan tindak kekerasan seksual tersebut.
BACA JUGA: BERKACA DARI KASUS PELECEHAN SEKSUAL GUNADARMA: PANTASKAH KITA SEBAGAI MAHASISWA MAIN HAKIM SENDIRI?
Oh ya, video tindak persekusi ini juga viral banget di media sosial. Dalam video yang berdurasi sekitar 15 detik tersebut terlihat seorang mahasiswa berinisial TPP di diikat di sebuah pohon dengan keadaan setengah telanjang.
Kemudian tampak juga ada seorang cewek yang mencoba mencekokinya si pelaku dengan sebuah minuman yang diduga merupakan air kencing atau seni. Tapi ini masih simpang siur ya, masih belum tahu kebenarannya. Gue pas baca kalimat ini, kayak ngeri banget, Civs.
Kejadian ini bahkan terjadi di lingkungan kampus dan dilihat oleh banyak banget orang. Parahnya lagi, tak hanya mahasiswa pihak keamanan kampus berseragam lengkap pun ikut menyaksikan peristiwa tersebut. Dari video yang viral ini gue lihat-lihat, nggak ada tindakan untuk menghalangi tindakan kekerasan ini.
Nah, masuk deh kita ke pembahasan ini, yaitu ‘doxing’. Gimana ngeri nggak penurut lo kasus di atas? Kasus ini di atas ini menurut gue adalah salah satu bahaya ‘doxing’, Civs.
Doxing sendiri merupakan kegiatan membongkar atau menyebarkan informasi pribadi seseorang yang dilakukan oleh orang tidak berwenang atau tanpa izin dari pihak yang bersangkutan.
Dikutip dari Diskominfo, Doxing lebih sering terjadi dalam forum-forum atau komunitas online yang para penggunanya kebanyakan menggunakan nama alias untuk saling berinteraksi. Intinya mempublikasikan informasi pribadi orang lain dalam bentuk apapun dan dalam situasi apapun dan dengan memanfaatkan platform apapun, termasuk ke dalam definisi doxing.
Sebelum melakukan doxing, biasanya seseorang akan mengumpulkan sebanyak-banyaknya informasi pribadi orang yang ditarget melalui berbagai platform.
Upaya dalam mengungkap sebuah informasi pribadi ini tentu aja sudah terjadi lama benget sebelum zaman digital atau internet.
Tapi, emang harus kita akui bahwa perkembangan internet ini memunculkan banyak banget media dan aplikasi yang mempermudahkan lo buat mencari hal-hal sangat privasi sekalipun.
Hampir semua doxing ini dilakukan untuk motif yang cenderung negatif. Banyak pihak memanfaatkannya untuk melakukan tindakan intimidasi dan membungkam pihak yang menjadi target. Hal tersebut diyakini untuk membuktikan suatu hal atau untuk mendiskreditkan seseorang.
Alasan lain membuat orang melakukan tindakan doxing adalah untuk mempermalukan pihak yang ditarget. Hal tersebut dilakukannya dengan menyebarkan informasi rahasia, gambar, atau video orang yang dituju.
Kemudian, doxing ini juga dapat dilakukan untuk memperlihatkan kepada publik perbuatan salah atau pelanggaran yang dilakukan oleh seseorang. Nah, salah satunya ya yang dilakukan oleh beberapa mahasiswa Gunadarma tersebut.
Doxing ini dilihat dari jenisnya ada tiga tipe, yaitu doxing deanonymizing (menganonimkan identitas pelaku), doxing targeting (mengungkap detail pribadi yang lebih spesifik termasuk nama), dan delegitimizing (mengungkap informasi sensitif atau intim seseorang). Jika dilihat dari kasus ini, gue bisa menyimpulkan bahwa ketiga doxing ini dilakukan dalam kasus ini.
Menyadur dari Tirto ada dampak berbahaya yang dialami oleh korban doxing. Oleh karena itu, doxing tidak dapat dianggap sebelah mata karena dampaknya yang berbahaya.
Dari kasus ini sebenarnya masyarakat dibuat terbelah, Civs. Ada netizen berpendapat bahwa yang dilakukan oleh para mahasiswa Gunadarma ini dianggap keterlaluan karena menghukum si pelaku pelecehan tersebut sangat keji dan brutal.
Kemudian, yang mendukung merasa bahwa tindakan anarkis yang dilakukan oleh pelaku ini adalah sebuah karma yang pantas diterima karena berani melakukan pelecehan wanita, apalagi di lingkungan kampus.
Gilak nggak, Civs, bayangin dengan sakali lo posting, lo bisa ngebuat orang jadi ngelakuin hal-hal yang brutal kayak gitu.
Perlu gue tegaskan bahwa disini gue nggak membenarkan kasus pelecehan yang dilakukan oleh para mahasiswa tersebut. Tapi apakah kita harus main hakim sendiri? Itu sih yang mau gue pertanyakan.
Jadi kalau lo gimana nih, Civs? Lo setuju yang mana, jadi siapa yang salah disini? Apakah pelaku pelecehan seksual pantas diperlakukan seperti itu? Atau lo tim yang yaudah itu emang konsekuensi dia aja. (*/)