Honor of Kings telah resmi rilis secara global, termasuk di Asia Tenggara. Game MOBA 5v5 paling populer di Tiongkok ini digadang-gadang bisa menggoyang dominasi Mobile Legends, khususnya di Indonesia.
FROYONION.COM - Honor of Kings (HOK) akhirnya resmi dirilis di Indonesia pada 20 Juni 2024 kemarin. Meski jauh-jauh hari game ini sebetulnya sudah bisa dijajal lewat server Brasil, perilisan game ini menembus pasar Asia Tenggara patut dirayakan.
Khususnya di Indonesia, kehadiran HOK setidaknya bisa sedikit mengguncang dominasi Mobile Legends (ML) yang sekarang semakin keruh dengan darksystem dan player troll.
BACA JUGA: 11 HERO MOBILE LEGENDS INI PALING SERING DI-BAN DI TAHUN 2024
Game MOBA paling laris di Tiongkok ini bisa jadi pelarian buat kalian yang dibikin mumet setelah lose streak.
Sebagai mantan pemain ML yang pensiun sejak tiga bulan lalu, penulis sudah menginstall game HOK dan mencoba memainkannya. Dan begini hasilnya.
Sekadar catatan, sebetulnya game MOBA ini rilis lebih dulu ketimbang Mobile Legends yakni pada tahun 2015 lalu. Namun sayangnya Tencent selaku pemilik game ini hanya merilisnya di regional Tiongkok saja.
Tak heran jika kemudian game ini menjadi besar dan populer di regional Tiongkok. Hal ini jugalah yang patut diwaspadai oleh pemain pemula HOK di Indonesia ketika mesti berhadapan dengan player berbendera Tiongkok.
BACA JUGA: MEMAHAMI KEKECEWAAN FANS MOBILE LEGENDS USAI KEKALAHAN ONIC DI TURNAMEN M5
Tencent justru mengirim Arena of Valor (AOV) untuk bersaing dengan Mobile Legends di Indonesia. Hasilnya AOV justru kalah pamor di sini dan ML semakin mendominasi pasar.
Fakta bahwa HOK dimiliki oleh Tencent membuat gameplay-nya lebih mirip dengan AOV ketimbang ML meski juga punya kemiripan. Buat kalian yang pernah bermain AOV, kalian mungkin bakal terasa familiar saat memainkan game ini.
Untuk lebih detailnya, berikut beberapa catatan penulis saat bermain game HOK, antara lain:
Saat menjajal HOK buat pertama kalinya, penulis mendapati bahwa game ini belum bisa terintegrasi dengan akun Google Play Games. Sebagai gantinya player bisa memakai Level Infinite Pass dengan mendaftar melalui email.
Meski tidak jauh berbeda dengan user interface di ML, tampilan di HOK terlihat lebih sederhana ketimbang kompetitornya itu yang sekarang makin mempercantik tampilan UI-nya.
Hal ini sebetulnya tak terlalu mengejutkan mengingat memori yang dibutuhkan buat menginstall HOK hanya sekitar 4 hingga 6 GB dibandingkan ML yang butuh lebih dari 6 hingga 9 GB. Meski demikian, itu tidak begitu mengganggu.
BACA JUGA: KENAPA MOBILE LEGENDS MASIH POPULER DI INDONESIA?
Saat mulai memainkan HOK, player bakal dikasih banyak hero gratis. Bahkan mereka tak pelit memberi para player anyar ini skin gratis.
Dalam siaran pers mereka, disebutkan bahwa player pemula HOK berkesempatan memiliki hingga 28 hero dan 21 skin secara gratis dengan menyelesaikan beberapa event dalam game.
Sebelum para player terjun ke match sesungguhnya, mereka dibekali tutorial soal lane, penggunaan skill, dan cara buat memenangkan pertandingan, yakni dengan merontokkan base turret.
Masuk ke pertandingan ranked, visual in game pada HOK bisa dibilang mampu bersaing dengan grafis di ML saat ini. Mapnya jernih dan terang dengan bentuk monster hutannya hingga objektif dragon (lord dan turtle) yang unik.
BACA JUGA: 7 HERO COUNTER MELISSA MOBILE LEGENDS YANG MEMBUATNYA JADI GAK BERKUTIK
Sama halnya seperti di kebanyakan game MOBA, map di HOK juga dibagi menjadi tiga lane. Yakni, Clash Lane (Exp Lane), Mid Lane, Farm Lane (Gold Lane). Di area hutan, terdapat beberapa monster hutan yang bisa dipanen oleh Jungler.
Hanya saja, bagi penulis, map HOK terasa agak lebih luas ketimbang map di ML. Setelah ditelusuri, ternyata map HOK memang agak lebih luas seperti yang diungkapkan oleh video TikTok dari @ren.oniichan.
Dalam perilisan ini HOK menyediakan hingga 86 hero yang dapat dimainkan. Jumlah ini pastinya akan terus bertambah ke depannya.
Selain itu harga tiap heronya yang terbilang murah dan hanya menghabiskan sekitar 12 ribu poin, sangat memudahkan player buat mengoleksi semua heronya.
Secara umum, tiap heronya punya desain yang menarik. Bahkan beberapa hero bakal mengingatkan para player dengan hero-hero di ML namun dengan skill yang sangat mungkin berbeda.
Tak hanya itu saja, beberapa skill hero di HOK juga punya kemiripan dengan skill-skill hero di Mobile Legends namun dikombinasikan. Dengan begitu, sebetulnya tak sulit bagi player ML untuk terbiasa memainkan HOK.
Yang memanjakan mata adalah efek tiap skill heronya yang terasa tebal dan meriah seperti yang telah digembar-gemborkan di TikTok maupun YouTube.
Hanya saja, bagi penulis, efek skill yang terlalu ramai ini justru bikin susah buat mengincar musuh saat war gede berlangsung. Namun, ini mungkin hanya masalah selera saja.
Satu lagi yang patut disayangkan adalah mekanisme geraknya yang terasa kurang smooth. Bagian ini mungkin bakal menjadi PR tersendiri bagi player ML yang ingin migrasi ke HOK.
Movement pada analog yang terasa kurang luwes, agak menyulitkan player buat menggocek musuh seperti yang dilakukan di ML. Ini juga agak terasa menyebalkan buat player-player yang sukanya adu mekanik.
Hal yang sama pernah dikeluhkan oleh RRQ Lemon yang pernah menjajal game HOK dalam salah satu konten di channel YouTube miliknya. Meski memuji game tersebut, sesepuh Mobile Legends tersebut agak menyayangkan gerak analog pada game Honors of Kings.
Namun, bisa jadi ke depannya, bagian mekanisme gerak game ini bakal dapat update yang cukup signifikan.
Satu hal lainnya yang juga patut disayangkan adalah nama heronya yang kebanyakan masih identik dengan nama-nama dalam bahasa mandarin. Hal ini mungkin agak menyulitkan player global buat menghafalkan nama tiap heronya.
Terdapat 10 tier rank pada HOK, yakni Bronze, Silver, Gold, Platinum, Diamond, Master, Grand Master (King), Mythic, Epic, hingga Legends.
Saat berada di tier rendah, para player pemula diberi kemudahan untuk meningkatkan perolehan bintangnya agar bisa cepat naik tier. Satu kemenangan di tier bawah berpeluang membuat player naik level dengan cepat.
Meski terbilang game baru di Indonesia, sistem matchmaking-nya terbilang cukup cepat dan hanya butuh waktu beberapa detik saja. Hal ini bisa terjadi karena kita bisa menjadi satu tim atau menjadi lawan bagu player dari negara lainnya.
Namun, di antara semua itu, yang jadi pertanyaan utama adalah: apakah ada darksystem di sini?
Penulis rasa darksystem selalu ada di tiap game selama para pemain troll masih ada. Hanya saja tak seperti ML, HOK punya cara tersendiri untuk mencegahnya.
Misalnya, di tier tinggi, sebelum push rank para player diharuskan memilih role yang ingin dan bisa ia mainkan. Nantinya sistem HOK akan mencarikan tim yang bisa mengisi role sisanya untuk menciptakan tim yang seimbang.
Bahkan player yang ketahuan melakukan troll saat in game akan mendapatkan hukuman berupa banned oleh sistem HOK.
Beberapa orang mengklaim bahwa Honor of Kings lebih enteng ketimbang Mobile Legends.
Dilansir dari Kompas, disebutkan bahwa game ini bisa dimainkan di hape kentang. Yakni hape yang punya kecepatan clock minimal di atas 1,5 GHz dengan kapasitas RAM 1 GB dan sistem OS Android versi 5.1.
Namun ketika penulis memainkannya di hape yang lebih dari spek minimal itu, terkadang masih ada lag yang cukup mengganggu, terlebih ketika war gede. Terkadang juga analognya mendadak macet dan membuat hero jalan sendiri.
Kemungkinan besar tetap dibutuhkan hape dengan spek yang mumpuni untuk bisa memainkan game ini dengan lancar. Sama halnya dengan Mobile Legends sekarang yang grafisnya makin kinclong itu.
Game ini punya modal yang bagus buat melawan dominasi Mobile Legends di pasar Asia Tenggara, khususnya di Indonesia. Namun perlu diketahui, bahwa Honor of Kings bukanlah yang pertama mencoba melengserkan Mobile Legends dari tahtanya.
Ada Pokemon Unite hingga Wild Rift pernah mencoba untuk melawan dominasi ML. Sayangnya, belum ada satu pun yang mampu menyaingi kepopulerannya sampai sekarang.
Meski begitu, bukan berarti HOK tanpa upaya. Kabarnya, mereka siap menggandeng tim-tim esport dan mengadakan scene kompetitif guna mempopulerkan game ini.
Hal ini sepertinya direspon oleh dua tim esport Indonesia yakni Alter Ego dan RRQ yang keluar dari Program Battle Emote Mobile Legends yang sering dianggap sebagai regulasi monopoli Moonton.
Upaya tersebut keduanya tempuh agar bisa melebarkan sayap di game MOBA lainnya, seperti HOK ini.
Selain itu, ke depannya pihak pengembang juga akan mengajak para streamer untuk ikut berpartisipasi menjadi partner dalam meramaikan game ini.
Di lain sisi, ML juga tidak tinggal diam dengan kehadiran HOK ini. Mereka jelas terus berbenah untuk menurunkan populasi pemain troll yang meresahkan dalam komunitas.
Bahkan kabarnya di proyek NEXT selanjutnya, Mobile Legends akan menghadirkan update besar-besaran. Salah satunya adalah dengan mengadopsi salah satu fitur di Honor of Kings yang mengharuskan para player memilih dua role yang ingin dimainkan.
Selain itu belakangan Moonton juga jadi agak dermawan dengan membagikan beberapa skin secara gratis atau menjualnya dengan harga murah.
ML jelas masih diunggulkan karena punya player-player setia yang melimpah. Penulis rasa para player ini agak sulit bermigrasi ke HOK secara besar-besaran.
Karena bermain game MOBA baru mengharuskan mereka mempelajari banyak hal. Mulai dari mekanik tiap hero, makronya, hingga soal metanya. Apa mereka punya waktu untuk itu?
Sangat mungkin Mobile Legends akan masih mendominasi. Dan mungkin saja rilisnya Honor of Kings akan dirayakan besar-besaran di awal, namun kemudian akan melandai pada akhirnya.
Terlebih lagi tidak ada sesuatu yang benar-benar fresh di sini. Sesuatu yang bisa bikin player-player ini memprioritaskan game ini.
Biarpun demikian, Honor of Kings bisa menjadi jeda yang menyenangkan buat kalian yang muak dengan darksystem Moonton. Harapannya, ke depannya HOK bisa terus berkembang dan menjadi pesaing yang patut diperhitungkan di pasar game MOBA mobile. (*/)