Lifestyle

ES TEH INDONESIA NGASIH SOMASI KE KONSUMEN, PADAHAL HARUSNYA BEGINI

Produk Es Teh Indonesia mendapat review buruk dari konsumen. Mengatasi hal tersebut, Es Teh Indonesia memberikan somasi dan membuat citranya menjadi semakin buruk. Padahal ada cara yang lain.

title

FROYONION.COMSeorang netizen media sosial Twitter menyebut bahwa produk Es Teh Indonesia isinya cuma gula karena dinilai rasanya terlalu manis. Menanggapi review hiperbola tersebut, pihak legal Es Teh Indonesia langsung memberikan somasi kepada konsumen supaya mencabut review tersebut. 

Setelah Es Teh Indonesia ngasih somasi, twit review tersebut malah menjadi semakin ramai, malahan jadi trending topic di media sosial Twitter. Lalu mulai bermunculan twit lainnya semacam "enggak lagi deh beli Es Teh Indonesia" dan lain-lain. 

Yuswo Hady seorang konsultan bisnis mengomentari kejadian ini di media sosial Instagram-nya. Menurutnya, memberikan somasi adalah keputusan yang salah. Dia turut memberikan saran terhadap kejadian semacam ini. 

1. JANGAN LANGSUNG MARAH KETIKA DIKASIH REVIEW JELEK

Yuswo Hady menyebut 2 macam istilah, yaitu Brand Evangelist (fan) dan Brand Terrorist (hater). Disebut Brand Terrorist karena komentar mereka di media sosial bisa melukai, merusak, bahkan menghancurkan reputasi brand.

Ucapan netizen di media sosial memang seringnya kejam. Namun, Yuswo Hady menyebutkan bahwa sifat tersebut hanyalah persona mereka di media sosial, belum tentu aslinya juga sekejam twitnya.

Yuswo Hady mengingatkan bahwa brand harus bisa menyikapi dengan tenang, tidak perlu marah-marah. “Sesungguhnya mereka tidak sekasar dan sejahat itu.  Apalagi kalau Anda menyikapinya secara manusiawi,” kata Yuswo Hady. “Karena itu jangan langsung muntab (marah). Tetep be cool.”

2. HADAPI DENGAN KEPALA YANG DINGIN

Yuswo Hady mengatakan bahwa mensomasi Bran Terrorist bagaikan menuangkan bensin ke dalam titik api. Perbuatan tersebut malah memperbesar, liar, dan menjadi viral di mana-mana.

Peristiwa ini bisa menjatuhkan nama brand dan membuat reputasi brand jadi terancam. “Brand Anda juga akan makin terpuruk. Itulah buah dari somasi,” kata Yuswo Hady.

Kalau sudah begitu, Yuswo Hady mengatakan bahwa yang terjadi adalah Lose-Lose. Reputasi brand terpuruk, sementara netizen juga Lose karena mendapat somasi.

3. KOMUNIKASIKAN DENGAN ‘BAHASA CINTA’

Lo bisa mengubah dari percakapan di media sosial menjadi percakapan yang manusiawi. Yuswo Hady menyarankan untuk gunakanlah “bahasa cinta” yang adem, mengayomi dan penuh kasih. Jangan sebaliknya, malah melawan, menyerang balik, apalagi memberikan somasi.

Perbincangan di media sosial kerap membuat satu sama lain menjadi salah paham karena penafsiran kalimat yang salah. Maka dari itu, ada baiknya cobalah bertemu langsung agar bisa berkomunikasi dengan baik dan berbicara dari hati ke hati.

Dengan pertemuan tersebut, siapa tahu “bahasa cinta” yang digunakan bisa membuat mereka yang awalnya Brand Terrorist menjadi Brand Evangelist.

Kejadian berupa pemberian somasi semacam ini bukanlah hal yang baru. Sebelumnya, brand perlengkapan outdoor Eiger Indonesia juga pernah melakukan hal yang sama. 

Namun, begitu menyadari dampak buruk dari keputusan tersebut. direktur utama Eiger langsung memberikan permohonan maaf kepada semua pelanggan dan berjanji tidak akan mengulanginya lagi. 

Permohonan maaf tersebut terlihat tulus dan mendapat respons yang positif dari netizen. Di saat perusahaan lain biasanya mencuci tangan dengan cara mengkambinghitamkan bawahannya, pada saat itu Dirut Eiger info berani langsung turun tangan. 

Selain permasalahan somasi, UU ITE lagi-lagi dinilai tidak tepat sasaran. Pasal karet yang satu ini selalu membuat ulah dalam membatasi kebebasan berekspresi. 

UU ITE selalu hadir untuk membungkam kritik, bahkan beberapa kali UU tersebut tumpul ke atas dan tajam ke bawah. Sampai saat ini, banyak sekali masyarakat Indonesia yang menolak UU ITE.  

Dari Es Teh Indonesia kita belajar pentingnya menjadi humanis daripada ngasih somasi, ternyata berdampak pada nama baik brand. Satu lagi, jangan lupa perhatikan asupan gula harian lo ya, Civs! (*/)

BACA JUGA: KREATOR INI JAGO BIKIN MINUMAN HIGH CLASS DARI BAHAN SIMPEL

  • whatsapp
  • twitter
  • facebook
  • remix
Penulis

Fadhil

Content writer Froyonion, suka pameran seni dan museum, sesekali naik gunung