Di tengah banyaknya kreator konten lokal yang mulai bermunculan, perlu adanya sebuah platform khusus yang memberikan eksklusivitas konten kepada fans namun juga tetap transaksional demi mendukung keberlanjutan sang kreator konten. Ternyata Indonesia sudah punya lho!
FROYONION.COM – Mungkin dari kalian udah banyak yang dengar kalo platform OnlyFans bakal menerapkan regulasi baru terkait publikasi konten dewasa. OnlyFans bakal melakukan Ban terhadap konten-konten berbau tindakan seks. Meski begitu, konten nude masih diperbolehkan dengan beberapa pertimbangan, yang tentunya juga bakalan sulit untuk dimoderasi dan dibedakan antara konten yang nude dan yang sexually explicit.
Kabarnya, perubahan regulasi ini erat kaitannya dengan hubungan perbankan dan penyedia pembayaran bagi para konten kreator. Perbankan sendiri nampaknya tidak ingin memproses keuangan apabila berkaitan dengan unsur pornografi dan sejenis. Hal-hal seperti itu yang sepertinya mampu mengubah haluan platform ini.
Bagi sebagian besar dari kita mungkin memandang OnlyFans sebagai platform penghubung para kreator dan fansnya itu nggak jauh dari hal yang berbau konten dewasa. Ya, meskipun nggak cuma konten NSFW (Not Safe For Work) aja yang ada di sana, ada juga konten musik, konten masak-masak, dan konten-konten serupa.
Tapi, ternyata kita juga punya beberapa platform lokal yang mewadahi hubungan eksklusif antara kreator dan fans lho! diantaranya ada KaryaKarsa dan Trakteer.
Diinisiasi oleh Ario Tamat, yang memulai karir di Industri musik, dan setelahnya terjun ke dunia startup lewat KaryaKarsa. Didasari oleh pemikiran tentang bagaimana perputaran uang bisa lebih banyak terjadi di industri musik, konsep tersebut kemudian berkembang seiring dengan berjalannya waktu, dan KaryaKarsa pun kemudian diciptakan untuk memfasilitasi beragam jenis kreator, tidak hanya yang bergerak di industri musik, tetapi juga bisa untuk penulis, video creator, bahkan hingga comic creator.
Sampe di Februari 2021 kemarin, Ario menyatakan bahwa ada sekitar 5000-an kreator yang sudah bergabung dan berkarya di KaryaKarsa, dan juga telah menghasilkan sekitar 3 miliar rupiah yang didistribusikan kepada seluruh kreator tersebut. Penghasilan sebesar ini juga didapat dengan cara organik, Civs! Artinya, mereka di KaryaKarsa nggak ngandelin iklan, keren banget!
Konsep platform ini mirip dengan Patreon dan Twitch, dimana ada tipe dukungan dengan level-level tertentu yang dinamakan tier. Semakin tinggi tier yang kita subscribe, semakin banyak juga benefit-benefit berupa konten eksklusif yang kita dapetin dari sang kreator.
Hal ini juga yang mendasari kenapa platform seperti ini sangat membantu kreator terutama secara finansial, karena fans yang memahami kualitas sang kreator akan rela untuk merogoh kocek lebih dalam untuk menikmati konten-konten yang berkualitas.
Ario juga menyatakan bahwa hak cipta dan hak kekayaan intelektual atas kreasi yang diupload di KaryaKarya sepenuhnya adalah milik si kreator itu sendiri. Oiya, dan sebelum dipublikasi, konten-konten di KaryaKarsa juga udah melalui proses kurasi. Jadi, udah bisa dipastikan bahwa karya-karya itu nggak melanggar hukum yang berlaku ya, Civs.
KaryaKarsa juga nyediain fitur tip / donasi. Jadi, fans garis keras bisa banget pake fitur ini untuk kasih apresiasi lebih buat sang kreator. Semoga dengan berbagai fitur pendukung seperti tip ini membuat masyarakat Indonesia lebih bisa menghargai karya-karya dari kreator lokal yak.
Semenjak pandemi melanda Indonesia, Ario mengakui bahwa minat kreator dan user / fans di KaryaKarsa itu mengalami kenaikan. Meskipun pada awalnya, konsep KaryaKarsa merupakan sebuah alternatif bagi kreator untuk mendapatkan penghasilan tambahan. Tetapi, sampai saat ini, ada juga kreator yang memilih untuk menjadi full-time creator sebagai dampak dari terjadinya pandemi yang merenggut banyak lapangan pekerjaan.
Dan yang kerennya lagi, KaryaKarsa membantu memperkenalkan para kreatornya lewat konten-konten Instagram mereka. Platform ini juga aktif menyelenggarakan webinar serta membagikan tips-tips dalam berkarya.
Jadi, buat yang sekedar kepo sama KaryaKarsa atau pengen banget jadi kreatornya, gas langsung aja Civs ke website mereka di karyakarsa.com atau bisa ke Instagram mereka di @karyakarsa_id.
Selain KaryaKarsa, ada juga platform lokal lainnya yaitu Trakteer. Platform berbasis website ini dikembangkan oleh Miftah Mizwar, Rizki Lazuardi, Budi Satria Wijaya, dan berbasis di Kota Bandung. Trakteer diciptakan sebagai penghubung antara kreator lokal dan fansnya, serta wadah apresiasi secara finansial dari fans kepada kreator favorit mereka.
Cerita dirintisnya Trakteer dimulai ketika Rizki sebagai salah satu founder tidak bisa lagi menikmati komik karya kreator favoritnya di salah satu platform komik digital Indonesia. Komikus tersebut memiliki banyak penikmat, namun, karena belum terverifikasi, alhasil karyanya nggak bisa dimonetisasi dan kreator itu memutuskan untuk menghentikan serial komiknya.
Berangkat dari sini, mereka percaya bahwa dengan dukungan penuh dari para penikmat karya, seorang kreator dapat membuat karya yang lebih besar dan terus bertumbuh.
Kalo kita lihat, berbagai platform serupa dari luar negeri seperti Patreon dan Ko-Fi mengharuskan user untuk menggunakan kartu kredit untuk melakukan transaksi. Hal ini juga yang mendasari Trakteer untuk bekerjasama dengan berbagai penyedia layanan e-wallet Indonesia untuk mempermudah fans dalam mengapresiasi kreator. Hingga saat ini, Trakteer telah bekerjasama dengan beberapa penyedia layanan pembayaran seperti Gopay, Dana, OVO, ShopeePay, dan beragam metode pembayaran lain yang tentunya mudah kita jangkau, Civs.
Sejak dirilis pada tahun 2019, sebanyak 83.000 kreator telah bergabung dan dana sebesar 9 miliar rupiah telah diterima oleh para kreator.
Satu hal yang sama terkait regulasi dari dua platform tersebut, kedua-duanya tidak memperbolehkan konten yang berbau pornografi dan sejenis. Jadi, kita tetap harus patuh Civs sama peraturan terkait konten NSFW (Not Safe For Work). Teruslah berkarya dengan giat dan mau terbuka, serta memanfaatkan kesempatan yang sekarang terbuka luas karena media sosial. Karena masa pandemi ini seharusnya menjadi momentum kita untuk jadi lebih kreatif dan inovatif.
Jadi, dari pembahasan di atas, kira-kira kalian pada pengen bikin karya apa aja nih, Civs? (*/ Garry)