Lifestyle

BELAJAR DARI BATALNYA AGENDA BUKA PUASA BERSAMA ALIAS BUKBER

Warga Twitter sedang ramai ngobrolin utas soal batal bukber yang dialami @crankygvrl. Alasan yang dipakai teman-temannya bikin ngelus dada.

title

FROYONION.COM - Baru-baru ini jagad Twitter tengah ramai dengan thread dari akun @crankygvrl. Ceritanya, ia mendatangi acara buka bersama (bukber) yang diadakan bersama teman-teman satu circle-nya. Sayangnya selama berjam-jam menunggu tak ada satupun temannya yang datang, hingga akhirnya ia memilih cabut saja.

Ia lantas membagikan skrinsut yang berisi obrolan dengan teman-temannya yang membatalkan acara secara semena-mena itu di Twitter. Dukungan dari netizen segera membanjiri, tak sedikit pula yang berbagi pengalaman serupa.

Thread dari akun @crankygvrl yang mendatangi acara buka bersama (bukber), tetapi temannya tidak kunjung datang.
Thread dari akun @crankygvrl yang mendatangi acara buka bersama (bukber), tetapi temannya tidak kunjung datang.

Melihat itu saya sendiri teringat dengan pengalaman saya yang juga pernah ditimpa kesialan serupa. Hanya saja dalam kasus saya bukan bukber, melainkan hanya janji ketemuan saja. Yang menyebalkan, saya mengalaminya berkali-kali.

GAGAL BERTEMU DENGAN ALASAN LUPA

Suatu hari seorang kawan, sebut saja si A, mengajak saya ketemuan. Kami sudah menyepakati waktu juga tempatnya. Di hari H, sejam sebelum acara, saya mengabarinya kalau saya sedang dalam perjalanan ke lokasi. Ia baru membalas beberapa menit kemudian. Isinya jelas bikin greget. Si A membatalkannya dengan alasan yang aneh; ia lupa kalau pada hari itu ia mau menghadiri acara pernikahan seorang kawannya.

Seketika saya misuh-misuh dalam hati. Kekesalan saya ini jelas beralasan. Pertama, karena saya sudah sengaja mengosongkan jadwal selama dua-tiga jam ke depan untuk pertemuan itu. Dengan batalnya acara itu, berarti saya sudah buang-buang waktu dan tenaga dan ongkos dengan percuma. Juga selama dua-tiga jam ke depan saya jadi bingung mau ngapain. Kedua, karena alasannya yang mengada-ngada. Ya, jika memang sebelumnya ia mau menghadiri pesta pernikahan, ngapain coba ia ngajakin ketemuan. Ancen nggatheli kok!

Dalam kasus @crankygvrl, teman-temannya beralasan di rumah mereka sedang hujan deras dan tak ada motor. Jelas ini alasan yang dicari-cari dan mudah sekali buat dipatahkan. Di abad ini sulit rasanya percaya ada orang yang tak tahu benda yang namanya payung, apalagi buat kita-kita yang hanya punya dua musim; musim hujan dan kemarau. Okelah, mungkin mereka malas bawa payung karena dirasa kurang praktis. Tapi mereka masih bisa pesan ojek mobil lewat online tho? Kurang praktis apa coba?

Dilihat dari alasan yang dipakai, mudah terbaca orang seperti apa mereka itu. Jelas sekali mereka adalah orang yang minim kreativitas dan imajinasi.

Mbok yaa kalau mau cari alasan tolonglah yang agak pinteran biar tak bisa diganggu gugat. Misal, rumahmu kejatuhan meteor yang ternyata ditempeli makhluk symbiote dan kamu mesti menyelamatkan keluargamu; bahkan ngasih alasan habis putus sama pacar lalu kamu hanya ingin mendekam di pojokan kamar, saya rasa masih sangat bisa diterima.

Meski begitu, apapun alasannya, jika urung hadir sebaiknya punya kesadaran sendiri buat ngasih kabar sehari sebelum hari H. Atau setidaknya beberapa jam sebelum acara. Jangan tunggu ditanyain dulu baru ngebatalin, nyari perkara itu namanya. Niat mau nyambung tali silaturahmi bisa-bisa malah jadi memutus tali silaturahmi.

Dengan kamu ngasih kabar dari awal itu berarti kamu mau menghargai waktu seseorang. Karena dengan begitu, orang tersebut bisa reschedule ulang jadwalnya hari itu. Sebagaimana yang dikeluhkan oleh Mbak @crankygvrl, jika ia tahu acaranya bakal batal, ia bisa memilih menyelesaikan tulisan sebelum deadline.

TIPS NGGAK KENA PRANK BUKBER

Filosofi Stoik mengajarkan bahwa kita tak dapat mengendalikan apa yang berada di luar diri kita, kita hanya berkuasa dengan apa yang berada dalam diri kita. Dalam kasus ini, kita tak bisa berharap sepenuhnya teman-teman setongkrongan kita punya kesadaran untuk mau menghargai waktu kita.

Oleh karenanya, dibutuhkan tindakan pencegahan agar hal-hal menyebalkan seperti ini tak terulang lagi. Berikut tips-tipsnya:

Pertama, sehari sebelum hari H, konfirmasi ulang apakah acara tersebut betulan jadi atau tidak. Lemparkan saja pertanyaan di grup pertemananmu, "Besok jadi yaa?" Kemudian lihat respon mereka.

Jika banyak yang merespon dengan bilang, "Lihat aja besok." Atau bilang, "Moga aja besok nggak hujan." Bersiap-siaplah acara tersebut bakalan batal.

Hal begini memang sering terjadi. Awal-awal saja mereka terlihat antusias buat mengadakan bukber dengan motivasi untuk bernostalgia bersama teman-teman lama. Sayangnya seiring waktu, antusiasme mengendur, gairah pudar, persis seperti jatuh cinta.

Jika sudah begitu, apa yang perlu dilakukan? Lanjut saja ke tips kedua.

Kedua, bersedia jadi martir alias orang pertama yang membatalkan acara. Ini mungkin efektif. Kamu tak perlu secara frontal bilang, "Ah, kalian nggak niat, mending batalin aja lah."

Ada cara lebih halus ketimbang itu, yaitu dengan bilang, "Kayaknya besok aku nggak bisa datang deh, ada urusan, maaf banget yaa. Mungkin next time."

Kawan-kawan di grup mungkin bakal ngebacotin kamu, ngatain kamu kurang kompak dan apalah itu. Terima saja segala bacotan itu. Persetanlah. Karena percayalah, sebagian besar dari mereka sebetulnya tak berminat lagi dengan agenda tersebut, hanya saja mereka malu-malu mengatakannya.

Seperti sebuah pergerakan revolusi, terkadang memang dibutuhkan satu orang yang cukup bernyali buat bersuara, agar yang lainnya mengikuti. Mungkin kamu bakal dianggap provokator yang bikin agenda bukber tersebut batal. Tapi percayalah, jika kamu melakukannya, di sinilah kamu dianggap pahlawan.

Ketiga, jangan pilih tempat yang harus di-booking lebih dulu, apalagi sampai harus nyetor dp duluan.

Ini menghindarkan kamu–biasanya yang jadi koordinator–untuk mau tak mau harus datang pada hari H. Seperti salah satu video yang di-share di kolom komentar threat tersebut. Video itu menampilkan sederet meja panjang yang di atasnya sudah terhidang banyak makanan namun nyatanya yang duduk di sana hanya seorang gadis yang berkali-kali mengecek ponsel.

Jika sudah begini, kekesalanmu bakal berlipat ganda. Kamu bisa tekor karena harus melunasi biaya semua makanan itu. Kamu bakal dibuat bingung, mau diapain makanan sebanyak itu. Kamu jelas bakal banyak dirugikan.

Pilih saja tempat yang tidak kelewat ramai, yang tiap orang bisa pesan sendiri makanannya.

Dan untuk kamu yang jadi koordinator, pilih saja tempat yang dekat dari rumahmu. Buat jaga-jaga kalau ternyata acaranya betulan batal, kamu bisa segera balik.

Keempat, jangan banyak berharap agenda bukber bakal selalu berhasil terlaksana. Mungkin di tahun pertama dan kedua setelah kamu lulus, tingkat keberhasilannya masih lumayan tinggi. Namun di tahun-tahun berikutnya betulan sulit diharapkan. 

Terlebih lagi jika teman-teman seangkatanmu sudah banyak yang berkeluarga. Percayalah, mereka bakal lebih memprioritaskan keluarga mereka. Kamu yang kadang diingat pas mau minjem duit, dan lebih sering dilupakan sebaiknya sadar diri.

Itulah yang bisa saya tulis soal batal bukber ini. Bagi yang jadi korban, ada baiknya kamu lebih waspada ke depannya. Bagi mereka yang jadi pelaku, ada baiknya lebih sadar diri dan bijak. Tidak baik merugikan orang lain apalagi teman sendiri. Ya, tho? (*/)

BACA JUGA: PUASA DI KOS: ANTARA ‘SURVIVAL INSTINCT’ ATAU MALAH PUSING?

  • whatsapp
  • twitter
  • facebook
  • remix
Penulis

Shofyan Kurniawan

Shofyan Kurniawan. Arek Suroboyo. Penggemar filmnya Quentin Tarantino. Bisa dihubungi di IG: @shofyankurniawan