Lifestyle

AMIEN RAIS USUL PEMILU 2024 VIA E-VOTING DI BLOCKCHAIN, MEMANGNYA BISA DITERAPKAN DI INDONESIA?

Demi memangkas anggaran negara dan memperbaiki sistem pemilu lama yang berpotensi menimbulkan kecurangan, Amien Rais menyampaikan usulan sistem e-voting untuk Pemilu 2024. Cukup solutif kah untuk negara kita?

title

FROYONION.COM - Beberapa waktu lalu, politikus Amien Rais mengusulkan supaya Pemilu 2024 nanti menggunakan sistem e-voting dengan basis blockchain. Usulan ini dianggapnya bisa menghemat anggaran negara sekaligus menjadikan prosesnya lebih transparan untuk publik.

Blockchain sendiri simpelnya jadi sebuah tempat virtual di mana segala transaksi yang melibatkannya tercatat. Di dalamnya terdapat sejenis kode yang dinamakan smart contract, yang mampu memasukkan sebuah data atas transaksi yang nggak bisa dimanipulasi/diutak-atik. Wajar aja, beberapa negara di dunia mulai memilirik blockchain sebagai opsi pengadaan pemilu yang lebih adil dan transparan.

PENCEGAHAN KORUPSI PEMILU

"Mengingat biaya yang begitu membengkak dan peluang menyalahgunakan dana pemilu, kami tidak menuduh lembaga apa, dana yang besar itu biasanya memantik watak dasar manusia kebanyakan untuk melakukan kejahatan yang termasuk kategori korupsi," kata Amien dikutip dari Detik, Kamis (2/6/2022).

Pihaknya juga menyajikan data anggaran untuk pemilu di tahun 2024 yang mencapai angka Rp110 triliun. Menurut Amien, penggunaan sistem e-voting berbasis blockchain ini bisa menghemat anggaran itu hingga Rp90 triliun yang mencakup peniadaan honor badan ad hoc, logistik, perawatan gedung arsip, dan elemen-elemen sejenis yang biasanya ada selama masa pemilu.

Selain dari sisi penghematan secara teknis, pemilu lewat e-voting di blockchain ini bisa memperbaiki sistem pemilu langsung yang berpotensi menimbulkan kecurangan demi keuntungan pihak tertentu.

BACA JUGA: PARTAI MAHASISWA INDONESIA: BARU LAHIR BISA LANGSUNG IKUT PEMILU 2024, SIAPA MEREKA SEBENARNYA?

PERSIAPAN INFRASTRUKTUR

"Secara khusus yang dimaksud dengan e-voting di sini adalah pemungutan suara cukup menggunakan aplikasi yang diinstal di smartphone atau ponsel cerdas yang dimiliki oleh masing-masing pemilih," katanya.

Kalo dilihat dari berbagai sisi, nampaknya sistem e-voting jadi pilihan yang paling baik untuk mencegah pemborosan dan kecurangan dibandingkan sistem pemilu biasanya. Namun, apakah penerapannya bisa dibilang terlalu ‘visioner’ dan ‘futuristik’ untuk Indonesia? Khususnya kalo dilihat dari cakupan internet yang belum merata dan literasi terhadap teknologi / gadget yang masih terbatas di berbagai pelosok negeri?

Dikutip dari DetikAsih Karnengsih selaku Ketua Asosiasi Blockchain Indonesia menjelaskan bahwa sistem e-voting yang dilakukan dengan internet dan smartphone ini butuh landasan infrastruktur yang baik, sebelum akhirnya bisa dijalankan di Indonesia.

"Kembali harus melihat kesiapan penyelenggara maupun kita sebagai pemilih, dari sisi infrastruktur dibutuhkan personil yang kompeten dalam membangun infrastruktur blockchain yang melibatkan banyak stakeholders, kemudian cost yang harus juga diperhitungkan dalam pembentukan infrastruktur ini. Yang pasti tidak murah, namun di sisi lain dalam hal cost untuk proses pemungutan suara dan verifikasi akan jauh lebih murah," kata Asih.

Contohnya kayak yang terjadi di Kota Tsukuba, kota pertama di Jepang yang mengenalkan blockchain digital voting di tahun 2020. Anggota pemerintahan di kota itu bisa melakukan voting secara online, kemudian hasil vote mereka bisa disimpan dalam sebuah decentralized ledger, hasilnya bisa jadi lebih transparan dan nggak bisa diatur oleh oknum-oknum tertentu.

Melihat keterbatasan waktu, dengan durasi 2 tahun untuk mengembangkan infrastruktur yang bisa mendukung e-voting ini masih terbilang sangat ‘mepet’. Nggak semua orang punya smartphone yang mendukung instalasi aplikasi e-voting. Dan terkadang, situasi ini diperkeruh dengan sulitnya akses terhadap internet utamanya di pelosok-pelosok daerah di Indonesia.

Ide solutif ini nampaknya masih harus menunggu waktu yang lebih lama dari yang bisa kita perkirakan. Mungkin aja untuk pemilu selanjutnya negara kita bisa lebih siap terhadap teknologi yang mutakhir. Dan mungkin juga, masyarakat di dalamnya khususnya para wakil rakyat mau mendukung sistem yang lebih fair dan transparan ini ke depannya, ya utamanya demi kebaikan seluruh rakyat-rakyatnya juga kan. (*/)

BACA JUGA: KEGUNAAN SMART CONTRACT DI BLOCKCHAIN YANG MUNGKIN LO BELOM TAHU

  • whatsapp
  • twitter
  • facebook
  • remix
Penulis

Garry

Content writer Froyonion, suka belajar hal-hal baru, gaming, dunia kreatif lah pokoknya.