Mangu Putra kembali menggelar pameran tunggal yang bertajuk Serenity. Kini ia tampil berbeda dengan apa yang selama ini menjadi ciri khasnya.
FROYONION.COM - Seniman kenamaan asal Bali, Agung Mangu Putra atau yang lebih akrab disapa dengan Mangu kembali menggelar pameran solo terbarunya.
Kini ia berkolaborasi dengan Can’s Gallery untuk menggelar pameran solo yang bertajuk Serenity.
Sesuai dengan namanya, serenity, pameran ini menunjukkan hasil karya Mangu Putra yang bertemakan keindahan alam, dan memang hal ini kerap kali diasosiasikan dengan simbol ketenangan.
Di samping itu pameran tunggal yang digelar oleh Mangu Putra bersama Can’s Gallery ini juga dilatarbelakangi oleh pengalaman pribadi sang perupa tatkala ia bersentuhan dengan keindahan - keindahan alam yang memang “berserakan” begitu banyaknya di alam.
Berbeda dengan lukisan-lukisan Mangu terdahulu, yang dalam setiap lukisannya Mangu kerap kali mengasosiasikan keindahan alam dengan aspek religiusitas atau spiritual, dalam pameran kali ini ia tampil dengan nuansa berbeda dengan menyajikan lukisan begitu polosnya tanpa menyimpan pesan tertentu sebagaimana yang sering ia sampaikan pada karya-karya sebelumnya.
Pemandangan gunung, lembah, tanah berbatu, pohon, dan lain sebagainya tampil begitu eloknya dalam wujud naturalnya sehingga menimbulkan kesan hiperrealitas dalam setiap goresannya, tanpa lagi perlu memikirkan apa yang sebenarnya menjadi maksud dari pelukis dalam karya-karya yang dipamerkan.
Dengan demikian, setiap karya yang ada seakan-akan berkomunikasi secara langsung dengan para pemirsanya, bukan lagi sebagai perantara antara seniman dengan para pemirsanya.
Setiap goresan lembah, gunung, dan pohon dalam setiap lukisan karya Mangu tidak hanya sekadar menampilkan keindahan alam, dan juga memberikan rasa ketenangan, tetapi juga memberikan getaran tersendiri di setiap sela lebatnya pepohonan.
Ada juga rasa keterkejutan yang mengiringi setiap kilau bunga-bunga mungil yang ia goreskan. Memang dalam setiap karya Mangu Putra selalu memberikan pengalaman berbeda bagi para penikmat seni.
Karena memang dalam setiap karyanya bukanlah tiruan belakan dari apa yang ia jumpai, tetapi bagi Mangu apa yang ia jumpai hanyalah sebatas pengugah jiwa kreatif dalam lubuk jiwanya, sehingga setiap lukisan yang disajikan oleh Mangu memiliki rasa yang begitu berbeda.
BUNGA LIAR DI PAGI HARI
Kesan lukisan yang begitu polosnya nampak dengan jelas pada lukisan Mangu yang berjudul Bunga Liar di Pagi Hari.
Tentunya hal ini sedikit bertentangan dengan apa yang selama ini menjadi ciri khas dari setiap lukisan Mangu Putra yang memang selama ini dalam setiap lukisannya ia tidak pernah lupa untuk menyelipkan unsur spiritual.
Namun, kesan tersebut seakan sirna tatkala ia mencurahkan pikirannya dalam karyanya yang berjudul Bunga Liar di Pagi hari.
Pada lukisan ini begitu kental nuansa polos dengan menonjolkan aspek natural. Begitu pula dengan aspek kedamaian yang meliputinya.
Pemandangan gunung sebagai latar, langit yang biru, bunga-bunga kecil yang tumbuh pada pohon tua, serta hijaunya lumut yang tumbuh di antara pohon tua memperkuat kesan damai yang dibalut dengan samarnya kabut ala pegunungan.
SAVANA
Gunung, pantai, dan budaya adalah hal-hal yang tidak dapat dilepaskan dari Bali, dan memang ketiga hal tersebut seakan menjadi ciri khas bali, sekaligus menjadi daya tarik tersendiri bagi pariwisata Bali.
Namun, siapa sangka Bali juga memiliki hamparan padang savana yang begitu menawan, dan selama ini bisa jadi luput dari perhatian kita?
Lihat saja Savana Tianyar yang begitu menawan, dan inilah yang coba dimanifestasikan oleh Mangu Putra dalam karyanya yang berjudul Savana.
Boleh saja dalam karya ini seakan kita hanya melihat hamparan rumput yang kosong dibalut dengan batu dan sekelumit sungai yang mengalir. Terkesan sepi? Memang begitulah, tapi sebenarnya alam tersebut sedang bercerita mengenai dirinya, dan di sini pula realitas yang berusaha disampaikan oleh alam sebenarnya sedang berusaha untuk menggerakkan proses kreatif dalam diri kita.
Dengan realitas alam yang berhasil menyentuh jiwa ini pula pada akhirnya akan menggerakkan perasaan kita, sehingga akan tercipta perenungan, dan melalui perenungan inilah seakan-akan kita sedang berdialog dengan alam sebagai bagian dari proses kreatif.
POHON ARA#1
Sama seperti kebanyakan orang, Mangu Putra juga mengagumi keindahan alam apalagi ia berasal dari daerah Sangeh yang merupakan habitat dari ratusan monyet ekor panjang.
Suasana alami yang berada di tengah keindahan alam sudah pasti lekat dalam ingatannya. Pohon-pohon rimbun yang menghutan, sungai, tebing, dan mata air tentunya sudah tidak asing lagi baginya.
Nuansa inilah yang berusaha ia tuangkan dalam mahakaryanya yang berjudul Pohon Ara #1. Kesan hijau sudah pasti kita dapatkan dari goresan kuas Mangun dalam karyanya ini. Begitu pula dengan suasana rimbunnya pepohonan yang seakan menjadi ciri khas suasana pedesaan juga begitu akrabnya dalam karya ini.
Mangun berhasil membalut itu semua dengan begitu apiknya. Baik itu melalui komposisi pemilihan ornamen, ataupun melalui kesan kuat yang begitu mendalam seakan kita terbawa pada suasana yang seringkali kita dapatkan melalui kartu-kartu pos maupun brosur-brosur pariwisata yang memang begitu menyejukkan mata.
Itulah tadi sekelumit curahan ekspresi Mangun Putra dalam balutan pameran yang bertajuk Serenity.
Mangun memanglah seniman yang unik, dimana dalam setiap goresan karyanya mampu membius para penikmatnya, sekalipun karya yang ia angkat berupa karya seni polos.
Namun, justru itulah yang menjadikan dia begitu berbeda dengan yang lain. (*/)