Galeri Indonesia Kaya bersama dengan BOOW Live dan Kelompok Sandiwara Sunda Miss Tjitjih membuat musikal dari kisah horor yang melegenda, ‘Beranak Dalam Kubur’. Uniknya, rupanya kisah yang sempat difilmkan ini justru berlatar kerajaan.
FROYONION.COM - Pernah nonton film Beranak Dalam Kubur? Kalau pernah, ketahuan deh umur berapa~
Film karya Ali Shahab ini pertama kali ditayangkan tahun 1971. Mengisahkan tentang kakak-beradik yang tak pernah akur, Lila (Suzanna) dan Dhora (Mieke Widjaja). Rasa iri hati yang tumbuh di hati Dhora sebagai sang kakak menimbulkan rencana jahat di hatinya. Alhasil sang adik yang sedang hamil besar harus terbunuh di tangan kakaknya sendiri–yang membuat arwah Lila tidak tenang dan harus melahirkan di dalam kubur.
Adu peran antara Suzanna dan Mieke yang ciamik membuat film ini jadi favorit masyarakat pada masanya. Namun tahukah kamu kalau kisah Beranak Dalam Kubur ini aslinya dari skrip pertunjukan teater Sunda?
Didirikan sejak 1928, Kelompok Teater Sunda Miss Tjitjih menulis naskah Beranak Dalam Kubur bersama Titien Wattimena dan Deliesza Tamara untuk dipertunjukkan sebagai teater berbahasa Sunda.
Oleh karena itu, latar kisah asli dari Beranak Dalam Kubur adalah kerajaan Nusantara yang bernama Kerajaan Jenggala–berbeda dengan di film yang mengisahkan kehidupan di Desa Ciganyar.
Nama-nama tokoh di kisah aslinya pun berbeda dengan yang diceritakan dalam film. Adapun karakter Lila di film adalah Ratnasi, seorang rakyat biasa yang jatuh cinta pada Raja Jenggala–Jayeng Pati.
Adapun pemilihan latar kerajaan dalam kisah asli Beranak Dalam Kubur ini juga disesuaikan dengan pementasan teater Miss Tjitjih yang selalu mengangkat cerita dengan latar serupa.
“Memang ditulisnya sudah lama dan berlatar kerjaan. Dulu dibawakan full dengan bahasa Sunda lewat pementasan teater. Bersyukur sekali sekarang Beranak Dalam Kubur bisa diangkat lewat musikal yang modern,” cetus Elly Herawati, perwakilan dari Kelompok Teater Sunda Miss Tjitjih yang hadir dalam acara konferensi pers pada Kamis (2/11) lalu.
Sutradara musikal Beranak Dalam Kubur, Bayu Pontiagust, mengaku bahwa ide menggabungkan musikal dengan cerita horor ini merupakan hal baru yang penuh dengan eksperimen.
Ia pun mengaku bahwa naskah asli dari pertunjukan teater Beranak Dalam Kubur sangatlah panjang. Oleh sebab itu perlu ada banyak penyesuaian agar musikal ini dapat dikemas dengan ringkas–tanpa memotong esensi ceritanya.
“Tentu ada rembug dulu antara bagian naskah mana yang mau dialog saja dan mana yang bisa dijadikan lagu. Saya juga banyak bekerja sama dengan Wishnu Dewanta selaku penata musik untuk menciptakan atmosfer musikal yang kental dan nyatu dengan ceritanya,” tuturnya.
Menurut Wishnu, ia menggabungkan beberapa genre musik dalam lagu-lagu yang terkandung dalam musikal ini. Salah satu lagu jagoannya adalah Cinta Abadi yang menjadi perayaan kisah cinta Ratnasi dan Jayeng Pati.
“Lagu Cinta Abadi adalah satu-satunya lagu pop di musikal ini yang memberikan sentuhan yang berbeda. Saya harap lagu ini dapat menjadi highlight musikal Beranak Dalam Kubur yang dicintai para penontonnya,” kata Wishnu saat diwawancarai tim Froyonion.com.
Adapun musikal ini tersedia dalam 3 episode yang bisa kalian tonton di kanal YouTube IndonesiaKaya.
(*/)