Creative

GAME DEVELOPERS TANAH AIR JADI PRIORITAS PENGEMBANGAN EKONOMI KREATIF INDONESIA

Industri game itu nggak melulu soal adiksi atau hal yang bikin nagih, tapi bisa juga jadi sektor penyumbang PDB yang besar buat negara kita.

title

FROYONION.COMPada akhir minggu lalu, tepatnya hari Sabtu, 18 September 2021, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno menghadiri webinar yang berjudul Wealth Wisdom 2021 sebagai pembicara dalam topik ekonomi kreatif Indonesia.

Nah, pada kesempatan itu, Sandiaga membahas tentang industri game yang rupa-rupanya sangat pesat perkembangannya di negara kita. Industri ini sendiri tergolong ke dalam salah satu dari 3 sub-sektor ekonomi kreatif yang ketika pandemi terjadi malah menunjukkan kontribusi yang besar terhadap PDB negara kita.

“Tiga sektor pandemic winners dari ekonomi kreatif, yaitu TV dan radio, game developer, dan aplikasi,” ujar Sandiaga.

Tentunya ya, Civs, semakin banyak orang yang ‘di rumah aja’ pastinya bakal semakin banyak pula akses dan penggunanya yang memandang game sebagai bentuk hiburan selama pandemi. Nggak disangka-sangka juga, jumlah transaksi finansial yang terjadi akibat peningkatan gamers selama pandemi ini cukup besar, sehingga bisa tergolong sebagai sub-sektor prioritas dari Kemenparekraf.

“Pesat karena udah ada 60 juta gamers di Indonesia, dan ini memberikan multiplier effect, karena game dan esports membuka peluang kerja dan usaha yang sangat luas,” jelas Sandiaga.

Jadi, nggak hanya esports dan segala hal yang menyangkut kompetisi, bahkan para casual gamers yang cuma main game untuk seneng-seneng aja bisa berkontribusi untuk sektor ini. Semakin banyak peminat / pembeli dalam suatu sektor, maka semakin banyak juga penjualnya. Sama halnya kayak industri game, semakin banyak penikmat game, maka semakin banyak juga pengembang yang masuk ke industri ini.

“Kita dorong mereka untuk memiliki kemampuan memasarkan, mempromosikan, dan mengkampanyekan secara totalitas game-game mereka,” lanjut Sandiaga.

Ngomongin soal developer game lokal, pemerintah juga nggak lupa sama perkembangan sektor ini. Ada sebuah platform yang diinisiasi oleh Kemenparekraf yang bernama ‘Baparekraf Game Prime’ yang diadakan setiap tahunnya sebagai wadah apresiasi dan pengenalan / promosi developer-developer game lokal.

Di tengah pandemi di tahun ini, Baparekraf Game Prime menghasilkan 40 judul indie game yang akan difitur kedepannya sebagai ‘national champions’.

Lewat ‘Baparekraf Game Prime’, setiap tahunnya ada semacam Game Awards dengan berbagai kategori yang ditujuin buat para developer game lokal ini, Civs. Nggak cuma itu, awareness terhadap produk game yang dihasilkan juga tentunya meningkat ya. 

Jadi, nggak ada salahnya buat kita-kita sebagai masyarakat Indonesia untuk nyobain berbagai game buatan developer dalam negeri., karena gue yakin kualitas storyline dan inovasinya nggak kalah dibandingin game produksian ‘barat’.

Menurut gue pribadi, bicara SDM tuh kita nggak kalah dari orang luar. Dari segi Ide, gagasan, eksekusi udah bisa setara sama developer luar negeri. Lebih dari itu, gue rasa kita kurangnya di networking dan marketing. Karena sejatinya, mau sebagus apapun produk kita, kalo nggak ada yang tau, nggak ada yang denger, dan nggak ada yang beli, ya bakalan sia-sia aja.

Karena itu, buat ningkatin kapabilitas dan kapasitas SDM khususnya developer game lokal, gue rasa pilihan yang tepat adalah dengan pemerintah yang membuka pintu akses selebar-lebarnya bagi para developer game lokal kita dengan negara-negara lain supaya ningkatin exposure dan awareness terhadap game buatan kita.

Gue yakin, nggak sedikit kok penikmat game buatan developer kita yang berasal dari luar negeri. Contohnya aja kayak ‘DreadOut’, game horror besutan tim developer asal Bandung, yaitu Digital Happiness yang rilis tahun 2014 di platform Steam.

Pas game-nya rilis, bahkan seorang PewDiePie (siapa yang nggak kenal doi) aja sampe mainin game itu dan jadinya menghibur + kocak banget, Civs!

Selain exposure ke ranah global yang udah gue jelaskan tadi, Sandiaga juga sempat menyinggung soal ‘gamifikasi’ nih, Civs. Buat kalian yang belum tau, gamifikasi itu bisa diartiin sebagai pendekatan yang dilakukan terhadap suatu pembelajaran / edukasi yang menggunakan desain atau elemen-elemen seperti layaknya sebuah game, gunanya supaya si penerima pembelajaran bisa lebih enjoy dan prosesnya lebih interaktif, jadi nggak gampang ngebosenin.

Menurutnya, ngomongin soal game itu nggak melulu berfokus dan diliat dari sisi negatifnya kayak adiksi atau unsur ‘ketagihan’-nya aja. Lebih dari itu, masyarakat dan terutama pemerintah bisa lebih berfokus ke hal positif yang bisa dikembangkan dan terus memajukan elemen positif itu biar kedepannya game bisa terintegrasi ke hal lain yang konteksnya non-game.

Gamification itu bisa dari sisi edukasi, dan pengenalan destinasi wisata melalui game,” lanjut Sandiaga.

Nah, gamifikasi ini juga ke depannya bisa diterapkan di berbagai sektor vital di negara kita, contohnya kayak perkuliahan online, rekrutment kerja, bahkan bisa untuk dunia marketing. Penerapan ini nantinya bisa terintegrasi antara si developer game lokal dan juga perusahaan-perusahaan yang bakal jadi konsumen dari produk-produk gamifikasi ini. Saling menguntungkan dan memajukan banget yak, Civs.

Jadi, lewat berbagai macam upaya dari pemerintah dan juga kegigihan game developer lokal kita, gue berharap dalam beberapa tahun ke depan semakin banyak game-game produksian developer lokal yang bisa mendunia dan dinikmati sama banyak kalangan. 

Kalo kalian pernah nggak main game besutan developer lokal kita? Boleh dong saling cerita di kolom komentar, Civs! (*/)

  • whatsapp
  • twitter
  • facebook
  • remix
Penulis

Garry

Content writer Froyonion, suka belajar hal-hal baru, gaming, dunia kreatif lah pokoknya.