Creative

CURI START BANGUN DIGITAL AGENCY DI USIA MUDA, 5 SEKAWAN INI BUKTIKAN NEKAT BUKAN BERARTI CEROBOH

Dulu mereka nekat bangun bisnis digital agency di Indonesia waktu peminatnya masih sepi dan kredibilitas diragukan dengan umur yang masih muda. Sekarang, mereka malah punya holding company di bidang digital agency terbesar se-Asia Tenggara yang disebut ‘ALVA’.

title

FROYONION.COM - Anak muda emang dipenuhi sama rasa penasaran. Hal itu juga yang dirasakan sama Andika Alivano, Lini Antinia, Erick Sebastian, Reza Akbar, dan Reza Andika, beberapa pendiri digital powerhouse terbesar se-Asia Tenggara, ALVA. 

Masing-masing dari mereka berasal dari latar belakang yang berbeda-beda. Namun, semesta seakan mempersatukan mereka dengan visi yang sama untuk memajukan industri digital kreatif Indonesia. 

Sebelum menjadi tim yang solid seperti sekarang, kelima sekawan ini adalah orang asing untuk satu sama lain. 

Andika Alivano atau yang biasa dipanggil Dika, berkuliah di salah satu universitas di Bandung dan mengambil jurusan Hukum. Istinya, Lini, belajar Agribisnis di salah satu universitas pertanian ternama di Indonesia. 

Erick ambil jurusan Desain Komunikasi Visual (DKV) walau jurusan itu dulu bukan hal lumrah untuk ditekuni anak muda. Reza Akbar kuliah jurusan Komunikasi dan mengambil penjurusan periklanan, walau akhirnya dunia kerja menariknya lebih kuat dibanding bangku kuliah. Serta Reza Andika atau yang biasa dipanggil ‘Batak’ belajar di Tanah Melayu Adat mengambil jurusan Multimedia Design. 

Mereka sedang asyik menjalani kehidupan masing-masing, kuliah dan kerja. Sampai akhirnya mereka tertarik untuk mendalami dunia digital agency lewat jalannya masing-masing. 

BACA JUGA: ALVA: ‘TAMAN BERMAIN’ UNTUK MEMPERCEPAT TRANSFORMASI DIGITAL DI INDONESIA

“Sebelum membentuk ALVA, gue, Erick, dan ‘Batak’ bikin digital agency sendiri di usia yang masih sangat muda. Waktu itu jumlah digital agency di Indonesia masih sangat sedikit dan industri kreatif pun belum se-promising sekarang,” kata Reza Akbar. 

Baik Reza Akbar, Erick, dan ‘Batak’, punya passion yang sama di bidang digital. Reza Akbar sendiri sempat ‘nyemplung’ ke industri ritel tahun 2010 hingga akhirnya terjun sebagai website developer di tahun 2011. Erick sebagai lulusan DKV juga sempat nyasar ke dunia ritel dan belajar cara placement produk di media, desain booth, dan bikin acara yang jadi bekal untuk terjun ke dunia digital agency. Sedangkan ‘Batak’ yang udah ngambil jurusan Multimedia Design membangun kariernya sebagai graphic designer hingga akhirnya kongsian sama Reza dan Erick untuk bangun digital agency sendiri. 

“Nggak dipungkiri ide ini emang nekat, tapi menurut gue masih termasuk ke dalam calculated risk. Waktu itu umur kita masih sangat muda, sekitar 24 tahun. Kalaupun bisnis digital agency kita gagal dan bangkrut, kita masih bisa nyari kerja di tempat lain. Safety net-nya masih aman lah,” jelas Reza Akbar. 

Jalan lain ditempuh oleh Dika dan Lini hingga akhirnya bisa ketemu sama Reza, Erick, dan ‘Batak’. Berawal dari pengalaman Dika yang pernah kerja di digital agency hingga akhirnya mencoba untuk membangun digital agency-nya sendiri. Hingga kini, digital agency yang dibangun Reza, Erick, dan ‘Batak’ serta Dika dan Lini masih berjalan bahkan menjadi digital agencies yang well-known di Indonesia. 

Keren memang tapi pencapaian ini nggak datang tiba-tiba. Dulu saat mereka membangun bisnis banyak orang yang memandang sebelah mata karena umur mereka yang masih terbilang muda dan ekosistem industri kreatif yang belum berkembang sebagaimana sekarang. 

Tapi keputusan mereka untuk tetap maju dan mempertahankan kinerja serta karya yang berkualitas mengantarkan mereka kepada kesuksesan lainnya hingga kini terbentuklah ALVA. 

“Dulu sebagai anak muda kita dipandang sebelah mata. Tapi sekarang kita justru butuh peran anak muda. Kayak roda aja yang terus berputar. Dengan keterlibatan anak muda dalam digital agency, kami sangat terbantu untuk terus evolve and adapt dengan perkembangan zaman,” cetus Reza. 

Jadi buat lo, para anak muda yang sering merasa cupu dan nggak bisa apa-apa, percayalah bahwa potensi besar lo itu sangat dibutuhkan. Mereka juga bagiin tips-tips bisnis lain di Frodcast di bawah ini. Yuk langsung disimak, Civs~ (*/)

  • whatsapp
  • twitter
  • facebook
  • remix
Penulis

Grace Angel

Sehari-hari menulis dan mengajukan pertanyaan random ke orang-orang. Di akhir pekan sibuk menyelami seni tarik suara dan keliling Jakarta.