Saat tari K-Pop merajai, EXPREZI justru hadir untuk memperluas akses dan menjadi wadah bagi anak muda Indonesia untuk belajar tari tradisional lewat gawai mereka masing-masing.
FROYONION.COM - Banyak pernyataan skeptis yang muncul di era digital seperti saat ini tentang hubungan antara perkembangan teknologi dan pelestarian budaya.
Ada yang menganggap bahwa teknologi justru mematikan budaya karena pada akhirnya manusia akan lebih peduli dengan teknologi daripada mengerahkan waktu dan tenaga untuk melestarikan budaya mereka.
Tapi ada juga yang percaya bahwa seharusnya teknologi dan budaya bisa berjalan seiringan.
Salah satunya adalah Asanti Astari, founder dan CEO EXPREZI, yang membuat sebuah startup culture-tech yang berfokus pada pelestarian seni pertunjukan dan tari Nusantara.
Dalam acara launching EXPREZI yang diadakan pada Jumat (9/6) lalu di Galeri Indonesia Kaya, Asanti bersama Imam Santosa selaku Direktur Aplikasi, Permainan, Televisi, dan Radio Kemenparekraf, Diah K. Wijayanti selaku founder Belantara, dan Ni Ketut Putri Minangsari selaku penggiat budaya Nusantara sebagai empat narasumber, turut memberikan pendapat mereka tentang inovasi yang dilakukan EXPREZI.
Sebagai pengenalan, EXPREZI menyediakan masterclass untuk berbagai tari tradisional dan seni pertunjukan Nusantara yang dapat diikuti oleh siapapun lewat situs mereka, exprezi.id.
Caranya mudah. Kalian yang tertarik untuk belajar bisa mendaftarkan diri di situs EXPREZI dan memilih jenis tarian atau seni pertunjukan lain yang ingin kalian pelajari.
Setelah itu, kalian dapat belajar dari video yang disediakan oleh EXPREZI. Namun, video yang tersedia sudah dimodifikasi sehingga dapat lebih mudah untuk dipelajari.
“Kalau lewat YouTube, biasanya ada bagian-bagian dari gerakan tari yang kurang terlihat secara detail. Misalkan footwork-nya kurang detail, ekspresinya tidak terlalu terlihat, dan sebagainya. Di EXPREZI, kalian dapat memilih mau melihat video dari angle mana dengan kecepatan seperti apa sehingga harapannya akan memudahkan pengguna untuk belajar, terutama bagi para pemula,” jelas Asanti.
Pemanfaatan kamera 360 derajat pada video-video masterclass EXPREZI adalah salah satu bentuk kolaborasi teknologi dan budaya. Secara tidak langsung, EXPREZI membuktikan bahwa kemajuan teknologi dan pelestarian budaya bisa berjalan seiringan.
Menanggapi hal ini, Iman Santosa juga turut memberikan apresiasi sekaligus pendapatnya.
“Bagi kami proses digitalisasi itu penting untuk konservasi nilai budaya Indonesia. Karena dengan adanya teknologi, kami bisa lebih efektif dan efisien untuk mengarsipkan budaya-budaya di Indonesia. Seperti hal yang dilakukan EXPREZI,” tuturnya.
Selain berkolaborasi dengan perkembangan teknologi, EXPREZI juga menjadi wadah kolaborasi dengan sanggar tari serta maestro-maestro tari dan seni pertunjukan Indonesia ke depannya.
“EXPREZI hadir bukan untuk mematikan sanggar atau guru tari. Teknologi tidak akan bisa mengajarkan wirasa (perasaan). Maka kehadiran guru tari tentu masih sangat diperlukan. Kami ada untuk melengkapi, menarik orang yang belum tahu budaya Indonesia untuk mulai cari tahu hingga mempelajarinya,” jelas Astari.
Pernyataannya ini juga disambut baik oleh Ni Ketut Putri Minangsari atau yang biasa dikenal Mbok Mimi.
“Dalam tari itu ada 3 hal yang diajarkan: wiraga, wirama, dan wirasa. Wiraga adalah hal yang bisa dipelajari lewat masterclass di EXPREZI sebagai hal mendasar untuk dikuasai dalam tari. Lalu wirama juga bisa dipelajari agar gerakan tarian bisa selaras dengan irama musik. Namun wirasa, adalah hal lain. Para penari tentu perlu latihan mandiri agar bisa mencurahkan wirasa dalam suatu tarian. Hal ini bisa dipelajari secara online, namun akan lebih mendalam kalau bisa dipelajari secara langsung,” tuturnya.
Besar harapannya bahwa EXPREZI akan menjadi wadah yang dapat menjadi wujud harmonisasi antara teknologi dan budaya.
Bagi kalian yang tertarik untuk mengikuti masterclass di EXPREZI, kalian juga bisa mendapat masterclass GRATIS hingga 30 Juni 2023 di www.exprezi.id. (*/)