Dikit-dikit nyinggung ras dan suku emang nggak baek, Civs. Sains membuktikan kalo mereka yang bersikap dan berpikir rasis bakal dapet karma buruk berupa penurunan kreativitas yang penting buat kita anak muda yang bergerak di industri kreatif. Baca penjelasannya di artikel ini.
FROYONION.COM - Siapa yang kepikiran kalo rasisme bisa berdampak sampai ke tingkat kreativitas kita? Sebuah studi ilmiah menemukan bahwa keduanya punya hubungan yang lebih erat daripada yang pernah kita pikirkan. Lo bisa baca temuan ini di jurnal Psychological Science, sebuah jurnal ilmiah milik the Association for Psychological Science.
Peneliti dari Tel Aviv University Israel menemukan bahwa mereka yang berpikiran rasis lebih rentan mengalami kebuntuan dalam proses kreatif mereka. Ini karena mereka terjebak dalam sebuah pemikiran yang bernama “categorical thinking”.
“Meskipun dua konsep ini memberikan jenis hasil yang berbeda-beda, keduanya terjadi saat manusia terlalu terobsesi dengan informasi kategori yang ada dan mindset konvensional,” terang tim peneliti dari kampus itu.
Peneliti pun mencoba menggali lebih dalam mengenai kemungkinan adanya kaitan sebab-akibat antara esensialisme rasial (pandangan bahwa kelompok ras tertentu bisa memiliki hal-hal tertentu yang mewakili sifat dan kemampuan yang permanen dan mengakar dalam) dan kreativitas.
Mereka menduga bahwa jika seseorang berpikir memakai pola pikir rasis ini, maka mereka bakal lebih enggan mempertimbangkan perspektif alternatif sehingga akibatnya pikiran mereka menjadi lebih sempit dan tertutup terhadap peluang-peluang baru yang unik.
BACA JUGA: “MAKAN COKELAT SAAT SARAPAN BISA MENINGKATKAN KREATIVITAS LO”
Dalam studi, para peneliti memanipulasi keyakinan para peserta studi mengenai esensialisme rasial ini dengan menyuruh mereka membaca salah satu dari tiga artikel: satu artikel tentang menggambarkan penelitian palsu yang mendukung keyakinan esensialisme rasial mereka, artikel yang menggambarkan riset palsu yang mendukung keyakinan non-esensialis rasial, atau satu artikel tentang sifat alamiah air.
Para peserta kemudian diuji kreativitasnya dengan sebuah tes bernama “Remote Associates Test”. Mereka diberikan tiga kata berbeda dan mereka harus menemukan satu kata yang menghubungkan ketiga kata tersebut. Contohnya “awan”, “elang”, dan “satelit” dikaitkan oleh kata “melayang”.
Hasilnya mereka yang rasis dalam berpikir menunjukkan hasil yang kurang kreatif. Mereka gagal memecahkan lebih banyak pertanyaan dengan tepat daripada peserta di dua kelompok lainnya.
Berpikir lebih rasis juga membuat seseorang memiliki pikiran yang lebih sempit, ungkap peneliti.
Esensialisme rasial dan cara berpikir kategoris berdasarkan ras dan suku memang mengubah cara berpikir manusia. Hal ini sesuai dengan temuan sebelumnya mengenai kreativitas dan pemrosesan informasi.
Kabar bagusnya, cara berpikir ala esensialisme rasial ini bisa kok diubah. Nggak permanen karena masih bisa diberikan intervensi secara sistematis. Saat peserta lebih toleran secara sosial pada manusia dari jenis suku dan ras lain , mereka juga lebih bisa melejitkan potensi kreatif mereka dalam bekerja dan memecahkan berbagai permasalahan hidup. (*/Foto: Alice Dietrich via Unsplash.com)
BACA JUGA: “METODE NARASI: MENGASAH KREATIVITAS BIAR LO JADI LEBIH KREATIF LAGI”