Di kolom yang tayang tiap Senin ini, siapa aja bisa nanya dan bakal dijawab langsung oleh Bang Roy sendiri. Kamu bisa nanya segala macem tema pertanyaan yang berkaitan dengan kehidupan muda-mudi zaman sekarang. Untuk kirim pertanyaan kamu, bisa kirim DM langsung via Instagram @froyonion.
Pertanyaan:
“Bang, emang ada hubungannya ya antara aktif berorganisasi sama peluang diterima di kerjaan?” - @PWL
Bang Roy menjawab:
Gue yakin pertanyaan ini juga banyak menggelayuti benak banyak anak muda yang lagi duduk di bangku kuliah, yang bikin kalian nggak bisa tidur pas malem, atau bikin overthinking soal masa depan. Udah kuliah susah-susah, duit abis, otak diperes, eh udah lulus masak malah nganggur? Ngga asik banget.
Pada prinsipnya penting sih untuk mengasah soft skills lu lewat organisasi. Kalo hanya mengandalkan materi perkuliahan aja pasti kurang lengkap pengalaman lu. Itu karena materi perkuliahan umumnya hanya mengasah ‘technical skills’ aja.
Oke gue jelasin dulu bedanya ‘technical/ hard skills’ dan ‘soft skills’. Skills jenis pertama itu bisa diibaratkan mirip hardware komputer lah. Kalo komputer nggak ada layar, keyboard, kabel colokannya, gimana mau bisa dipake? Skills ini adalah semua hal yang diajarkan di dalam ruang kuliah atau dari materi yang diajarkan dosen lu yang lu bisa kuasai dengan belajar.
Nah, kalau ‘soft skills’ ini mirip software komputer. Nggak bisa dilihat jelas sih wujudnya tapi penting juga supaya komputer bisa berguna. Bayangin kalau komputer nggak ada sistem operasinya. Skills semacam ini adalah keterampilan yang nggak diajarkan dosen dan emang nggak pernah dimasukkan secara terang-terangan dalam materi kuliah, misalnya kemampuan berbicara di depan umum (public speaking), kemampuan menyampaikan pikiran dan pendapat kamu dalam email secara profesional dan sopan, kemampuan membuat dan menyajikan presentasi dengan baik, dan lain-lain.
Nah supaya lu bisa lancar dalam pekerjaan, dibutuhkan kedua jenis keterampilan tadi. Jadi saat proses rekrutmen pun akan di-assess kedua hal tersebut. Kalau kedua keterampilan itu sesuai dengan posisi yang dilamar, kesempatan untuk lu diterima di posisi itu pun akan semakin besar.
Supaya lu bisa mengasah soft skills yang nggak diajarin dosen di kelas itu, lu harus ikut organisasi emang.
Kalo gue ditanya gini, gue bakal jawab: “TERGANTUNG!” Wkwk. Klise emang tapi emang gitu.
Gini ya, waktu dan tenaga kita itu terbatas. Kita nggak mungkin mau ngabisin waktu dan tenaga kita selama kuliah (4 tahun) buat ikut organisasi seabrek di kampus. Ingat, tujuan utama kita masuk kuliah adalah mempersiapkan diri kita ke tahap kehidupan kita berikutnya. Dan itu nggak cuma buat jadi karyawan orang, bisa jadi kamu mau punya bisnis sendiri atau punya cita-cita selain jadi orang gajian atau ‘salary men’.
Karena waktu dan energi kita terbatas itulah kita mesti selektif dan fokus. Jadi mahasiswa yang ‘kupu-kupu’ (kuliah pulang kuliah pulang) emang nggak bagus tapi jadi mahasiswa yang nafsu banget ikutan 10 organisasi sekaligus sampe kuliahnya keteteran dan jatuh sakit ato stres berlebihan juga nggak keren sih. Bagus sih kalau lu mau ikut organisasi tapi ingat ini: KUALITAS, BUKAN KUANTITAS!
Maksud gue dengan “kualitas” ini adalah lu nggak harus berlomba banyak-banyakin jumlah organisasi yang lu ikuti di kampus sampe tugas pun cuma nitip nama, nilai akhir dapet E. Please jangan dipikir makin banyak jumlah organisasi yang lu ikutin bakal membuat HRD yang wawancara lu bakalan terkesan. Nggak woy!
Selektiflah pilih organisasi yang lu tekuni dengan memakai pertimbangan seperti:
Misalnya nih, lu anak jurusan DKV tapi ikutan organisasi BEM Universitas karena mau dikenal sebagai ketua BEM. Ini kurang pas sebab lu nggak bakal banyak mengasah ilmu DKV lu di BEM nantinya. Kecuali lu anak DKM yang punya jiwa jadi politikus atau anggota DPR yang suka berpolitik praktis nantinya. Tapi itu di luar konteks pertanyaan tadi ya, karena kita ngomongin soal peluang keterima di kerjaan formal/ kantoran/ korporat.
Lain kalau lu anak jurusan Ilmu Komunikasi, dan lu ikut organisasi pers kemahasiswaan di kampus. Itu cocok banget karena di pers mahasiswa itu ilmu komunikasi dipake banget banget. Jurusan sama organisasi lu berkaitan sehingga lu dah dapet pengalaman di bidang yang lu tekuni.
Satu pertanyaan penting juga yang kudu lu tanyakan ke diri sendiri sebelum gabung organisasi adalah: apakah lu bakal enjoy? Ini penting banget supaya kamu ikut organisasi dengan sepenuh hati. Nggak asal ikut temen, ikut tren, atau cuma buat isi CV. Buat apa ikut-ikutan dan ngelakuin hal-hal yang lu nggak nikmati?
Buat simpulan, sekali lagi gue tekanin: pengalaman berorganisasi emang penting buat lu yang minat kerja di sektor formal (resmi, gajian tiap bulan) tapi bukanlah segala-galanya kok. Kalo lu mau kerja sendiri (freelancer), atau bikin usaha sendiri, tips ginian nggak bakal berlaku dan lu mau ikutan organisasi atau nggak juga nggak gitu masalah.
Kalo lu sendiri pada ikutan berapa organisasi sekarang? Dan gimana rasanya ikutan organisasi itu? Komen kuy di bawah kolom gue ini. (*/)