Apakah sebuah pekerjaan yang ideal? Definisinya pasti bervariasi bergantung pada kita sendiri. Tapi apakah cuma soal besar kecil gaji? Atau harus lebih dari itu?
FROYONION.COM - Setiap orang pasti punya preferensi masing-masing soal pekerjaan yang ideal. Ada yang menganggap pekerjaan yang ideal tuh harus punya gaji yang gede, beberapa yang lain menganggap pekerjaan yang ideal tuh yang sesuai sama passion, terakhir, ada juga yang bilang kalo target kerja yang ‘manusiawi’ jadi indikator utama suatu pekerjaan dianggap ideal atau nggak.
Semenjak adanya pandemi, indikator pekerjaan ideal juga pelan-pelan mulai bergeser nih. Yang tadinya nggak kepikiran untuk kerja dari rumah, sekarang pekerjaan yang bisa remote atau bisa WFH / WFA ternyata jadi pertimbangan bagi sebagian orang.
Pekerjaan yang bisa lo kerjakan secara fleksibel dan nggak mengharuskan lo dateng ke kantor tiap hari juga bisa dibilang sebagai pekerjaan yang ideal terutama bagi orang-orang yang domisilinya jauh dari tempat kerjanya.
Ada contoh kasus menarik nih, Civs. Semenjak awal tahun 2022 kemarin, Singapura lagi ngalamin salah satu fenomena dalam dunia kerja yang dikenal dengan sebutan ‘The Great Resignation’.
Banyak pekerja di Singapura memilih untuk resign dari tempat kerjanya karena beberapa faktor, di antaranya akibat pekerja nggak bisa ‘menjadi dirinya’ sendiri di lingkungan kerja, rekan dalam tim yang saling nggak peduli, manager atau atasan yang nggak mendengarkan opini mereka, dan yang terakhir adalah gaji yang nggak sesuai dengan beban kerja.
Nggak cuma di Singapura, para pekerja di Indonesia juga mulai sadar tentang pentingnya faktor-faktor ‘lain’ di luar gaji yang bisa memberikan lo kenyamanan dalam bekerja.
Ada sebuah fakta unik yang gue dapetin lewat sebuah survei kecil-kecilan bertemakan ‘pekerjaan ideal’ yang diisi oleh lebih dari 70 Civilions di minggu lalu. Lebih dari 45% responden memilih ‘lingkungan kerja yang suportif’ jadi indikator paling utama dalam sebuah pekerjaan yang ideal.
“Menurut lo, apakah gaji dan tunjangan yang besar berbanding lurus dengan kebahagiaan?”
Salah satu Civilions punya opini yang cukup menarik terkait pernyataan ini. Kira-kira bunyinya kayak gini:
“Gaji yang besar itu penting, namun kalau gaji besar tapi lingkungan kerja yang kurang sehat juga ga bagus sih menurut gua, bagi gua gaji yang cukup (untuk nabung, healing, dll) dan lingkungan kerja yang sehat sudah cukup,” ujar salah satu Civilions.
Dari fenomena ini, kita bisa sama-sama belajar kalo ternyata gaji yang gede nggak serta merta membuat pekerjaan lo terbilang ideal – apalagi memberikan kebahagiaan yang paripurna. Butuh lebih dari sekadar ‘angka’ untuk bisa memenangkan hati para pekerja di suatu perusahaan.
Lingkungan kerja yang suportif punya banyak manfaat dan kontribusi untuk menunjang kebahagiaan lo juga. Artinya, nggak cuma performa pekerjaan lo aja yang dinilai sama perusahaan, tapi juga kesehatan (terutama mental) lo pun didukung sama orang-orang yang ada di dalamnya.
Terlebih, ketika lo bekerja dengan rekan yang bisa memberikan lo kritik yang positif, lo bakal jadi lebih semangat bekerja dan membantu lo dalam mengurangi kadar stress terkait beban kerja. Lo jadi tahu hal apa yang perlu lo perbaiki dan lakukan ke depannya.
Kalo kata orang-orang sih, “Lingkungan menentukan kesuksesan”, dan gue setuju sama pernyataan ini. Jadi, carilah tempat kerja yang nggak bikin lo stress, kalo rekan nggak bisa membantu pekerjaan lo, setidaknya mereka nggak mengganggu performa lo dalam bekerja. Yang penting, nggak ada drama-drama antara sesama rekan kerja, Civs~ (*/)